Bulan Gus Dur, berita langit, dan Opik

Merdeka.com - Redaksi merdeka.com pada bulan Desember ini membuat laporan khusus selama sebulan, dengan tulisan tematik mengenai Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal Gus Dur . Dia presiden RI ke-4 yang tidak sampai menyelesaikan jabatannya hingga 5 tahun, kemudian digantikan wakilnya, Megawati.
Pilihan atas tematik itu, adalah karena Gus Dur meninggal pada bulan Desember pada tahun 2009 yang lalu. Ini bukan kali pertama kami membuat laporan khusus selama sebulan penuh. Sebelumnya ada bulan Soeharto dan bulan Soekarno. Masing-masing diambil pada bulan dimana mereka memiliki hari-hari yang bermakna.
Ketika pertama kali Redaktur Eksekutif Titis Widyatmoko mencetuskan Bulan Soekarno lalu dilanjut Bulan Soeharto, pengaksesnya banyak. Komentarnya positif. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak sekadar memerlukan berita-berita yang gres dan fresh atau dikenal dengan breaking news atau update news belaka. Berita-berita yang bersifat kejadian — seperti gunung meletus, kapal tenggelam, pesawat jatuh, keputusan hakim kontroversial, atau dedengkot mahkamah diciduk KPK —, penting untuk memahami situasi faktual dan aktual.
Berita-berita gres itu sudah menjadi bagian penting dari redaksi kami. Informasi dari TKP langsung dikejar, dianalisa, disajikan seapik-apiknya dan selengkap mungkin. Oleh sebagian pihak, berita-berita gres itu bagai berita yang jatuh dari langit. Dikeroyok bareng-bareng, tinggal siapa yang paling canggih melaporkannya, itulah yang mendapat penghargaan dari pembaca.
Namun, apakah pembaca cukup dengan berita gres semata. Merdeka.com sebagai media online yang hidup di era sosial media, menyadari bahwa kemauan pembaca itu lebih dari sekadar berita gres. Pembaca membutuhkan informasi yang mendalam, memiliki konteks, dan memiliki kekuatan informasi yang melatarbelakangi, salah satunya latar belakang sejarah yang kuat. Di dalam sejarah, biasanya menyelip makna-makna positif yang bisa diambil pelajaran.
Di era sosial media, kami menyadari semakin hidup orang-orang dalam kelompok yang kian terbuka, seperti komunitas hobi, komunitas kelompok diskusi, yang membicarakan soal Soekarno, Soeharto, olahraga motor gede, hingga komunitas Gus Dur yang juga dikenal dengan Gusdurian. Mereka memiliki informasi yang luas, dan perlu untuk disampaikan ke pihak lain. Kelompok-kelompok komunitas dengan peminatan yang fokus dan tajam tersebut, sering dekat dengan objek yang dibahasnya. Misalnya Gusdurian dekat dengan keluarga Gus Dur mulai dari istrinya Shinta Nuriyah, anaknya Yenny Wahid, sampai keluarga di Jombang.
Untuk alasan itulah, maka merdeka.com secara konsisten mengeluarkan laporan-laporan tematik. Laporan tematik sering dikeluarkan secara mingguan, terutama pada hari Sabtu dan Minggu. Tidak harus laporan tentang info terkini, tetapi ada info lawas yang kita dalami lebih jauh dengan pendekatan lapangan dan pustaka. Pembaca menuntut informasi tidak sekadar essay kering, tapi juga pustaka dan data yang menarik. Dan, itu sudah kita lakukan agar pembaca mendapatkan informasi yang lebih berarti dan menjadi lebih pintar bersama — Let’s be smart.
Ditunjuk sebagai komandan adalah Mohammad Taufik untuk mengoordinasikan laporan-laporan ini dari berbagai sumber dan hingga menyajikannya ke publik. Mengapa dipilih Taufik (Opik), karena mantan wartawan investigasi Tempo ini selain seorang santri juga pernah mendapat tugas lama di wilayah Jombang (Jatim), tempat keluarga besar Gus Dur berada. Opik memiliki kedekatan dengan beberapa sumber penting di simpul-simpul pondok di Jombang.
Pembaca atau pengakses merdeka.com yang kami hormati, sebagai lembaga media, dengan ilmu-ilmu jurnalistik yang kental, kami tentu saja tidak cukup memberikan Anda dengan informasi yang cuma 5W1H semata. Namun, kami harus memberikan lebih, informasi yang mendalam bukan yang hanya mengandalkan berita dari langit. Maka, selamat menikmati laporan kami: Bulan Gus Dur .
(mdk/mdk)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya