CEK FAKTA: Disinformasi Paru-paru Pasien Covid-19 yang Sembuh Tetap Rusak
Klaim paru-paru pasien Covid-19 yang sudah sembuh akan tetap rusak salah. Sangla Institute memberikan klarifikasi terkait unggahan berisi pernyataan Prof. Dr. Zhong Nan Shan (21/03) tidak valid karena tidak didukung oleh data ilmiah yang jelas.
Beredar informasi di media sosial Instagram yang mencatut penyataan Kepala Tim Dokter (Covid-19) asal China Prof. Dr. Zhong Nan Shan, yang menyebutkan jika paru-paru pasien positif corona akan tetap rusak
Salah satunya akun Instagram @hotmanparisofficial yang menggunggah kutipan dari penyataan dokter Zhong, pada Jumat 15 Mei 2020. Unggahan @hotmanparisofficial merujuk pada akun Instagram @sanglahinstitute.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
Berikut pernyataan dokter Zhong Nan:
"Jika ingin berpergian, berfikirlah secara jernih dan sayangi keluargamu. Jangan punya rasa percaya diri berlebihan atau hendak beradu nasib mujur: tak seorang pun luput dari serangan Covid-19. Jangan coba-coba menantang Covid-19, karena Anda akan menyesal seumur hidup. Meskipun kelak telah ditemukan obat khusus Covid-19, itu hanyalah obat penyambung sisa nyawa Anda. Sekalipun Anda berhasil sembuh, nyawa Anda tinggal separuh, paru-paru Anda tetap sudah rusak. Hilangkan rasa congkak pada diri Anda dalam perang melawan epidemi ini."
[Prof.Dr. Zhong Nan Shan, Kepala Tim Dokter (Covid-19) Cina, Menanggulangi wabah SARS 2003.
Sangla Institute
Instagram @hotmanparisofficial
Penelusuran
Cek Fakta merdeka.com menelusuri klaim pernyataan dokter Zhong Nan Shan yang mengatakan pasien Covid-19 yang sembuh paru-parunya tetap rusak.
Sangla Institute yang pertama kali menggunggah informasi tersebut sudah memberikan klarifikasi terkait unggahan berisi pernyataan Prof. Dr. Zhong Nan Shan (21/03) tidak valid karena tidak didukung oleh data ilmiah yang jelas, melalui akun Instagrmnya @sanglahinstitute pada 22 Maret 2020.
Instagram @sanglahinstitute
Kami atas nama @sanglahinstitute memohon maaf sebesar-besarnya atas keteledoran kami dalam mengolah informasi. Setelah dilakukan pemeriksaan kembali, postingan yang berisi pernyataan Prof. Dr. Zhong Nan Shan (21/03) nyatanya TIDAKLAH VALID karena tidak didukung oleh data ilmiah yang jelas. Kami telah menghapus postingan tersebut pagi ini (22/03) pukul 09.00 WITA.
#covid_19 #coronavirus #coronaindonesia #sanglahinstitute
Kemudian dikutip dari Antara dalam artikel berjudul "Cek fakta: Benarkah paru-paru pasien COVID-19 yang sembuh akan tetap rusak?", salah satu media asal China milik Shanghai United Media Group, Sixth Tone, melaporkan pernyataan resmi dokter Zhong Nan Shan ke sejumlah media lokal di China.
Berikut laporan Sixth Tone:
"Virus corona baru tampaknya tidak meninggalkan kerusakan dalam jangka panjang di paru-paru dari pasien-pasien COVID-19 yang telah sembuh. Tingkatan fibrosis paru, atau jarinan parut paru-paru, pada orang yang terdampak penyakit itu relatif rendah dibanding SARS, demikian pernyataan pakar penyakit pernapasan China Zhong Nanshan."
"Dalam sebuah wawancara pada 14 April dengan media lokal, Zhong yang juga kepala penanganan COVID-19 China mengatakan fibrosis paru di dalam tubuh pasien yang diteliti oleh timnya telah hilang sangat cepat. Sementara pengujian yang menunjukkan penurunan fungsi paru, terutama terkait transfer oksigen, pada beberapa pasien, Zhong percaya efek itu tidak akan bertahan lama."
"Seiring waktu, itu (paru-paru) akan berangsur-angsur pulih. Jadi saya tidak berpikir sebagian besar pasien penyintas COVID-19 akan memiliki efek samping paru yang jelas," kata Zhong."
Kesimpulan
Klaim paru-paru pasien Covid-19 yang sudah sembuh akan tetap rusak salah.
Sangla Institute memberikan klarifikasi terkait unggahan berisi pernyataan Prof. Dr. Zhong Nan Shan (21/03) tidak valid karena tidak didukung oleh data ilmiah yang jelas.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa di pertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)