Sejarah Ketupat di Momen Lebaran, Menyimpan Makna Mendalam
Sejarah ketupat di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh budaya dan agama yang datang bersama para pedagang dan penyebar agama.
Makanan khas hari raya Idul Fitri ini ternyata menyimpan makna dan filosofi yang dalam.
Sejarah Ketupat di Momen Lebaran, Menyimpan Makna Mendalam
Ketupat bukan sekadar simbol khas Lebaran, tapi juga menyimpan lapisan-lapisan makna yang begitu dalam. Makanan tradisional ini lebih dari sekedar hidangan, ia adalah jalinan sejarah dan budaya yang terentang sejak zaman dahulu.Dalam rangkaian perayaan Lebaran, ketupat menjadi sajian untuk merayakan kemenangan, kebersamaan, dan kesucian hati setelah sebulan penuh berpuasa.
Sejarah ketupat di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh budaya dan agama yang datang bersama para pedagang dan penyebar agama. Dari pantai barat Sumatera hingga kepulauan Maluku, ketupat telah menjadi bagian dari tradisi lokal yang unik.
Setiap daerah memiliki cerita dan cara pembuatan ketupat yang berbeda, namun semuanya berujung pada satu tujuan yang sama: mempererat tali persaudaraan di momen yang paling dinanti.
-
Apa makna ketupat di Lebaran? Dalam tradisi Jawa, ketupat berasal dari kata kupat yang punya beberapa makna, yaitu ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (4 tindakan).
-
Kenapa ketupat jadi simbol Lebaran? Pemilihan ketupat nggak dilakukan dengan sembarangan. Makanan ini dinilai punya makna filosofis yang cocok dengan momen Lebaran.
-
Gimana ketupat bisa jadi simbol Lebaran? Dalam tradisi Jawa, ketupat berasal dari kata kupat yang punya beberapa makna, yaitu ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (4 tindakan). 4 tindakan yang dimaksud juga berhubungan dengan nilai-nilai Islam, lho.
-
Kenapa ketupat jadi makanan khas lebaran? Ketupat jadi salah satu hidangan wajib ada di hari raya Idul Fitri. Yup, makanan ini sering banget menggantikan nasi putih biasa sebagai teman pendamping aneka menu khas Lebaran, seperti opor ayam, rendang, sambal kentang ati, dan banyak lagi yang lainnya.
-
Kenapa Ketupat jadi simbol perayaan? Ketupat juga memiliki makna dalam tradisi Lebaran. Ketupat menjadi simbol perayaan hari raya Idul Fitri, di mana dengan ketupat sesama Muslim diharapkan mengakui kesalahan, saling memaafkan, dan melupakan kesalahan.
-
Siapa yang kenalkan ketupat di Lebaran? Sosok yang memperkenalkan ketupat pertama kalinya adalah Sunan Kalijaga.
Di balik anyaman daun kelapa, tersimpan pesan-pesan leluhur yang mengajarkan kita tentang kesederhanaan, kerendahan hati, dan arti sebuah kebersamaan. Ketupat, dengan segala makna yang ia bawa, menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini di setiap perayaan Lebaran.
Sejarah Ketupat saat Lebaran
Ketupat, makanan tradisional yang sering kita temui saat perayaan Lebaran, memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan makna. Ketupat sebenarnya sudah ada sejak zaman Hindu-Budha di Jawa.
Pada tahun 1600-an, saat Islam mulai menyebar di Jawa, ketupat diperkenalkan oleh seorang tokoh penting dalam penyebaran Islam, yaitu Raden Mas Sahid atau yang dikenal sebagai Sunan Kalijaga. Beliau memperkenalkan ketupat dengan filosofinya yang penuh makna.
Pada masa ini, ketupat diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga bukan sekadar makanan biasa, tapi dengan filosofi khas lebaran. Ketupat, atau kupat dalam bahasa Jawa, adalah kependekan dari istilah ‘Ngaku Lepat’ dan ‘Laku Papat’. Ketupat pun menjadi simbol perayaan hari raya Idul Fitri pada masa kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah.
Dari sini kita tahu bahwa sejarah ketupat sebagai simbol untuk perayaan di hari raya Idul Fitri umat Islam adalah sejak pemerintahan Demak di bawah kepemimpinan Raden Patah. Di masa ini, Sunan Kalijaga membudayakan dua kali bakda, yaitu bakda lebaran dan bakda kupat.
Makna di Balik Ketupat
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari istilah ‘Ngaku Lepat’ dan ‘Laku Papat.’ Ngaku lepat punya arti mengakui kesalahan. Ngaku lepat diimplementasikan saat lebaran dalam bentuk sungkeman di hadapan orang tua. Sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun atau meminta maaf. Ngaku lepat juga berbentuk saling mengakui dan memaafkan kesalahan satu sama lain.
Lebar diartikan sebagai seseorang yang terlepas dari kemaksiatan. Lebur diartikan sebagai lebur dari dosa. Luber diartikan sebagai luber dari pahala, keberkahan, dan rahmat Allah SWT. Dan terakhir, labur diartikan sebagai bersih.
Filosofi Ketupat saat Lebaran
Tak hanya maknaya yang luar biasa. Filosofi ketupat di momen lebaran juga sangat dalam. Ini karena tiap-tiap elemen yang ada pada ketupat memiliki foilosofinya masing-masing:
Janur, atau daun kelapa muda yang menjadi pembungkus ketupat, merupakan kepanjangan dari ‘sejatine nur’ dalam filosofi Jawa. Arti dari filosofi ini yaitu manusia berada dalam kondisi suci setelah berpuasa Ramadan. Dalam budaya Jawa, janur juga dipercaya sebagai penolak bala.
2. Bentuk Ketupat
Ketupat yang berbentuk segi empat juga menyimpan arti tentang empat nafsu dunia, yaitu, amarah, rasa lapar, rasa ingin memiliki sesuatu yang indah, dan rasa ingin memaksakan diri. Orang yang memakan ketupat diibaratkan telah mampu mengendalikan empat nafsu tersebut selama berpuasa. Selain itu, bentuk segi empat dari ketupat juga bermakna kiblat papat lima pancer, yang berarti empat arah mata angin dengan satu pusat, yaitu arah jalan hidup manusia di mana pusatnya adalah Sang Pencipta Allah SWT.
3. Anyaman Ketupat
Anyaman ketupat yang memiliki detail rumit memiliki arti bahwa hidup manusia penuh dengan liku-liku, di mana pasti ada kesalahan di dalamnya. Anyaman pada ketupat diharapkan menjadi penguat bagi satu sama lain antara jasmani dan rohani.
4. Isi Ketupat
Isi ketupat yang biasanya butiran beras nantinya dibungkus dalam janur. Isi ketupat ini juga memiliki arti, yaitu sebagai simbol kebersamaan dan kemakmuran. Saat ketupat dibelah, warna putih dari nasi yang telah matang melambangkan kebersihan setelah bermaaf-maafan.
Ketupat biasanya disantap bersama hidangan pendamping berbahan santan seperti opor, rendang, atau gulai. Santan ini memiliki filosofi, yaitu pangapunten atau permohonan maaf. Dengan begitu, ketupat memiliki filosofi yang mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah meminta maaf dari segala kesalahan.