Andhika Pratama Ceritakan Penyakit yang Diderita Ibunda Ussy Sulistiawaty Sebelum Meninggal Dunia
Andhika Pratama menyampaikan bahwa Nilla Rosita, ibu Ussy Sulistiawaty, telah menderita penyakit ginjal selama empat tahun terakhir sebelum meninggal dunia.
Andhika Pratama menceritakan tentang kondisi kesehatan ibunya, Nilla Rosita, yang merupakan almarhumah Ussy Sulistiawaty, yang telah pergi untuk selamanya. Dia menjelaskan bahwa selama empat tahun terakhir, mendiang menderita penyakit ginjal.
Andhika menambahkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, kondisi kesehatan ibunya mengalami fluktuasi, sehingga harus dirawat di rumah sakit. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, ibunda Ussy Sulistiawaty sempat dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya yang kembali memburuk.
- Andhika Pratama Sangat Kehilangan Ibunda Ussy Sulistiawaty: Saya Hormat Seperti Ibu Saya di Malang
- Saking Dekatnya, Andhika Pratama Sebut Ussy dan Almarhumah Ibunda Sangat Mirip
- Potret Andhika Pratama Ungkap Alasan Ibu dan Adik Ussy Sulistiawaty Dimakamkan Satu Liang Lahat
- Penuh Isak Tangis, Potret Pemakaman Ibu Ussy Sulistiawaty - Andhika Pratama Antar ke Liang Lahat
“Mama memang udah lumayan lama sakitnya kurang lebih 4 tahun ya. Memang kondisi beberapa bulan terakhir ini yang naik turun. Jadi sempat masuk RS beberapa kali,” ungkap Andhika Pratama di rumah duka yang terletak di Kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada hari Selasa (10/12/2024).
Dia juga menambahkan, “Dan yang terakhir ini memang sebelum beliau wafat ada di rumah sakit karena kondisinya kembali nggak stabil, karena penyakit ginjal yang udah lama dialami.”
Menerima Kabar Buruk dari Rumah Sakit
Pagi ini, Andhika melanjutkan ceritanya, ia dan Ussy masih berada di rumah saat menerima kabar buruk dari rumah sakit mengenai kondisi ibu mertuanya yang tiba-tiba memburuk.
"Enggak lama kemudian pas kita udah di jalan, kita dikabarin mama udah wafat. Tadi pagi sekitar jam 05.15 WIB, karena yang nemenin di sana kebetulan bapak, sama ada salah satu perawat, sama orang rumah. Ada tiga orang yang nemenin," jelasnya.
Andhika mengungkapkan rasa duka yang mendalam atas kehilangan tersebut. Ia menjelaskan bahwa saat itu, mereka sedang dalam perjalanan ketika menerima berita tragis tentang wafatnya ibu mertua.
Momen tersebut menjadi sangat berat bagi mereka, terutama karena kondisi yang mendadak dan tidak terduga. Dukungan dari anggota keluarga dan perawat di rumah sakit sangat berarti di saat-saat sulit ini. Keluarga memang menjadi kekuatan utama dalam menghadapi cobaan seperti ini.
Benar-benar Harus Dipantau
Andhika menjelaskan bahwa beberapa hari yang lalu, almarhumah sempat tersesat namun masih bisa diajak berkomunikasi. Pada saat itu, mendiang meminta untuk pulang, dan dokter memberikan izin untuk menjalani perawatan jalan.
"Tapi benar-benar harus dipantau, beberapa hari sekali harus kembali ke rumah sakit. Beberapa hari ini Ussy juga sudah siapkan satu kamar di rumah ini untuk ditempatkan buat mamah plus dengan perawat sudah dipikirin tempat tidurnya apa segala macam," kata Andhika.
Ia menambahkan bahwa penting untuk menjaga kesehatan almarhumah dengan melakukan pemantauan secara berkala. Ussy pun telah mempersiapkan segala sesuatunya di rumah agar mendiang merasa nyaman selama masa perawatan. Dengan adanya perawat yang siap membantu, diharapkan proses pemulihan bisa berjalan lebih baik. Keputusan untuk merawat di rumah ini juga menunjukkan betapa besar perhatian keluarga terhadap kesejahteraan almarhumah.
Ibunda Ussy Sulistiawaty Sudah Berpulang ke Rahmatullah
Takdir ternyata membawa cerita yang berbeda. Sebelum kamar itu sempat dihuni, ibunda Ussy Sulistiawaty sudah berpulang ke rahmatullah. Jenazah ibunya dimakamkan dalam satu liang dengan putra bungsunya, yang telah meninggal setahun sebelumnya.
"Ternyata takdir bilang berbeda. Kalau pesen sih itu aja dia nggak mau dimakamin jauh-jauh dari adiknya Ussy yang satu setengah tahun lalu meninggal," ucap Andhika Pratama.
Kepergian ibunda Ussy membawa duka yang mendalam bagi keluarganya. Momen tersebut menjadi pengingat akan pentingnya menjaga hubungan keluarga dan saling mendukung di saat-saat sulit. Dalam tradisi yang ada, pemakaman dalam satu liang menjadi simbol kedekatan dan kasih sayang di antara anggota keluarga.
Andhika Pratama menegaskan bahwa keinginan almarhumah untuk dimakamkan dekat dengan anaknya adalah bentuk cinta yang abadi. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan keluarga meskipun dalam keadaan yang menyedihkan.