WTO Laporkan Perdagangan Dunia Masih Melemah di Kuartal III 2019
Merdeka.com - Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) melaporkan pertumbuhan volume perdagangan barang dagangan dunia kemungkinan akan tetap lemah pada kuartal ketiga tahun ini. Indikator perdagangan pada Mei menunjukkan angka 96,3.
"Barometer, sebelumnya World Trade Outlook Indicator, yang dirilis menunjukkan angka terbaru di 95,7, lebih rendah dari angka yang dirilis sebelumnya, menandakan bahwa pertumbuhan perdagangan yang lebih kuat belum terlihat," kata WTO seperti dikutip dari Antara, Jakarta, Jumat (16/8).
WTO mengatakan bahwa angka terbaru terus turun jauh di bawah nilai dasar 100 untuk indeks yang diganti namanya menjadi barometer. "Hilangnya momentum dalam perdagangan barang telah dikonfirmasi di kuartal sebelumnya di mana data resmi tersedia," kata WTO.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Kenapa Mendag optimis target perdagangan tercapai? “Indonesia dan Selandia Baru memiliki target nilai perdagangan sebesar NZD 4 miliar pada 2024. Saya optimistis target tersebut dapat tercapai karena tren nilai perdagangan kedua negara selalu tercatat tumbuh positif,“ kata Mendag Zulkifli Hasan.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa penjualan Toyota turun? Ia berpendapat bahwa terdapat tiga faktor penyebab, yaitu ketidakseimbangan antara peluncuran produk baru dan pertumbuhan pasar yang stagnan, pengaruh pemilu, serta menurunnya daya beli masyarakat.
Barometer menunjukkan bahwa ekspansi di bawah tren perdagangan barang akan bertahan dalam beberapa bulan mendatang.
Indeks angkutan udara internasional (91,4) dan komponen elektronik (90,7) menunjukkan penyimpangan yang paling substansial dari tren, dengan angka jauh di bawah rilis sebelumnya.
Indeks untuk pesanan ekspor (97,5), produksi dan penjualan mobil (93,5) dan bahan baku pertanian (97,1) semua tetap di bawah tren meskipun mereka menunjukkan beberapa tanda-tanda telah keluar dari posisi terbawah. Hanya indeks untuk pengiriman peti kemas (99,0) yang mendekati nilai awal 100.
Pada Juli, laporan pertengahan tahun Direktur Jenderal WTO, Roberto Azevedo, menggaris bawahi bahwa arus perdagangan terpukul oleh berlanjutnya pembatasan baru menjadi berada pada tingkat tertinggi secara historis antara pertengahan Oktober 2018 dan pertengahan Mei 2019.
"Ketegangan yang mengarah pada hambatan perdagangan yang lebih tinggi dan ketidakpastian yang lebih besar, menimbulkan risiko penurunan signifikan terhadap prakiraan pertumbuhan perdagangan," kata WTO.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaTren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaPerekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, masih menunjukkan kinerja yang lemah
Baca SelengkapnyaMeskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaEkonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca SelengkapnyaTren perlambatan ini menjadi perhatian mengingat kondisi ekonomi global yang masih penuh tantangan, seperti ketidakpastian pasar dan perlambatan.
Baca SelengkapnyaRealisasi ekspor pada Oktober ini justru mengalami penurunan sebesar 10,43 persen jika dibandingkan pada Oktober 2022.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata 4,9 persen selama 2024-2026.
Baca SelengkapnyaEkonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.
Baca Selengkapnya