Ikang Fawzi dan D'paken Band Luncurkan Lagu 'Rindu Tiada Bertepi' Sebagai Ungkapan Kehilangan Orang Tercinta
Lagu ini merupakan wujud dari perasaan yang mendalam, khususnya bagi Ikang yang baru saja merasakan kesedihan setelah ditinggal oleh istrinya.
Ikang Fawzi kembali menunjukkan keberadaannya di dunia musik Indonesia dengan berkolaborasi bersama D'paken Band. Proyek kolaborasi ini melahirkan lagu berjudul Rindu Tiada Bertepi, yang mengangkat tema kesedihan akibat kehilangan orang terkasih.
Lagu ini menjadi medium untuk mengekspresikan emosi yang mendalam, terutama bagi Ikang yang baru saja merasakan duka setelah ditinggal oleh istrinya, Marissa Haque, pada 2 Oktober 2024.
- Pedangdut Ira Swara Alami Kebangkrutan dan Kembali ke Dunia Musik Demi Bertahan Hidup
- Masih Berduka, Ikang Fawzi Tetap Manggung Usai 9 Hari Kepergian Marissa Haque
- Cerita Band Slank 'Turun Gunung' dan Dukung Ganjar-Mahfud: Indonesia Sedang Tak Asyik-Asyik Saja
- Iwan Fals Kondangan Sunatan di Depok, Suasananya Langsung Berubah jadi Konser Lagu 'Kemesraan'
"Rindu Tiada Bertepi" ditulis oleh salah satu anggota D'paken Band yang juga mengalami kehilangan, sehingga menambah kedalaman makna lagu tersebut.
Ikang Fawzi menyatakan bahwa lagu ini sangat berarti baginya, "Lagu ini sangat bermakna bagi saya karena ada persamaan perasaan kehilangan dengan orang yang kita cintai," tuturnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, pada hari Jumat (1/11/2024).
Pop Melayu
D'paken adalah sebuah band yang berasal dari Palembang, terdiri dari dua anggota, yaitu Asep yang berperan sebagai vokalis dan gitaris, serta Ken yang menjabat sebagai drummer.
Mereka menghadirkan nuansa musik pop Melayu yang khas dalam lagu ini, yang mencolok jika dibandingkan dengan genre pop rock yang biasanya dinyanyikan oleh Ikang. Meskipun genre ini terasa asing bagi Ikang, ia tetap percaya bahwa lagu tersebut dapat menyampaikan rasa rindunya yang mendalam.
"Ini bukan genre saya, tapi saya menghargai kesenduan di lagu ini, mengurangi kerinduan terhadap orang yang kita sayangi," ungkapnya.
Kolaborasi bersama D'paken Band memberikan pengalaman yang berharga bagi Ikang. Dalam setiap proses kreatif, Ikang berupaya untuk menyanyikan lagu tersebut dengan gaya khasnya sendiri, sehingga tercipta harmoni yang unik.
“Sebenarnya saya selalu menghargai perbedaan genre. Semua genre bagus, kebetulan saja saya lebih suka pop rock. Tapi saya izin dulu, saya nyanyi dengan cara saya sendiri. Perbedaan itu jadi enak dilihat dan didengar,” kata Ikang.
Dengan pendekatan ini, Ikang menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan dalam genre musik, kolaborasi tetap dapat menghasilkan karya yang indah dan menyentuh hati.
Kolaborasi
Ken, salah satu anggota D'paken Band, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini memiliki makna yang sangat dalam baginya. Ia baru saja mengalami kehilangan orangtua, sehingga bisa merasakan kesedihan yang dialami oleh Ikang.
"Awalnya enggak percaya ya, kita tahu Om Ikang baru kehilangan. Aku juga kehilangan orangtua, jadi kita coba," ungkap Ken.
Ikang menjelaskan bahwa lagu ini lebih dari sekadar kolaborasi musik; ia merupakan perjalanan emosional yang dapat dipahami oleh siapa saja yang pernah merasakan kehilangan.
"Kolaborasi ini menjadi berarti karena saya sendiri sedang dalam masa duka. Buat teman-teman yang pernah kehilangan pasti bisa sangat merasakan. Bagaimana kita menyikapi, akhirnya kita pahami ini kehendak Allah," kata Ikang dengan penuh haru.
Melalui karya ini, Ikang Fawzi dan D'paken Band berusaha menyampaikan pesan penting bahwa rasa rindu dan kehilangan adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan yang harus diterima.
Kolaborasi mereka membuktikan bahwa musik dapat menjadi sarana untuk mengekspresikan perasaan dan merangkul orang-orang yang mengalami duka serupa, memberikan penghiburan di setiap nada yang mereka mainkan.