Imbas Video Viral Penelantaran Pasien Anak-Anak, Direktur RSUD OKUS Dicopot
Pencopotan sesuai dengan janji Rahmatullah jika ditemukan pelanggaran dalam pemeriksaan yang dilakukan Inspektorat.
Pemerintah Kabupatan Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS), Sumatera Selatan, mencopot dr ErickDestiano dari jabatannya sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat. Pencopotan imbas dari video viral penelantaran pasien anak-anak beberapa hari lalu.
Pemberhentian jabatan itu berdasarkan Surat Keputusan Bupati OKUS Nomor: 800.1.3.3/949/KPTS/BKPSDM.OKUS-II/2024 Tentang Pemberhentian Dari Jabatan Administrator selaku Direktur RSUD OKUS. Posisi itu diisi Agus Aief Wijaya sebagai pelaksana tugas. Agus Aief Wijaya merangkap sebagai dokter ahli media di rumah sakit itu.
"Diganti oleh dr Agus Aief Wijaya sebagai Plt Direktut RSUD OKUS," ungkap Sekda OKUS M Rahmatullah, Kamis (3/10).
Pencopotan sesuai dengan janji Rahmatullah jika ditemukan pelanggaran dalam pemeriksaan yang dilakukan Inspektorat, Dinas Kesehatan, dan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM).
"Apabila ada pelanggaran, kami akan berikan sanksi," tegas Rahmatullah beberapa hari lalu.
Diberitakan sebelumnya, seorang bocah laki-laki yang sedang sakit diduga ditelantarkan pihak rumah sakit umum daerah OKUS. Nasib bocah itu diketahui dari video yang direkam keluarganya saat berada di lorong rumah sakit.
Videonya pun viral di media sosial, salah satunya diposting akun Instagram @okuselatan.update. Nampak dalam video bocah itu tengah lemas dan mengeluarkan darah dari hidung. Keluarga pun mengelilingi bocah itu.
Terdengar tangisan dari wanita yang mengakui sebagai kakak si bocah. Dia menyebut pihak rumah sakit enggan melayani perawatan adiknya.
"Kami lagi cak ini, rumah sakit ini dak galak nian nolongi kami, adek kami lagi cak ini dak katek nian perawat dokter sikok pun yang nolong kami," kata si perekam video sambil menangis tersedu-sedu seperti dilihat merdeka.com dalam video, Rabu (2/10).
Keluarga menyesalkan sikap rumah sakit yang menelantarkan pasien. Padahal pemerintah mengklaim rumah sakit itu yang terbaik di OKUS.
"Katonyo pelayanan terbaik, tapi jingok nah, katek dak pelayanan di Muara Dua ni terbaik pelayanannyo," kata kakak pasien.
Meski keluarga berkali-kali meminta tolong, tim medis tak kunjung datang. Sementara darah dari hidung pasien terus mengucur dan hanya dilap oleh keluarga menggunakan tisu.
"Ya Allah katek nian perawat atau dokter yang menolong kami ya Allah. Ini keluarga kami galo," kata perekam sambil menangis.
Kepala Dinas Kesehatan OKUS Merry Astuti mengaku sudah memanggil pihak RSUD dan segera membahas kejadian tersebut agar hal serupa tidak terulang.
"Kami sudah rapat dengan pihak rumah sakit, nanti akan ada berita (klarifikasi) yang diterbitkan dari Diskominfo OKUS," kata Merry.
Merry mengakui rumah sakit itu kerap dikeluhkan masyarakat. Ia berjanji akan mengevaluasi dan melakukan edukasi terhadap RSUD agar memberikan pelayanan terbaik bagi pasien.
"Untuk tenaga medis seperti perawat cukup, namun untuk dokter memang di RSUD OKUS masih kurang. Setiap pembukaan P3K OKUS tapi yang daftar sedikit," kata Merry.