Bukti Baru Minum Susu Membuat Manusia Purba Lebih Gemuk dan Tinggi
Penelitian baru menemukan, minum susu membuat manusia kuno lebih tinggi dan lebih gemuk di beberapa kawasan di dunia.
Penelitian baru menemukan, minum susu membuat manusia kuno lebih tinggi dan lebih gemuk di beberapa kawasan di dunia. Konsumsi susu ini juga berdampak langsung terhadap intoleransi laktosa di Eropa hari ini. Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan untuk sepenuhnya mencerna gula (laktosa) dalam produk susu.
Peneliti dari Universitas Queen di Belfast menyediakan data untuk penelitian tersebut, berisi perbandingan kerangka dari situs-situs arkeologi yang menyebar selama lebih dari 25.000 tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Sarsina? Para arkeolog di Italia telah berhasil mengungkapkan sebuah penemuan menakjubkan di kota Sarsina. Penemuan ini diumumkan Kementerian Kebudayaan Italia (MIC) dalam keterangan persnya.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Kastil Ayanis? Para arkeolog menemukan beberapa artefak bela diri saat melakukan penggalian di sebuah kastil kuno di Turki. Artefak bela diri tersebut berisi tiga perisai perunggu, baju besi, dan sebuah helm perunggu yang berasal dari 2.700 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Inggris? Temuan ini disebut satu-satunya di dunia, telur yang masih utuh dengan cairan putih dan kuningnya. Ini satu-satunya telur di dunia yang ditemukan dalam kondisi utuh kendati telah berumur 1.700 tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Inggris? Baru-baru ini arkeolog menemukan kapak genggam prasejarah di Inggris. Ilmuwan takjub dengan ukuran perkakas berusia 300.000 tahun ini, yang dinilai sangat besar.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di kota kelahiran Sinterklas? Para arkeolog menemukan sejumlah hiasan plakat kaca dengan desain yang sangat indah saat menggali di kota kelahiran Sinterklas.
Penelitian tersebut, yang dipimpin Universitas Western Ontario, menemukan bahwa antara 2.000 dan 7.000 tahun lalu ukuran kerangka besar ditemukan di daerah di mana manusia purba memiliki tingkat gen yang lebih tinggi yang memungkinkan produksi enzim karena mengonsumsi susu sampai dewasa. Ini juga disebut persistensi laktase.
Dikutip dari laman ITV, temuan ini juga menyoroti proses evolusi yang menyebabkan intoleransi laktosa hari ini, di mana orang-orang di Eropa utara lebih toleran terhadap laktosa daripada orang Eropa selatan.
Penelitian ini melibatkan 16 peneliti. Mereka membandingkan postur dan massa tubuh 3.507 kerangka dari 366 situs arkeologi.
"Melalui penelitian ini kami menemukan bahwa minum susu menyebabkanya meningkatnya pertumbuhan tulang dan pertumbuhan populasi manusia yang lebih tinggi di beberapa bagian dunia," jelas Dr Eoin Parkinson dari jurusan Arkeologi dan Palaeoekologi Fakultas Lingkungan Alam dan Binaan Universitas Queen.
"Setiap orang mungkin punya memori masa kecil ketika diminta minum susu untuk membantu mereka tumbuh," lanjutnya.
Parkinson mengatakan, minum susu dan mengonsumsi produk susu merupakan komponen penting dalam budaya makanan di sejumlah wilayah di dunia. Jadi, lanjut Parkinson, menarik untuk memahami proses biologis berkaitan dengan praktik ini.
"Pertanian muncul di Timur Dekat sebelum kelompok petani bermigrasi ke Eropa, membawa sejumlah tanaman peliharaan baru dan hewan penghasil susu," jelasnya.
"Di beberapa wilayah Eropa utara dan tengah, di mana lingkungan setempat tidak cocok untuk tanaman impor baru dari Asia barat daya, masyarakat merespons dengan meningkatkan konsumsi susu."
Data yang digunakan dalam penelitian ini utamanya berasal dari sampel orang Eropa karena sebagian besar eksplorasi arkeologi lebih sering terjadi di benua ini.
Baca juga:
Berapa Lama Sebenarnya Manusia Bisa Hidup Tanpa Makan dan Minum?
Manfaat Olahraga Sepeda bagi Kesehatan Tubuh, Bantu Perkuat Tulang
Ilmuwan Temukan Mimpi Buruk Bisa Diredam dengan Alunan Piano
Ilmuwan Temukan Partikel Polusi Udara dalam Organ Vital Janin, Picu Kematian Dini
Ilmuwan China Kembangkan Obat Covid Hirup yang Bisa Lawan Omicron
Ilmuwan Hidupkan Lagi Organ Babi yang Sudah Mati