CEK FAKTA: Benarkah Penyakit Bawaan Jadi Pemicu Pasien Covid-19 Meninggal?
Informasi tidak ada orang yang murni meninggal karena Covid-19 dan penyakit bawaan jadi pemicunya adalah tidak benar. Pasien yang tanpa riwayat penyakit juga ada yang terdata meninggal karena Covid-19
Informasi tidak ada pasien yang benar-benar meninggal karena Covid-19 di media sosial Facebook. Informasi tersebut juga ditambahkan sejumlah penjelasan tentang rapid test dan PCR test.
"Fakta Rapid Test
---
- Saat rapid test yang diuji adalah tetesan darah, sedangkan virus covid-19 tidak menyebar di aliran darah melainkan di saluran pernapasan
- Rapid test tidak mendeteksi keberadaan virus, dia hanya mendeteksi antibodi kita sedang reaktif atau tidak. Kalau antibodi sedang reaktif, artinya sedang ada virus/bakteri yang masuk ke tubuh kita entah itu virus/bakteri apa. Ibaratnya virus/bakteri itu penjahat, sedangkan antibodi itu adalah polisi. Jadi kalau polisinya lagi reaktif nembak2in senapan artinya sedang ada penjahat yang masuk
- Orang yang sakit flu biasa pun kalau dites dgn rapid test pasti hasilnya positif karena saat flu, ada virus yang masuk dan antibodinya reaktif
- Jadi kalau rapid test Positif belum tentu kena corona, karena semua virus dan bakteri yang masuk ke tubuh kita bisa menyebabkan antibodi jadi reaktif dan hasil rapid test jadi positif
.
---
Fakta tentang PCR
---
- PCR adalah test selanjutnya setelah rapid test
- Jika rapid test tujuannya mendeteksi antibodi sedang reaktif atau tidak. Nah, kalau PCR tujuannya untuk mendeteksi ada virus atau tidak di tubuh kita. Dgn PCR kita jadi tahu antibodi kita bereaksi karena bakteri atau karena virus
- Yang diuji di PCR adalah sampel lendir dan dahak dari saluran pernapasan kita
- PCR hanya bisa menunjukkan bahwa ada virus di tubuh kita, kemudian PCR bisa mendeteksi RNA dan DNA dari Virus tsb sehingga lewat PCR akan ketahuan virus apa yang masuk ke tubuh kita
.
Jadi... tidak ada orang yang meninggal murni karena covid-19 dikarenakan didalam tubuhnya ada beraneka macam virus dan bakteri yang sudah masuk terlebih dahulu jauh hari sebelum corona masuk. Karena saking banyaknya virus jadinya antibodi tidak mampu membunuh semua virus dan bakteri, apalagi bagi orang yang sudah lanjut usia dimana produksi antibodinya sudah menurun
.
Jika ada ribuan orang yang meninggal karena Corona, itu artinya sebelum corona Datang sudah ada ribuan macam virus yang menyerang orang-orang tsb. Sehingga ketika corona datang, antibodi di tubuhnya sudah tidak bisa mengantisipasi lagi
.
Misal kemarin ada 1000 orang pasien positif corona kemudian hari ini ada 100 orang yang positif rapid test. Bukan berarti hari ini jumlah pasien bertambah jadi 1100. Ingat, rapid test hanya mendeteksi antibodi sedang reaktif atau tidak
.
---
Fakta tentang virus covid
---
- Angka kematiannya sangat kecil, dibawah 3% bahkan ilmuwan Amerika bilang katanya dibawah 1%. Jika di tubuh Anda hanya ada virus Corona saja tanpa kehadiran virus lainnya. Dalam 14 hari Anda akan sembuh dengan sendirinya dan Anda tidak akan mati
- Yang berbahaya dari virus Corona adalah, virus ini mudah berkembang biak dan cepat menyebar berpindah dari tubuh 1 orang ke tubuh orang lainnya
- Virus menyebar lewat cairan yang keluar dari mulut dan hidung serta lewat sentuhan tangan. Itulah kenapa kita harus pakai masker dan sarung tangan
- Virus ini akan tetap hidup didunia sampai hari kiamat, jadi mau memberlakukan PSBB sampai kiamat pun tetap virusnya nggak akan musnah. Satu-satunya solusi adalah pemerintah harus bergerak cepat memfokuskan segala sumber daya dan dana untuk menyediakan vaksin dan obatnya
.
Jadi... waspada harus, takut boleh...
Tapi jangan ketakutan berlebihan
Sebab ketakutan berlebihan akan menurunkan sistem imunitas. Lihat saja orang gila yang suka tidur dipinggir trotoar, mereka nggak kena corona karena mereka nggak pernah takut... Maklum namanya juga orang nggak sadar
.
Semoga bermanfaat..
#Copas"
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
Penelusuran
- Penjelasan klaim "Fakta Rapid Test"
Dalam artikel alodokter berjudul "Kenali Apa Itu Rapid Test untuk Virus Corona", dijelaskan bahwa Rapid test adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona.
Dengan kata lain, bila antibodi ini terdeteksi di dalam tubuh seseorang, artinya tubuh orang tersebut pernah terpapar atau dimasuki oleh virus Corona. Namun perlu Anda ketahui, pembentukan antibodi ini memerlukan waktu, bahkan bisa sampai beberapa minggu. Hal inilah yang bisa menyebabkan keakuratan dari rapid test cukup rendah.
Jadi, rapid test di sini hanyalah sebagai pemeriksaan skrining atau pemeriksaan penyaring, bukan pemeriksaan untuk mendiagnosa infeksi virus Corona atau COVID-19.
- Penjelasan klaim "Fakta tentang PCR"
Dalam artikel alodokter berjudul "Mengenal Tes PCR untuk Mendiagnosis COVID-19", dijelaskan bahwa PCR atau polymerase chain reaction adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus. Saat ini, PCR juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona.
Material genetik yang ada di dalam setiap sel, termasuk di dalam bakteri atau virus, bisa berupa DNA (deoxyribonucleic acid) atau RNA (ribonucleic acid). Kedua jenis materi genetik ini dibedakan dari jumlah rantai yang ada di dalamnya.
- Penjelasan klaim "tidak ada orang yang meninggal murni karena Covid-19"
Informasi yang beredar bahwa tidak ada orang yang meninggal murni karena Covid-19 dikarenakan didalam tubuhnya ada beraneka macam virus dan bakteri yang sudah masuk terlebih dahulu jauh hari sebelum corona masuk, adalah tidak benar.
Dalam artikel health.detik.com berjudul "Gaduh di Medsos, Benarkah Tak Ada yang Meninggal karena Virus Corona?" pada 8 Juni 2020, dijelaskan bahwa ada pasien yang meninggal karena Covid-19 tanpa penyakit bawaan.
Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), menjelaskan anggapan tersebut tidak benar. Faktanya di lapangan ada pasien positif virus Corona yang meninggal dunia tanpa penyakit penyerta.
"Harus diluruskan. Fakta-fakta kasus kematian pasien COVID-19 itu ada," kata dr Agus pada detikcom, Senin (8/6/2020).
Dikutip dari situs covid19.go.id, sebanyak 97,7 persen dari 1.851 pasien Corona yang meninggal di Indonesia per Minggu (7/6/2020), berstatus tidak memiliki data lengkap atau tanpa kondisi penyerta.
Kesimpulan
Informasi tidak ada orang yang murni meninggal karena Covid-19 dan penyakit bawaan jadi pemicunya adalah tidak benar. Pasien yang tanpa riwayat penyakit juga ada yang terdata meninggal karena Covid-19.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)