CEK FAKTA: Ini Bukan Tulisan Najwa Shihab Tentang Rapid Tes dan PCR Covid-19
Najwa Shihab telah membantah bahwa tulisan itu bukan darinya. Masyarakat diminta untuk lebih hati-hati menerima informasi.
Beredar tulisan yang diklaim berasal dari Najwa Shihab di aplikasi pesan WhatsApp. Pesan tersebut berisi tentang rapid tes dan PCR Covid-19.
Dalam informasi tersebut meragukan efektivitas rapid test yang selama ini diandalkan untuk mendeteksi pasien positif Covid-19.
-
Bagaimana Najwa Shihab memperdalam pengetahuannya? Sebagai jurnalis dan presenter, Najwa tidak hanya mengandalkan berita terbaru, tetapi juga membaca banyak buku untuk memperdalam pengetahuannya.
-
Kapan Najwa Shihab mendapatkan gelar kehormatan? Gelar ini didapat Najwa pada acara ulang tahun naik tahta ke-4 Paku Buwono XIII Sinuhun Tedjowulan, Sabtu, 3 Juli 2010.
-
Bagaimana Najwa Shihab memulai karir jurnalistiknya? Pada 2001, karier jurnalistiknya dimulai saat bergabung dengan Metro TV sebagai reporter lapangan.
-
Di mana Najwa Shihab mengikuti aksi damai? Najwa Shihab tampang kece abis ikutan aksi demo damai di Monas, 5 November kemaren.
-
Apa yang dikatakan Luhut kepada Najwa Shihab dalam video wawancara tersebut? "Kau sebagai warga negara renungkan setiap tindakanmu dalam situasi krisis macam ini. Jangan kamu sok paling pahlawan sendiri sok paling bersih, ya. Jangan. Keadaan ini sekarang bicara soal nyawa manusia, bicara masalah kemanusiaan."
-
Kenapa Najwa Shihab dikenal sebagai sosok yang tegas? Meskipun dikenal sebagai sosok tegas dan cerdas dalam wawancara politik dengan para pemimpin Indonesia, di luar panggung, kepribadian Najwa ternyata jauh lebih beragam.
Berikut narasinya:
PENTING DIBACA DAN DIPAHAMI UNTUK DIKETAHUI.‼️
NAJWA SIHAB KOMEN
KITA BUKAN BODOH, TAPI memang DIBODOHKAN..
KITA tidak miskin, TAPI DIMISKINKAN OLEH SEBUAH SISTEM Oligarki..
Rapid tes itu cek darah, sedangkan covid-19 tidak masuk ke dalam DARAH
Rapid tes cuma cek antibodi reaktif / muncul atau non reaktif bukan cek VIRUS.
Orang FLU kalo ikut rapid tes hasilnya pasti POSITIF karena antibodinya reaktif muncul.
Jadi hasil rapid tes POSITIF belum tentu kena CORONA Itu hanya menunjukkan ANTIBODINYA reaktif/muncul.
PCR tes pun hanya menunjukkan/mengindikasi keberadaan adanya VIRUS tapi gak bisa mejunjukan itu virus apa dan juga gak bisa Membedakan antara virus hidup dan virus mati akibat sudah di bunuh sama antibodi kita.
Tes PCR akan memberikan petunjuk hasil positif jika ada virus tapi tidak bisa nengidentifijasi virus jenis apa dan virus hidup atau virus mati.
Selama ini tidak ada yang meninggal disebabkan murni karena Virus Corona.
Jadi kemungkinan yang kata media bertambah banyak yang kena corona / covid 19, diliat dari hasil rapid tes itu belum tentu kena covid-19, Sekali lagi rapid tes cuma mendeteksi antibodi seseorang muncul / reaktif apa tidak, Sedangkan orang flu aja antibodinya pasti muncul /reaktif jika dikakukan rapid tes dengan hasilnya pasti akan positif.
Jadi waspada boleh, Takut juga boleh, Tapi tidak perlu berlebihan sampai ketakutan akut / depresi, Sebab itu akan mempengaruhi imun kita menurun dratis / drop.
Contoh kasus, seseorang panik ketakutan kena corona otomatis jantungnya berdebar kencang mengakibatkan sesak nafas dan besok meninggal.
Contoh kasus ketiga seseorang dengan aktifitas tinggi bekerja terlalu keras lupa istirahat badannya kelelahan jadi lemah, sress dari tes medis meninggalnya bukan karena virus corona tapi karena masuk virus lainya disebabkan imun turun karena kelelahan dan stress berat.
Semoga kita semua semakin paham tentang issue Covid-19 ini. Dan Mindset / Pola Pikirnya berubah menjadi tenang dan selalu positif menghadapi segala situasi dan kondisi yang tidak menentu saat ini.
#tetaptenang
#tetapsemangat
#tetapenjoy
#janganpanik
#janganemosi
#jangansusah
Blokir semua postingan postingan gambar/berita yang negatif dan menakutkan ttg Covid, SEGERA HAPUS! Selalu berpikiran POSITIF, selalu BERSYUKUR, perbanyak DO'A.. Semoga kita semua senantiasa diberikan keselamatan didunia dan diakhirat, Aamiin.
sumber Najwa Shihab
Penelusuran
Hasil penelusuran merdeka.com, informasi tersebut telah dibantah oleh Najwa Shihab melalui akun resmi Instagramnya @najwashihab. Dalam storynya, Najwa mengunggah keterangan berupa tangkapan layar tentang tantang tulisan yang identik dengan klaim.
Ia menegaskan, dirinya tidak pernah membuat tulisan seperti pada unggahan yang beredar.
Instagram @najwashihab
"INFO INI MASUH TERUS BEREDAR LUAS DI BERBAGAI WA GRUP. SEKALI LAGI, INI BUKAN TULISAN SAYA. HARAP SELALY HATI2 MENERIMA TERUSAN INFORMASI," tulis Najwa di IG stornya.
Instagram @najwashihab
"BUKAN TULISAN SAYA. COVID ITU NYATA. SELALU JAGA DIRI ANDA DAN KELUARGA. BERFIKIR POSITIF DAN BERDOA SEPERTI HALNYA TUHAN MENGINGINKAN KITA UTK BERUSAHA DAN MENGGUNAKAN SEGENAP DAYA."
Sementara itu, dilansir dari Liputan6.com, dr RA Adaninggar, SpPD menjelaskan tidak benar kalau covid-19 tidak masuk ke darah.
Beberapa bukti jurnal sudah dipublikasikan kalau covid-19 masuk ke darah kita," ujar dr Adaninggar, Selasa (29/12/2020).
Terkait rapid test antibodi reaktif dianggap ada virus atau bakteri dan dianggap positif juga merupakan misinformasi.
"Rapid test antibodi memang memeriksa antibodi yang terbentuk di dalam tubuh manusia sebagai wujud respons tubuh terhadap infeksi. Antibodi yang terbentuk bersifat sangat spesifik tergantung infeksi kuman yang menyerang."
"Alat rapid test yang dibuat juga bersifat spesifik artinya hanya bisa mengikat antibodi yang spesifik terhadap SARS CoV2. Hasil reaktif palsu memang bisa terjadi pada infeksi virus yang strukturnya mirip dengan SARS CoV2 jadi antibodinya bisa salah mengenali. Tapi kejadian ini sangat jarang tergantung akurasi alat juga," ujar dr Ning menjelaskan.
"Hasil reaktif antibodi tidak pernah dianggap positif. Ini adalah suatu misinterpretasi di masyarakat akibat kurang pengetahuan yang akhirnya mengakibatkan stigma."
Untuk klaim yang menyebut orang flu kalau dirapid test akan positif, dr Adaninggar menjelaskan hal itu tidak selalu.
Ia menyebut virus yang bisa menyebabkan hasil reaktif palsu pada pemeriksaan antibodi covid adalah infeksi oleh virus corona jenis lain dan virus dengue. Sehingga jika flunya disebabkan coronavirus jenis lain maka terdeteksi.
Sedangkan jika penyebab flu adalah virus influenza atau bakteri maka tidak akan bereaksi silang dengan antibodi covid karena struktur virus dan bakteri sangat berbeda.
Ia juga membantah klaim yang menyebut PCR hanya bisa mendeteksi ada tidaknya virus tapi tidak bisa membedakan virus apa.
"PCR betul bisa mendeteksi materi genetik virus tapi tidak bisa melihat apakah virus masih aktif atau tidak. Namun PCR didesain dengan sangat spesifik. Pemeriksaannya menggunakan reagen cetakan primer gen dari virus/bakteri yang akan diperiksa."
"Jadi bila akan memeriksa virus SARS CoV2 ya yang digunakan adalah cetakan gen SARS CoV, demikian juga kalau mau memeriksa TBC/virus yang lain, digunakan cetakan gen masing-masing. Jadi sangat spesifik. Bila hasil positif, ya 99-100 persen memang didapatkan gen SARS CoV2 sesuai primer gen yang dipakai," ujarnya.
Terkait klaim yang menyebut tidak ada yang meninggal dunia murni karena covid-19 adalah tidak benar. Dalam penelitian otopsi di luar negeri banyak bukti bahwa seseorang meninggal dunia murni karena covid-19, hal ini bisa dilihat pada tanda-tanda khas yang tidak ditemukan pada infeksi lain.
Kesimpulan
Tulisan yang diklaim berasal dari Najwa Shihab yang meragukan efektivitas rapid test untuk mendeteksi pasien positif Covid-19 adalah tidak benar. Najwa Shihab telah membantah bahwa tulisan itu bukan darinya. Masyarakat diminta untuk lebih hati-hati menerima informasi.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://www.instagram.com/stories/najwashihab/2605649746253870902/
https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4444613/cek-fakta-viral-postingan-berisi-klaim-terkait-covid-19-simak-fakta-sesungguhnya?source=search