WIKA catat laba kuartal I 2018 turun 30,14 persen menjadi Rp 171,22 M
Merdeka.com - PT Wijaya Karya (WIKA) mencatat penjualan Rp 6,26 triliun pada kuartal I 2018. Torehan tersebut mampu berkontribusi pada laba bersih perseroan yang mencapai Rp 171,22 miliar. Laba ini menurun 30,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang saat itu Rp 245,07 miliar.
Direktur Keuangan WIKA, A.N.S. Kosasih, menjelaskan bahwa di awal 2018 ini WIKA banyak melaksanakan investasi di jalan tol dan kawasan Transit Oriented Development (TOD) atau properti yang terhubung dengan infrastruktur transportasi publik yang dibangun WIKA sehingga terkesan margin WIKA menurun.
"Selain itu ada pula investasi jalan tol yang sudah selesai seperti jalan tol Soreang - Pasir Koja yang sudah diresmikan Presiden yang saat ini telah dioperasikan oleh WIKA dan tentunya belum melampaui payback period," ungkap dia dalam keterangannya, Rabu (2/5).
-
Bagaimana PT Timah mengalami kerugian? 'Penurunan produksi, harga jual menurun itu karena di pasar dunia itu oversupply,' sambung Virsal. Virsal mencatat ada sejumlah negara yang produksinya mengalami peningkatan. Salah satu yang disebut Malaysia karena produksinya mampu bertambah sepanjang 2023 lalu.
-
Apa penyebab kerugian PT Timah di tahun 2023? Virsal mengatakan penyebab terbesar kerugian tersebut karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan yang dicatatkan PT Timah Tbk ikut turun.
-
Kenapa PT Timah rugi tahun 2023? 'Produksi menurun ditambah parah lagi harga jual timah juga menurun sehingga pendapatan itu jomplang jauh sekali,' kata Virsal dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Jakarta, Selasa (2/4). Pada saat yang sama, kata dia, beban operasional perusahaan masih tetap tinggi. Sehingga ada perbedaam cukup besar antara pendapatan dan beban operasional tadi.
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Kenapa saham BRI naik 61,5 kali lipat? Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat apabila dibandingkan dengan harga pada saat IPO.
-
Kapan PT Timah rugi Rp450 miliar? Perusahaan berkode saham TINS ini mencatat rugi sekitar Rp450 miliar. Virsal mengatakan penyebab terbesar kerugian tersebut karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan yang dicatatkan PT Timah Tbk ikut turun.
Namun demikian, WIKA ditegaskan dalam posisi keuangan yang sangat sehat dan kondisi permodalan yang sangat kuat. "Kami sangat optimis bahwa di tahun 2018 ini kami bisa melampaui banyak rekor kinerja yang telah dicapai sebelumnya."
Dia menambahkan kas dan setara kas yang dimiliki Perseroan mencapai Rp 10,25 triliun atau meningkat 28,10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Total utang berbunga (interest bearing debt) perseroan tercatat sebesar Rp 12,25 triliun dan ekuitas sebesar Rp 14,73 triliun. Hal ini menunjukan rasio utang berbunga terhadap ekuitas dan net gearing ratio masing-masing hanya sebesar 0,83 kali dan 0,14 kali.
"Hal ini menunjukan bahwa posisi keuangan WIKA saat ini masih sangat sehat dan kuat," tegas Kosasih.
Direktur Utama WIKA Tumiyana meyakini bahwa performa WIKA akan semakin meningkat sejalan dengan semakin bertumbuhnya raihan kontrak baru Perseroan hingga pekan III April 2018.
Capaian terbesar datang dari sektor infrastruktur dan gedung dengan raihan kontrak Rp 8,18 triliun disusul sektor industri dengan Rp 2,07 triliun. Sementara itu, raihan kontrak dari sektor energi dan industrial plant menyumbang Rp 814,40 miliar dan sektor properti sebesar Rp 207,77 miliar.
"Raihan kontrak baru hingga pekan III April 2018 mencapai Rp 11,27 triliun atau hampir 20 persen dari target kontrak baru perseroan 2018. Kami yakin ini akan meningkat lebih cepat di kuartal-kuartal berikutnya.", demikian Tumiyana menjelaskan.
Dijelaskannya, kontribusi kontrak baru terbesar datang dari sinergi BUMN yang mampu menyumbangkan 54,31 persen dari kontrak baru di mana salah satu kontribusi terbesar adalah Proyek Pembangunan Flyover Teluk Lamong yang diinisiasi PT Pelindo III (Persero).
"Sementara itu 36,29 persen kontrak yang dikerjakan Perseroan berasal dari pihak swasta dan 9,40 persen berasal dari pihak pemerintah," tuntas Tumiyana.
Tumiyana percaya kepercayaan pasar terhadap WIKA akan terus bertumbuh sehubungan dengan brand WIKA yang semakin diakui sebagai brand terpercaya di dalam dan luar negeri.
Hingga April 2018, WIKA telah bekerjasama dengan negara-negara di Afrika termasuk Aljazair dengan proyek pembangunan 4.000 unit lodgement. Sementara itu, penjajakan juga dilakukan untuk pembangunan Smelter Timah di Nigeria, dan beberapa proyek lain di Namibia, Lesotho, Djibouti, Zambia, Kamerun, Afrika Selatan, Benin, dan Togo.
Reporter: Ilyas Istianur Praditya
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Astra tetap optimis kinerja sisa tahun 2024 tetap resilien.
Baca SelengkapnyaPenyaluran pembiayaan juga mengalami kenaikan sebesar 27,75 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaData OJK: Sisa Utang BUMN Karya ke Bank Himbara Tembus Rp78 Triliun
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca SelengkapnyaInflasi dan biaya hidup berdampak signifikan terhadap kebiasaan belanja konsumen. Ini berdampak pada keuangan Unilever Indonesia.
Baca SelengkapnyaTotal aset perusahaan per September 2023 tercatat sebesar Rp6,6 triliun atau meningkat 19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPerusahaan mencatat peningkatan penyaluran pembiayaan baru hingga akhir Desember 2023 sebesar Rp5,8 triliun, atau meningkat 28 persen.
Baca SelengkapnyaLaba bersih ini merupakan laba dari entitas induk. Jika dilihat secara laba keseluruhan, nilainya mencapai Rp72 triliun.
Baca SelengkapnyaPT Garuda Indonesia (Tbk) melaporkan kerugian sebesar USD76,38 juta pada Semester I– 2023.
Baca SelengkapnyaSecara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca SelengkapnyaVolume ekpor nikel tahun 2023 sebanyak 126,0 juta ton dan juga mengalami penurunan 14,06 persen secara bulanan.
Baca SelengkapnyaUnilever Indonesia juga mencatat penjualan bersih sebesar Rp38,6 triliun dengan peningkatan margin kotor sebesar 346 bps dibandingkan 2022.
Baca Selengkapnya