Profil
Alimarwan Hanan
Alimarwan Hanan lahir tanggal 12 Maret 1947 di Uludanau, Sumatera Selatan dan pendidikannya ditempuh di Sumatera Selatan. Setelah menyelesaikan pendidikannya di SMP Muhammadiyah, Baturaja tahun 1964 Alimarwan Hanan melanjutkan ke Pendidikan Guru Agama (PGA) A Lengkap Palembang dan lulus tahun 1967. Fakultas hukum menjadi pilhannya saat kuliah di Universitas Sriwijaya, Palembang hingga Tahun 1984.
Sebelum menyelesaikan kuliahnya pria kelahiran bumi Sriwijaya ini sudah bekerja di dunia pendidikan sesuai dengan Pendidikan Guru Agama yang pernah diambilnya, tahun 1969 dia bekerja sebagai guru agama SDN 70 Palembang selama satu tahun dan tahun 1971 kembali menjadi guru agama senior minister farmasi Palembang sampai tahun 1976 kemudian Alimarwan Hanan bekerja di Kantor Departemen Agama seksi pendidikan agama Islam dari tahun 1976 sampai tahun 1981. Dari dunia pendidikan Alimarwan terjun ke dunia politik dan pemerintahan sebagai Fraksi Partai Pembangunan DPRD I, Sumatera Selatan tahun 1977 hingga1987 dan dipercaya menjadi Wakil Ketua Fraksi Persatuan Pembangunan DPRD I, Sumatera Selatan selama 5 tahun sejak tahun 1987. Karier Alimarwan Hanan di dunia pemerintahan terus meningkat ke tingkat nasional, tahun 1992 dipercaya menduduki kursi Wakil Sekretaris Fraksi Persatuan Pembangunan DPR/MPR RI di tahun 1992-1997, setelah 5 tahun menjadi Anggota Fraksi Persatuan Pembangunan DPR/MPR RI tahun 1997-1999 saat pemerintahan Presiden Megawati, Alimarwan Hanan berdiri di jajaran Kabinet Gotong Royong sebagai Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah tahun 2001 hingga tahun 2004.
Pada tahun 2006 setelah tak lagi menjabat sebagai Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Alimarwan Hanan sempat tersandung masalah hukum dan dipanggil KPK untuk pemeriksaan kasus dugaan korupsi dana bantuan bergulir untuk koperasi perikanan di Jawa Timur tahun anggaran 2003-2004. Pada tahun 2007 juga diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi di Gedung KPK, Jakarta sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi dana non budgeter Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Hal tersebut terkait dengan dana bantuan yang pernah diberikannya kepada DKP antara tahun 2002-2003 praktek lapangan mahasiswa IPB dalam pembuatan tambak udang percontohan di Lampung. Alimarwan Hanan menyatakan bahwa dana bantuan itu berasal dari uang pribadinya. Meskipun begitu pengeluaran dana tersebut tercatat dalam dalam kas nonbujeter DKP yang berasal dari eksternal.
Di usianya yang ke 63 tahun Alimarwan Hanan juga telah menyelesaikan disertasi dan tinggal menghadapi sidang terbuka untuk meraih gelar doktor di Universitas Padjadjaran untuk ilmu pemerintahan tetapi pada minggu 7 November 2011 pukul 03.45 Alimarwan Hanan meninggal di RS MNC Kuningan Jakarta karena panyakit ginjal yang dideritanya dan dimakamkan di tanah kelahirannya Palembang, tepatnya di Taman Makam Pahlawan Kebun Bunga, Palembang
Pepatah ‘Jangan seperti ketimun bungkuk’ kerap sekali diucapkannya untuk mengingatkan agar manusia bisa memberikan manfaat pada lingkungannya, tidak seperti ketimun bungkuk yang hanya digunakan sebagai penambah berat timbangan. Pepatah lain yang sering digunakan ‘Jangan Berlindung di Balik Ilalang Sebatang’ untuk menyindir orang-orang yang menyimpan maksud tersembunyi di balik tindakan yang dilakukan.
Riset dan analisa oleh Eko Setiawan