YLKI: Pengaduan paling tinggi soal belanja online, perbankan nomor dua

Merdeka.com - Kemajuan teknologi semakin memudahkan manusia. Namun, di balik kemudahan tersebut juga banyak kejahatan baru yang tercipta, salah satunya adalah penipuan online dan kejahatan sektor perbankan.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengatakan, bahwa sejak belanja online menjadi sebuah gaya hidup masyarakat kekinian, pengaduan terkait penipuan pun ikut meningkat.

"Dari data pengaduan YLKI satu sisi belanja online makin marak banyak akses banyak produsen yang diuntungkan. Tapi 3 tahun terakhir ini pengaduan belanja online meningkat tajam," kata Tulus dalam sebuah acara diskusi di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (12/7).

YLKI mencatat, selain pengaduan penipuan online aduan lainnya yang paling tinggi adalah dari sektor perbankan.

"Bahkan di YLKI pengaduan online paling tinggi menyundul pengaduan dari sektor perbankan, perbankan juga banyak diajukan. Pengaduan perbankan 5 tahun terakhir paling tinggi tapi kemudian 3 tahun terakhir di sundul oleh pengaduan masalah belanja online," ujarnya.

Sebagian besar, aduan mengenai perbankan adalah terkait lambatnya penanganan dari pihak perbankan. Dia menegaskan bahwa YLKI menyayangkan adanya kelambatan respon keluhan dari kedua sektor tersebut. "Yang kita sayangkan adalah lambannya respon pengaduan," tutupnya.

Selain itu, Tulus menyebutkan bahwa kejahatan di sektor perbankan semakin canggih. Dia berharap Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) yang diluncurkan pemerintah beberapa bulan ke belakang bisa menjadi solusi mutakhir.

"Dan kejahatan di perbankan semakin banyak dan semakin canggih. GPN harus mengantisipasi agar tidak terjadi pembobolan transaksi atau pembobolan rekening sehingga bisa menambah kepercayaan konsumen." (mdk/idr)