Viral Ojol Antar Kakek Gendong Jenazah Cucunya Karena Tak Mampu Bayar Ambulans, Begini Kronologinya
Wawan menceritakan kronologi berawal saat dirinya mendapatkan orderan makanan di RSUP Tadjuddin Chalid.
Wawan menceritakan kronologi berawal saat dirinya mendapatkan orderan makanan di RSUP Tadjuddin Chalid.
Viral Ojol Antar Kakek Gendong Jenazah Cucunya Karena Tak Mampu Bayar Ambulans, Begini Kronologinya
Sebuah video beredar di media sosial yang menunjukkan seorang ojek online (ojol) bernama Wawan (43) mengangkut penumpang seorang kakek yang menggendong jenazah cucunya dari Rumah Sakit Umum Pusat Tadjuddin Chalid ke Kabupaten Pangkep akibat tak mampu membayar uang sewa mobil jenazah sebesar Rp800 ribu.
Video tersebut pun mendapatkan respons dari masyarakat dan menyoroti RSUP Tadjuddin Chalid.
Saat sudah mengantarkan pesanan, Wawan tiba-tiba didatangi petugas pemulasaraan RSUP Tadjuddin Chalid menahannya.
“Saya mau keluar, tiba-tiba saya didatangi petugas pemulasaraan, lalu dia bilang, Om bisa offline? Kemudian saya bertanya bisa, mau ke mana. Petugas itu bilang mau ke Pangkep, berapa,?" ujarnya sambil menirukan ucapan petugas Pemulasaraan RSUP Tadjuddin Chalid.
Saat ditanya itulah, Wawan mematok tarif Rp200 ribu. Tetapi, saat itu petugas RSUP Tadjuddin Chalid menawar agar tarif untuk ke RSUD Batara Siang Rp150 ribu, karena dijelaskan jika penumpangnya orang miskin.
"Saya setuju tarif tersebut. Setelah itu dipanggil masuk ke dalam kamar jenazah. Tapi saya tidak masuk karena ingin ke toilet untuk buang air kecil," tuturnya.
Usai buang air kecil, saat itulah di motornya sudah ada seorang kakek yang memangku jenazah bayi. Selanjutnya, Wawan mengantarkan kakek tersebut ke RSUD Batara Siang Pangkep.
“Jadi saya antar sampai di Rumah Sakit Pangkep. Setelah itu saya pulang karena tugas saya selesai,” ujarnya.
Dia mengaku bahwa jasa pengantaran tersebut ditanggung oleh petugas pemulasaran. Dia juga tidak menyangka bahwa videonya itu viral ke media sosial.
“Jadi yang sebar itu keponakan saya,” ungkapnya.
Terkait pihak keluarga jenazah yang diduga tidak mampu membayar biaya ambulans sebesar Rp800 ribu, Wawan mengaku hanya mendengar dari petugas tersebut.
“Saya cuma dengar katanya dimintai Rp800 ribu,” ucapnya.
Sementara Hukormas RSUP Tadjuddin Chalid Makassar Hasmayanti meluruskan terkait video viral tentang jenazah bayi yang diantar oleh pihak Ojol. Hasmayanti membenarkan adanya bayi yang meninggal di RSUP Tadjuddin Chalid.
"Bayi itu rujukan dari RSUD Batari Siang Pangkep pada tanggal Sabtu (15/6), pukul 01.13 Wita. Bayi itu diantar oleh bidan dan kakeknya, dengan kondisi BBLR dan RDN, dilakukan tindakan berupa pemasangan Ventilator," ujarnya melalui keterangan tertulisnya.
Sayangnya bayi tersebut meninggal dunia di ruang perawatan bayi (NICU), pada pukul 09:47 Wita. Hasmayanti menjelaskan ibu bayi tersebut merupakan warga Pulau Sarappo Caddi, Kelurahan Mattiro Langi, Kecamatan Laikang Tupa, Biring, Kabupaten Pangkep.
"Sesuai SPO, pasien yang meninggal dibawa ke pemulasaran jenazah," tuturnya.
Saat itu, petugas Instalasi Forensik dan Pemulasaran Jenazah yang sedang bertugas bernama Herman. Hasmayanti selanjutnya menjelaskan kepada kakek bayi tersebut terkait tidak adanya mobil jenazah di miliki RSUP Tadjuddin Chalid.
"Ambulans yang tersedia di rumah sakit untuk mengangkut pasien yang perlu dirujuk ke rumah sakit lain. Terkait pengangkutan jenazah, rumah sakit bekerjasama dengan pihak ketiga. Sehingga petugas menawarkan mobil jenazah yang bermitra dengan rumah sakit kepada pihak keluarga," tuturnya.
Namun, saat itu kakek bayi tersebut mengaku tidak mampu untuk membayar biaya sewa mobil jenazah dan ingin ceat membawa pulang jenazah cucunya. Saat itulah, Herman berinisiatif mencarikan ojol.
"Herman berinisitif sendiri mencari Ojol dan kemudian menawarkan bantuan pribadinya dengan memberikan uang sebesar Rp 150 ribu digunakan membayar ojol agar jenazah bisa dibawa pulang ke Pangkep. Sekitar pukul 10.15 Wita, jenazah bayi pun akhirnya dibawa oleh kakeknya dengan menggunakan layanan ojol menuju Pangkep," bebernya.
Meski mengaku ada misinformasi dan kesalahpahaman, kata Hasmayanti, kejadian tersebut sangat disayangkan. Ia menegaskan manajemen RSUP Tadjuddin Chalid berkomitmen untuk membenahi dan memperbaiki kualitas pelayan.
"Kami telah menghubungi pihak-pihak terkait dan berusaha mencari solusi terbaik untuk meluruskan kesalahpahaman tersebut. Kami memohon maaf, kami akan memaksimalkan upaya untuk memperbaiki keadaan dan meningkatkan kenyamanan dalam pelayanan kami sebagai penyedia jasa kesehatan," pungkasnya.