Amerika: Kami sedang berperang dengan ISIS
"Amerika sedang berperang terhadap ISIL dengan cara sama kita berperang melawan Al-Qaidah," kata jubir Gedung Putih.
Amerika Serikat telah menyatakan pihaknya sedang berperang dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), sehari setelah Presiden Barack Obama mengatakan serangan terhadap militan akan diperpanjang ke Suriah.
Komentar dikeluarkan pejabat Pentagon dan Gedung Putih kemarin itu datang di saat Obama menekankan tidak memiliki keraguan tentang bagaimana dia melihat konflik dengan kelompok bersenjata, juga dikenal sebagai ISIL, seperti dilansir stasiun televisi Aljazeera, Sabtu (13/9).
"Amerika Serikat sedang berperang melawan ISIL dengan cara yang sama kita berperang melawan Al-Qaidah," kata Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest.
Juru bicara Departemen Pertahanan Amerika (Pentagon), John Kirby, turut menyuarakan pernyataan Earnest ini itu, "Kita tahu kita sedang berperang dengan ISIL," kata dia.
Komentar itu muncul sehari setelah Menteri Luar Negeri AS John Kerry tampaknya enggan untuk menggunakan istilah tersebut.
"Saya pikir kata 'perang' adalah istilah dan analogi yang salah, tetapi kenyataannya adalah bahwa kita terlibat dalam upaya global yang sangat signifikan untuk mengekang kegiatan teroris," kata Kerry.
Kerry kemarin mengunjungi Turki untuk membahas koalisi yang luas buat melawan kelompok Negara Islam, dulu dikenal sebagai ISIS, di Suriah. Namun, ketika ditanya, dia mengesampingkan keterlibatan Iran sebagai hal tidak patut karena dukungan Negeri Mullah itu untuk rezim pemerintahan Presiden Suriah Basyar al-Assad.
Kerry mengatakan ada "sejumlah alasan" mengapa Iran tidak harus bergabung dengan konferensi Paris pada hari Senin untuk membahas strategi koalisi.
Kerry mengatakan dia tidak secara resmi diminta untuk mendiskusikan "kehadiran Iran" di Paris.
Amerika Serikat mengatakan tidak akan bekerja sama militer dengan Iran dalam operasi di Irak.
Iran diyakini telah mengirim pasukan untuk mendukung rezim Suriah yang dipimpin oleh Alawi, sekte dari aliran Syiah.
Amerika mendukung pemerintah Irak namun menentang rezim Suriah, dan peran Iran dalam perang saudara.
Kerry dua hari lalu memenangkan dukungan untuk "kampanye militer terkoordinasi" terhadap ISIL dari sepuluh negara Arab, seperti Mesir, Irak, Yordania, Libanon dan enam negara-negara Teluk termasuk Arab Saudi dan Qatar.
Namun, Turki telah menolak untuk mengizinkan Amerika menggunakan pangkalan udara utama di negara itu buat melancarkan serangan di tanah Suriah.