Merasa Ditelantarkan RSUD, Warga Sumsel Ini Teriak Minta Tolong karena Sakit Anaknya Tak Kunjung Ditangani
Bocah yang sakit itu sudah tampak lemas. Hidungnya terus mengeluarkan darah.
Bocah laki-laki yang sedang sakit diduga ditelantarkan pihak rumah sakit umum daerah di Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS), Sumatera Selatan. Pemerintah setempat berdalih kekurangan dokter.
Peristiwa itu terekam dan viral di media sosial @okuselatan.update. Pihak keluarga mengambil video suasana di lorong rumah sakit tersebut.
Bocah yang sakit itu sudah tampak lemas. Hidungnya terus mengeluarkan darah. Keluarga pun mengelilingi bocah itu.
Terdengar tangisan dari wanita yang mengakui sebagai kakak si bocah. Dia menyebut pihak rumah sakit enggan melayani perawatan adiknya.
"Kami lagi cak ini, rumah sakit ini dak galak nian nolongi kami, adek kami lagi cak ini dak katek nian perawat dokter sikok pun yang nolong kami," kata si perekam video sambil menangis tersedu-sedu seperti dilihat merdeka.com dalam video, Rabu (2/10).
Keluarga menyesalkan sikap rumah sakit yang menelantarkan pasien. Padahal pemerintah mengklaim rumah sakit itu yang terbaik di OKUS.
"Katonyo pelayanan terbaik, tapi jingok nah, katek dak pelayanan di Muara Dua ni terbaik pelayanannyo," kata kakak pasien.
Meski keluarga berkali-kali meminta tolong, tim medis tak kunjung datang. Sementara darah dari hidung pasien terus mengucur dan hanya dilap oleh keluarga menggunakan tisu.
"Ya Allah katek nian perawat atau dokter yang menolong kami ya Allah. Ini keluarga kami galo," kata perekam sambil menangis.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan OKUS, Merry Astuti mengaku sudah memanggil pihak RSUD dan segera membahas kejadian tersebut agar hal serupa tidak terulang.
"Kami sudah rapat dengan pihak rumah sakit, nanti akan ada berita (klarifikasi) yang diterbitkan dari Diskominfo OKUS," kata Merry.
Merry mengakui rumah sakit itu kerap dikeluhkan masyarakat. Ia berjanji akan mengevaluasi dan melakukan edukasi terhadap RSUD agar memberikan pelayanan terbaik bagi pasien.
"Untuk tenaga medis seperti perawat cukup, namun untuk dokter memang di RSUD OKUS masih kurang. Setiap pembukaan P3K OKUS tapi yang daftar sedikit," kata Merry.
Akui Pelayanan Tak Optimal, Sekda OKUS Minta Maaf
Sekretaris Daerah OKUS M Rahmatullah menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga pasien dan masyarakat atas kejadian tersebut. Dia mengaku peristiwa tersebut mencoreng wajah Pemkab OKUS yang seyogyanya berusaha memberikan pelayanan terbaik.
"Kami Pemda OKUS meminta maaf kepada keluarga pasien dan masyarakat atas video yang beredar terkait pelayanan kesehatan di RSUD Muaradua," ungkap Sekda OKUS M Rahmatullah, Rabu (2/10).
Rahmatullah menegaskan, RSUD tengah dilakukan pemeriksaan oleh beberapa dinas daerah, seperto Inspektorat, Dinas Kesehatan, dan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM). Jika terbukti ditemukan pelanggaran, sanksi akan diberikan kepada pihak rumah sakit.
"Apabila ada pelanggaran, kami akan berikan sanksi," tegas Rahmatullah.
Peristiwa itu, kata Rahmatullah, menjadi evaluasi bagi Pemkab OKUS dalam pelayanan publik. Dia tak ingin kasus serupa kembali terjadi yang merugikan banyak pihak.
"Tentu kita evaluasi dan instropeksi dalam pelayanan kesehatan di RSUD, ke depan harus membaik," kata Rahmatullah.