Yasa Singgih, Usia 20 Tahun Sudah Punya Perusahaan Men\'s Republic
Merdeka.com - Tidak pernah ada istilah terlalu muda untuk kaya. Ini yang dipegang teguh oleh Yasa Singgih, pendiri Men's Republic, anak muda yang berhasil menjadi miliuner.
Yasa merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Sepanjang usia anak-anak, Yasa banyak menghabiskan waktunya untuk bermain saat masih bersekolah.
Dia menyelesaikan sekolah dasarnya di SD Ananda. Namun saat dia duduk di bangku SMP, ayahnya, Surya Dharma, terkena serangan jantung sehingga harus melakukan operasi untuk memasang ring.
-
Bagaimana ketua OSIS itu meninggal? Beberapa orang berhasil naik kembali ke bibir kolam untuk mematikan saklar listrik kolam. Namun, nyawa Fajar tidak tertolong.
-
Bagaimana cara anak itu meninggal? Antropologi fisik di lokasi menyatakan bocah itu berusia 10 tahun saat meninggal dengan gigi terkikis dan tanda-tanda infeksi didalam mulutnya.
-
Apa yang dilakukan orang tua murid ke anak Andika? Sang putra, mendapat makian dari salah satu orangtua siswa karena masalah sepele terkait mainan.
-
Kenapa ketua OSIS itu meninggal? Saat berada di dalam kolam, Fajar mengalami masalah pada kakinya. Ia mengaku kram sehingga kesulitan untuk kembali ke permukaan. Padahal, Fajar sedang terkena setrum listrik dari dalam kolam.
-
Siapa yang gugur di halaman sekolah? Seorang pemuda TRIP bernama Moeljadi meninggal dunia di halaman sekolah dalam perjuangannya mempertahankan kemerdekaan RI.
-
Kenapa Syaki digendong oleh ayahnya? Saat di pelaminan, kejadian lucu terjadi ketika Syaki menangis tersedu-sedu saat digendong oleh ayahnya.
Sang ayah enggan melakukan operasi karena merasa akan mengeluarkan biaya besar. Dia lebih memilih menggunakan uang pengobatannya untuk membiayai pendidikan anak-anaknya, termasuk Yasa.
Kejadian itu membuat Yasa mulai berpikir untuk mencari penghasilan sendiri. Dia kemudian nekat mencoba melamar menjadi pembawa acara atau MC (Master of Ceremony) baik di acara-acara ulang tahun ataupun acara lain.
Saat merintis sebagai MC, usia Yasa masih 15 tahun. Namun dia cukup piawai menjalani profesi MC. Dalam sehari, dia sudah bisa tampil di 3 acara berbeda dengan honor mencapai Rp350.000 setiap acara.
Teruskan Pendidikan
Yasa kemudian meneruskan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) di Regina Pacis. Di masa ini, Yasa semakin giat untuk berbisnis. Setelah menjadi MC, dia mulai mencoba berbisnis lampu hias yang dia jalani selama enam bulan. Namun, usaha itu tidak berjalan lancar karena belum memiliki pengalaman yang cukup.
Yasa kemudian beralih ke bisnis jualan kaus. Dia pun menghubungi temannya yang memiliki usaha konveksi. Namun saat itu dia belum memiliki desain baju.
Selama beberapa hari dia terus belajar membuat desain, namun karena kepepet, Yasa akhirnya nekat membuat desain baju dengan aplikasi Microsoft Word. Setelah kaus yang dia pesan jadi, dia akhirnya mencoba menjualnya. Namun dari 24 kaus yang dibuat hanya terjual dua buah kaus saja di mana salah satunya dibeli oleh sang ibu.
Meskipun kausnya tidak laku, dia tidak kapok berbisnis. Dia kemudian pergi ke pasar Tanah Abang untuk mencari kaus untuk dijual. Dia membeli berlusin-lusin kaus dan membawanya pulang ke rumahnya.
Yasa kemudian mulai menjual lusinan kausnya tanpa disertai strategi marketing yang bagus. Sedikit demi sedikit kausnya mulai banyak yang terjual. Ia akhirnya berhasil menutupi modal jualannya.
Bisnis Minuman
Setelah punya cukup modal, Yasa mulai berbinis minuman dengan membuka kedai yang ia namakan ‘Ini Teh Kopi’. Usahanya ini berkembang dengan cepat. Bahkan dia berani membuka cabang di Mal Ambasador. Namun, dia merugi mencapai seratus juta rupiah.
Setelah itu, dia menghentikan semua aktivitas usahanya untuk berfokus pada ujian nasional. Setelah lulus SMA, Yasa Singgih kembali terjun ke dunia bisnis dengan persiapan yang matang.
Kali ini, dia berfokus jualan aneka produk pria. Dia memilih nama Men’s Republic sebagai nama brand-nya. Untuk itu, dia bekerja sama dengan pabrik sepatu di Bandung sebagai suplier produknya. Kali ini strategi bisnisnya disertai dengan perencanaan bisnis yang matang.
Produknya dia jual di kisaran harga Rp195.000-Rp390.000 dengan menyasar kalangan anak muda. Dia menjual produknya secara online.
Dirikan PT Paramitha Singgih
Meskipun tidak memiliki pabrik pembuatan sepatu, Yasa berhasil menjual sepatunya hingga 500 pasang sepatu per bulan dengan omset mencapai ratusan juta.
Kesuksesan di usia muda membuat nama Yasa Singgih masuk dalam daftar 30 anak muda di Asia di bawah umur 30 tahun yang memberi perubahan di dunia retail dan e-commerce.
Di usia 20 tahun, dia sudah memiliki perusahaan sendiri dengan nama PT Paramitha Singgih yang menaungi brand Men’s Republic.
Di sela-sela kesibukannya sebagai pengusaha muda, Yasa Singgih juga biasa hadir di berbagai seminar kewirausahaan sebagai pembicara atau narasumber. Selain itu ia juga menulis buku berjudul ‘Never Too Young To Become A Billionaire‘ yang menceritakan pengalaman sebagai pengusaha muda. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini potret masa muda Agus Subiyanto, KSAD baru yang gantikan Jenderal Dudung.
Baca SelengkapnyaPotret bangunan Sekolah Dasar (SD) yang digagas oleh Jenderal Ahmad Yani di dekat kediaman orang tuanya.
Baca SelengkapnyaBerbekal kesungguhan dan keyakinan, nyatanya ternak yang dijalaninya membuahkan hasil tak terduga. Ia sukses menjadi seorang peternak entok muda.
Baca SelengkapnyaDi balik kemegahannya, ternyata masjid tersebut merupakan gagasan dari ayah seorang pensiunan jenderal TNI Angkatan Udara.
Baca SelengkapnyaSepeninggal sang ayah, dia dan saudaranya hanya hidup dari uang pensiunan.
Baca SelengkapnyaPria ini ceritakan perjalanan hidupnya dari kecil hingga kini jadi pengacara, pernah tangani kasus Sambo.
Baca SelengkapnyaBerikut Merdeka rangkum kenangan AHY saat masih jadi prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaAksi bocah baru lulus SD jualan tahu bulat keliling ini viral, banjir simpati.
Baca SelengkapnyaPerjuangan yang luar biasa sudah dilakukannya sedari dirinya kecil. Semua cerita ini diungkapkan oleh sang ibunda, Farida Hanum Matondang belum lama ini.
Baca SelengkapnyaPendidikannya sempat terhenti setelah sang ayah meninggal dunia
Baca Selengkapnya