Kerap Diputar saat Idulfitri, Ini Makna Lagu 'Selamat Lebaran' Karya Ismail Marzuki yang Ternyata Penuh Sindiran
Lagu 'Selamat Lebaran' karya Ismail Marzuki ini rupanya berisi sejumlah sindirian
Lagu ini rupanya berisi sejumlah sindirian
Kerap Diputar saat Idulfitri, Ini Makna Lagu 'Selamat Lebaran' Karya Ismail Marzuki yang Ternyata Penuh Sindiran
Minal aidin wal faizin, maafkan lahir dan batin. Selamat para pemimpin, rakyatnya makmur terjamin. Itulah sepenggal lirik lagu “Selamat Lebaran” yang dipopulerkan oleh Ismail Marzuki.
Lagu ini tentu tidak asing di telinga selama bulan Ramadan hingga hari raya Idulfitri.
Dalam liriknya sebagian besar menceritakan tentang suasana lebaran, di mana warga bereuforia dengan membeli baju lebaran.
-
Kenapa pantun Lebaran bisa membuat Idul Fitri lebih berkesan? Melalui pantun, Idul Fitri bisa menjadi jauh lebih mengesankan dan mudah diingat oleh semua orang.
-
Apa arti kata 'selamat lebaran'? Ucapan selamat Lebaran tidak hanya berarti mengucapkan harapan atas kebahagiaan dan kesuksesan di hari yang fitri, tetapi juga menyampaikan pesan perdamaian, toleransi, dan persaudaraan.
-
Kenapa kata-kata sungkeman penting di lebaran? Sungkeman sendiri merupakan tradisi penting saat Lebaran bagi masyarakat Jawa.
-
Kapan pantun Lebaran umumnya digunakan? Momen silaturahmi menjadi sebuah kewajiban bagi umat muslim saat Hari Raya Idul Fitri tiba.
-
Kenapa orang mengucapkan selamat lebaran? Dengan memberikan ucapan selamat Lebaran, kita tidak hanya menghargai kesungguhan dan ketulusan mereka yang menjalankan ibadah puasa, tetapi juga mempererat hubungan sosial antara satu sama lain.
-
Apa arti dari bacaan takbir Idul Fitri? 'Allahu akbar kabira, walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila, la ilaha illallahu wa la na'budu illa iyyahu mukhlishina lahud dana wa law karihal kafirun, la ilaha illallahu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa hazamal ahzaba wahdah, la ilaha illallahu wallahu akbar.' Artinya: 'Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore, tiada Tuhan(yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya, dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafiq, orang-orang musyrik membencinya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dengan keesaan-Nya, Dia dzat yang menepati janji, dzat yang menolong hamba-Nya dan memuliakan bala tentaraNya dan menyiksa musuh dengan keesaan-Nya. tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji hanya untuk Allah.'
Namun tahu kah Anda bahwa di balik lagu tersebut, Ismail Marzuki ingin menyampaikan pesan sindiran. Di bagian akhir, nada sindiran semakin tajam dan ditujukan ke pada pihak-pihak tertentu.
Berikut fakta lagu Selamat Lebaran selengkapnya.
Gambarkan Perbedaan Orang Desa dan Kota Rayakan Lebaran
Mengutip buku “Ismail Marzuki: Senandung Melintas Zaman” banyak lagu-lagu yang dibuat seniman kelahiran Kampung Kwintang, Senin 11 Mei 1914 ini yang bernada kritik tajam.
Lagu Selamat Lebaran bahkan disebut jadi salah satu kritik tajamnya. Bagaimana tidak, kala itu warga dengan ekonomi bawah ikut memaksa merayakan lebaran dengan bermewah mewahan.
Sedangkan orang kota meramaikan lebaran dengan berjudi dan mabuk-mabukan.
Dari segala penjuru mengalir ke kota
Rakyat desa berpakaian baru serba indah
Setahun sekali naik terem listrik perey
Hilir mudik jalan kaki pincang sampai sore
Akibatnya tengteng selop terompe
Kakinya pada lecet babak belur berabe.
Cara orang kota berlebaran lain lagi
Kesempatan ini dipakai buat berjudi
Sehari semalam maen ceki mabuk brendy
Pulang sempoyongan kalah main pukul istri
Sindir Pemerintah
Lagu ini juga menyindir negara yang masih kerepotan mengatur sistem perpolitikannya pasca kemerdekaan. Ini sesuai dengan tahun lagu dibuat, yakni paruh tahun 1950-an.
Kala itu, negara Indonesia masih harus bangkit secara ekonomi pasca perang. Ini membuat banyak masyarakat yang tidak sejahtera dan kesulitan ekonomi.
“Selamat para pemimpin, rakyatnya Makmur terjamin,”
Mengutip Liputan6, Ismail Marzuki merupakan salah satu sosok yang turut memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasan berpendapat melalui karya seni. Dari upayanya ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkannya sebagai pahlawan nasional pada 10 November 2004.
Sosok Ismail Marzuki
Ismail Marzuki diketahui menikah dengan Eulis Zuraida. Pernikahan ini dimulai setelah dirinya menciptakan lagu berjudul lagunya berjudul "O Sarinah" dan menjadi hits di radio pada saat itu.
Sang musisi legendaris itu kemudian berpulang pada 25 Mei 1958 di Kampung Bali, Jakarta Pusat. Namanya lantas diabadikan sebagai pusat kesenian di kawasan Cikini, yang bernama Taman Ismail Marzuki atau TIM.