Waspada, Lockdown Total di China Ganggu Kinerja Ekspor Indonesia
Merdeka.com - Terkendalinya virus corona di dunia bukan berarti pandemi sudah berakhir. Meningkatkan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan pandemi masih berlangsung.
"Walaupun sekarang masih ada 5.000-6.000 (kasus Covid-19), itu belum sepenuhnya hilang," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto di acara Kompas 100 CEO Forum 2022 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/12).
Sekarang ini, China sudah menerapkan kebijakan penguncian wilayah (lockdown) kembali karena kasus Covid-19 kembali meningkat. Kebijakan yang berlangsung selama 6 bulan ke depan dan bisa mengganggu rantai pasok.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa polisi China mengusur pedagang? Dia diberi imbauan agar tak berjualan di lokasi. Sebab, hal tersebut diungkap sang polisi dapat memicu kecelakaan bagi diri sendiri dan pengguna jalan raya lainnya. 'Anda tidak bisa berjualan semangka di sini. Ini bisa mengganggu lalu lintas,' terangnya.
-
Kenapa Mentan harus menunda perjalanannya ke China? 'Sebenarnya saya harus berangkat ke China. Tapi mendengar kabar, kami dengar kabar setelah keliling Padang, Sumatera Barat.' 'Kena musibah, termasuk pertanian jadi saya mundurkan. Insyaallah dalam waktu dekat mungkin paling lambat bulan depan, anggarannya sudah turun untuk Sumbar.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
"China menerapkan lockdown yang ketat dan ini dilakukan sampai pelabuhan sehingga terjadi disrupsi supply change," kata Airlangga.
Kondisi ini pun perlu diwaspadai Indonesia, sebab banyak komoditas unggulan Tanah Air yang tujuan utamanya di ekspor ke China. "Negara tujuan utama ekspor kita salah satunya China dan ini akan terganggu juga," kata doa.
Sebenarnya kebijakan yang dibuat Xi Jinping ini sudah tepat untuk mengendalikan penyebaran virus. Mengingat jumlah penduduk Republik Rakyat Tiongkok (RTT) ini sangat besar. Jika 5 persen penduduk China terpapar Covid-19, maka setidaknya ada 70 juta orang yang terinfeksi.
"Ini karena penduduk mereka besar. Kalau mereka 5 persen saja kena, itu lebih dari 70 juta. Angka itulah yang tidak mau muncul ke dunia," kata Airlangga.
Dampak Lain ke Masyarakat Dunia
Sehingga langkah yang diambil melakukan lockdown total. Hanya saja, kebijakan ini menimbulkan dampak lain bagi masyarakat dunia.
"Makanya mereka melakukan zero covid policy, tapi tentu kebijakan itu akan menimbulkan kesulitan bagi masyarakat," kata dia.
Mengetahui kondisi tersebut, sudah seharusnya Indonesia membuat strategi baru untuk bisnis ekspor. Komoditas Baja yang nilai ekspornya USD 20 miliar ini harus dicarikan negara tujuan baru. Sebab dari sebagian besar tujuan ekspornya China.
"Baja yang sudah mencapai di atas USD 20 miliar itu sepenuhnya negara tujuan ekspor terbesar hampir 40 persen itu ke China. Jadi kita harus berhati-hati ke sana," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaTak bisa dipungkiri, China merupakan negara mitra dagang terbesar Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaJokowi ingin RI tak mau kalah dan harus memperluas pasar produk lokalnya.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaAturan ini diklaim akan mematikan usaha jasa kurir dan logistik domestik yang berujung PHK buruh.
Baca SelengkapnyaSeluruhnya merupakan pengaturan barang impor yang berubah dalam waktu 6 bulan saja.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaLonjakan impor pada Mei 2024 menunjukkan adanya tantangan dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan industri dengan perlindungan produsen dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPurnawirawan Jenderal polisi bintang tiga itu juga mengatakan Jakarta akan dilanda impor besar-besaran yang akan berdampak langsung pada masyarakat.
Baca SelengkapnyaEkspor komoditas sawit ke Uni Eropa menurun menjadi 4,9 ton di 2020. Kemudian penurunan ekspor sawit terus terjadi di tahun 2022 menjadi 4,1 juta ton.
Baca Selengkapnya