Profil
Ali Ghufron Mukti
Prof. dr Ali Ghufrom Mukti M.Sc.,Ph.D. adalah seorang wakil menteri kesehatan Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu dan juga pejabat sementara Menteri Kesehatan Republik Indonesia menggantikan Endang Rahayu Sedyaningsih yang wafat pada tahun 2012. Dia digantikan oleh Nafsiah Mboi menjadi Menkes Republik Indonesia pada tahun yang sama. Pakar Jamkesmas ini juga merupakan Dekan fakultas kedokteran Universitas Gadjah Mada termuda yang menjabat pada usia 46 tahun.
Awalnya Jamkesmas pertama kali dilakukan di daerah Yogyakarta yang kemudian diadopsi pemerintah pusat untuk dilaksanakan secara nasional. Lahirnya Jamkesmas ini tidak lepas dari rasa kepedulian Ali Ghufron terhadap kesehatan masyarakat, yang dipeloporinya saat ia menjadi Ketua Pengelola Gama Medical Center (GMC). Peraih master di bidang Tropical Hygiene (Epidemiology) dari University of Mahidol, Bangkok, Thailand dan doktor di bidang kesehatan masyarakat di Universitas Newcastle, Australia ini pun berharap program kesehatan yang dibuatnya bisa berjalan dengan baik khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik dengan catatan orang kaya harus tetap membayar. Ghufron sangat getol memperjuangkan sistem pelayanan masyarakat ini. Sebagai pemrakarsa yang ikut berperan menggodok konsep Jamkesmas dan Jamkesda itu. Dia juga menjadi salah satu penyokong pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Terpilinya Ghufron sebagai Wakil Menteri Kesehatan, tidak lepas dari pemikiran-pemikiran yang dicetuskannya seperti Jamkesmas dan keahlian masalah pembiayaan kesehatan. Selain itu, saat menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UGM, dia tergolong berhasil membawa Fakultas Kedokteran UGM masuk dalam Top World University. Menempati urutan ke-103 dari sekitar 1.000 fakultas kedokteran di dunia dari sebuah lembaga survei, Time Higher Education Survey (THES)-QS World University Rankings 2009 untuk kategori bidang ilmu Life Sciences and Biomedicine.
Prestasi yang membanggakan ini bagi Fakultas Kedokteran UGM yang diraih selama tiga tahun berturut-turut tidak lepas dari terobosan-terobosan yang dilakukan pria 50 tahun tersebut. Diantaranya melakukan perubahan, dengan memperbesar pemberian insentif dan perbaikan SDM di fakultas tersebut. Selain itu meningkatkan proses pembelajaran dan penambahan keahlian bagi lulusan dokter. Serta manajemen pengelolaan yang lebih akuntabel, partisipatif dengan memanfaatkan teknologi informasi kepada staf pengajar, tenaga kependidikan, dan mahasiswa.
Riset dan analisis oleh Vizcardine Audinovic