Profil
Aberson Marle Sihaloho
Aberson Marle Sihaloho adalah politikus yang dikenal jujur, konsisten dan berani selama eksistensinya di dunia perpolitikan Indonesia. Tumbuh bersama Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan Soekarno pada 1920-an, kemudian setelah PNI dilebur dengan partai politik lain di era Orde Baru Aberson melanjutkan dedikasinya di Partai Demokrasi Indonesia (PDI), Aberson muda yang vokal pun sempat ditahan dan diadili akibat terlibat kerusuhan dan dituduh menghina Presiden Soeharto.
Politisi liberal ini pernah menjadi presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan pengurus Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jakarta pada periode 1959-1965. Beliau adalah orang pertama yang mencalonkan Megawati sebagai Presiden RI menggantikan Soeharto, walaupun hal itu sangat beresiko mengingat pada saat Soeharto masih berkuasa, rezim Orde Baru sangatlah represif. Aberson juga pernah diajukan ke pengadilan karena dituduh menghina Presiden Soeharto dan terlibat dalam kerusuhan tanggal 27 Juli 1996. Beliau juga dikenal sebagai tokoh yang sangat teguh membela konstitusi, bahkan beliau sangat hapal pasal dan ayat-ayat beserta penjelasan UUD 1945.
Mantan Sekjen III DPP PNI, Wasekjen PDI, Ketua DPP PDI, dan Ketua DPP PDIP 1996-2000 ini memiliki pengalaman yang sangat panjang di parlemen, terutama di bidang anggaran. Sebagai figur yang konsisten, jujur, dan memiliki integritas pribadi tinggi, ia sangat disegani oleh rekan-rekannya. Pendapat-pendapatnya pun tak jarang menuai kontroversi seperti saat beliau menyatakan bahwa di panggung politik Indonesia sekarang kelompok konservatif (para caleg di DPR dan DPRD) lebih mewakili kepentingan partai politiknya sendiri ketimbang konstituennya. Karena itu Aberson yang seorang liberalis lalu menyeberang menjadi caleg DPD dengan alasan jika menjadi caleg DPD Jakarta, ia merasa lebih bebas dan bertanggung jawab terhadap konstituen yang diwakilinya.
Beliau wafat pada tanggal 12 Oktober 2006 akibat gangguan pada saluran pencernaan air besar. Selain dikenang sebagai politikus handal, beliau juga dikenal aktif di gereja, terutama di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Oleh: Swasti