Profil
AC Manullang
Nama seorang AC Manullang sudah sering terdengar di telinga kita, terutama saat sedang marak kasus terorisme dan kriminalitas kelas kakap. Contohnya saat terjadi insiden penyerangan Jemaat Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang dan kerusuhan di Temanggung, Jawa Tengah pada tahun 2011 lalu. AC Manullang mengindikasi adanya kejanggalan-kejanggalan dalam kedua kasus terorisme dan kerusuhan massal tersebut, karena pola operasi dan pergerakan masa yang serapi itu hanya mungkin dirancang oleh kepolisian, TNI, atau BIN. Lebih jauh lagi, beliau menyatakan tidak kaget kalau ternyata desain kerusuhan-kerusuhan tersebut adalah "pesanan" dari Jakarta.
AC Manullang juga vokal menyuarakan pendapatnya tentang kebijakan otonomi daerah. Menurut pakar intelijen ini, kebijakan otonomi daerah bisa dikatakan tidak membawa perubahan yang positif dan malah memperburuk kondisi bangsa akibat adanya penguasa-penguasa baru.
Pada awal tahun 2011, AC Manullang menyatakan dukungannya atas pembahasan RUU tentang Intelijen Negara yang ia harapkan akan menjadi payung hukum yang kokoh bagi badan intelijen. Tentu pendapat dan dukungan beliau ini sangat signifikan mengingat sepak terjangnya sudah terbukti. Juga pada saat beliau menyuarakan pendapatnya yang anti-Amerika Serikat. Menurutnya, Amerika Serikat memandang bahwa Indonesia berpotensi menjadi negara terkuat di dunia bila seluruh penduduknya bersatu sehingga berencana untuk menjadikan negara kita sebagai target strategi globalisasi AS. Namun beliau yakin strategi AS tak akan berhasil mengingat banyak negara di dunia yang tak akan tinggal diam melihat Indonesia berada di bawah kendali negara super power tersebut. Hal ini, tandasnya, karena politik globalisasi sudah berubah dari bipolar (AS-Rusia) menjadi multipolar (internasional).
Oleh: Swasti