CEK FAKTA: Tidak Benar Peneliti Korea Selatan Temukan Vaksin Corona
Artikel martirnews.com yang menyebutkan peneliti Korea Selatan Dokter Kim Woo Joo menemukan vaksin adalah tidak benar. Penjelasan yang dimuat South China Morning Post, yang menjadi sumber klaim, tidak disebutkan bahwa peneliti Korea Selatan telah menemukan vaksin COVID-19
Salah satu situs menuliskan berita tentang penemuan vaksin Covid-19 oleh Peneliti Korea Selatan. Situs itu adalah martirnews.com yang memuat artikel berjudul "Selamat Datang Vaksin Covid-19, Terima Kasih Dokter Kim Woo Joo" pada 18 April 2020.
Berikut isinya:
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
"MARTIRNEWS.COM - Di tengah orang-orang di sini sibuk memperdebatkan buih-buih yang tak jelas, bahkan belum ada hasilnya, peneliti di Korea Selatan justru menemukan vaksin COVID-19 yang segera bisa digunakan umat manusia di dunia.
Vaksin Covid-19 yang dibuat Gilead Sciences menemukan titik terang setelah menunjukan hasil positif dalam serangkaian ujicoba.
Adalah Dokter Kim Woo Joo, yang memimpin penelitian itu. Ia optimis vaksin COVID-19 dapat diproduksi dalam waktu yang tak terlalu lama.
“Jika semuanya berjalan dengan baik, saya berharap bahwa efektivitas obat-obatan ini akan dibuktikan secara ilmiah dalam tiga hingga empat bulan,” ujar Profesor Penyakit Menular di Rumah Sakit Guro University Korea tersebut.
Melansir dari South China Morning Post, Sabtu (18/4/2020), belum lama ini Kim bertemu dengan Presiden Masyarakat Korea, Thomas Byrne.
Ia mengatakan bahwa Rumah Sakit Universitas Seoul dan Institute Alergi dan Penyakit Menular Nasional menjadi pemain kunci dalam pembuatan vaksin.
Dokter Anthony Fauci yang memimpin penelitian berkolaborasi untuk menguji redemsivir yang muncul pada pekan ini sebagai opsi pengobatan COVID-19.
Situs berita kesehatan dan medis, STAT melaporkan bahwa salah satu rumah sakit di Chicago menggunakan remdesivir untuk mengobati pasien COVID-19 yang parah.
Mereka melihat adanya pemulihan yang cepat pada gejala demam dan pernapasan.
Kabar baiknya, sebagian besar pasien diizinkan keluar dari rumah sakit dalam kurun waktu satu minggu.
University of Chicago Medicine merekrut 125 orang positif COVID-19 ke dalam uji klinis fase-3 Gilead. Mereka memberi pasien infus remdesivir setiap harinya.
Dari penelitian pasien tersebut, 113 orang memiliki gejala parah. Keberhasilan ujicoba vaksin COVID-19 ini membuat harga saham Gilead melonjak hampir 15 persen dalam perdagangan setelah jam kerja.
Saham mereka akhirnya ditutup dengan kenaikan 9,7 persen lebih tinggi pada Jumat 17 April 2020."
Penelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, artikel yang dimuat martirnews.com adalah tidak benar. Dalam artikel Liputan6 berjudul "Cek Fakta: Tidak Benar Peneliti Korsel Dokter Kim Woo Joo Temukan Vaksin COVID-19" pada 20 April 2020, dijelaskan bahwa hingga saat ini vaksin belum tersedia.
Menelusuri berita ini, cek fakta Liputan6.com mengunjungi sumber artikel klaim, yaitu artikel berjudul "Coronavirus: drugs including remdesivir may prove effective before vaccine is available, South Korean expert says" yang dimuat situs scmp.com, pada 18 April 2020.
Jika diterjemahkan, judul artikel tersebut dalam Bahasa Indonesia adalah,'Virus Corona: obat-obatan termasuk remdesivir mungkin terbukti efektif sebelum vaksin tersedia, kata ahli Korsel'.
Dalam artikel tersebut dijelaskan, ahli virus corona terkemuka Korea Selatan, Dr Kim Woo Joo mengatakan jangka waktu (time frame) pengobatan COVID-19 yang efektif mungkin lebih pendek daripada mengembangkan vaksin.
Ia menyebut remdesivir, buatan Gilead Sciences, sebagai kandidat obat yang bisa diharapkan.
Dr Kim Woo Joo, yang memimpin respons Korea Selatan atas pandemi COVID-19 dan Mers pada 2015 mengaku 'tak terlalu optimistis' soal potensi ketersediaan vaksin COVID-19 dalam 18 bulan ke depan.
Di sisi lain, kata dia, pengujian terhadap efektivitas remdesivir -- antivirus yang dikembangkan untuk mengobati Ebola, AbbVie's Kaletra, anti-HIV -- atau obat lain dapat dilakukan lebih cepat.
"Jika semuanya berjalan dengan baik, saya berharap efektivitas obat-obatan ini akan dibuktikan secara ilmiah dalam tiga hingga empat bulan," kata Kim, dosen penyakit menular di Guro University Hospital dalam wawancara dengan ketua Masyarakat Korea (Society Korea) Thomas Byrne.
Kim menambahkan bahwa Seoul National University Hospital dan US National Institute of Allergy and Infectious Diseases, yang dipimpin Dr Anthony Fauci -- tokoh kunci upaya Pemerintah Amerika Serikat mengendalikan penyebaran virus korona -- berkolaborasi untuk menguji remdesivir sebagai opsi pengobatan pasien COVID-19.
Vaksin COVID-19 Belum Ditemukan
Hingga berita ini diturunkan, belum ada satu pun produk vaksin COVID-19 yang dinyatakan lolos uji ilmiah dan uji klinis. Semua masih dalam tahap pengembangan.
Seperti dikutip dari Public statement for collaboration on COVID-19 vaccine development yang dimuat situs WHO, pada 13 April 2020, Research and Development (R&D) Blueprint telah diaktifkan untuk mempercepat pengembangan diagnostik, vaksin, dan terapi untuk virus pemicu COVID-19.
Di bawah koordinasi WHO, sekelompok ahli dengan beragam latar belakang sedang berupaya mengembangkan vaksin melawan COVID-19.
Sementara, seperti dimuat dari artikel opini berjudul There are reasons to be optimistic about a coronavirus vaccine. But it will take time yang dimuat The Guardian pada 19 April 2020, ada sekitar 80 proyek vaksin sedang dijalankan di seluruh dunia.
Selain harus dipastikan efektif, vaksin juga harus aman. Bahkan ketika vaksin telah terbukti menghasilkan respon imun atau kekebalan tubuh, masih akan ada uji klinis dan uji coba yang harus dilakukan.
Kesimpulan
Artikel martirnews.com yang menyebutkan peneliti Korea Selatan Dokter Kim Woo Joo menemukan vaksin adalah tidak benar. Penjelasan yang dimuat South China Morning Post, yang menjadi sumber klaim, tidak disebutkan bahwa peneliti Korea Selatan telah menemukan vaksin COVID-19.
Seharusnya, Dr Kim Woo Joo mengatakan jangka waktu (time frame) pengobatan COVID-19 yang efektif mungkin lebih pendek daripada mengembangkan vaksin. Ia menyebut remdesivir, buatan Gilead Sciences sebagai kandidat obat yang bisa diharapkan.
Lagi pula, vaksin dan obat adalah dua hal yang berbeda.
Sumber: Liputan6/Pebrianto Eko Wicaksono
(mdk/noe)