Dituding AS Lakukan Peretasan Sistem Komputer Beberapa Negara, China Meradang
China mengeluarkan respon kemarahan atas tuduhan AS dan menyebut negara tersebut hanya 'mengarang' fakta yang ada.
Amerika Serikat menuding dua warga China telah meretas sistem komputer perusahaan dan lembaga pemerintahan beberapa negara. Negara tersebut menyebut ini sebagai program pengintaian siber yang didukung oleh negara.
Menurut AS, NASA dan badan Angkatan Laut negaranya menjadi target program tersebut. Selain itu, Departemen Kehakiman AS juga mengatakan China telah meretas sistem sebuah bank besar, perusahaan telekomunikasi, dan penyedia layanan kesehatan di 12 negara.
-
Bagaimana Amerika Serikat berusaha mencampuri urusan dalam negeri China? Laporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai "rezim yang represif," dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.Dalam laporan tersebut juga menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring. "Ada hampir 200 juta penganut agama di China. Pemerintah China melindungi kebebasan beragama warga negara sesuai dengan hukum. Orang-orang dari semua kelompok etnis di China berhak sepenuhnya atas kebebasan beragama sebagaimana ditentukan oleh hukum," jelasnya.
-
Siapa yang China tuduh sebagai pelaku serangan siber terhadap negaranya? Kementerian Keamanan Nasional China menuduh kelompok hacker yang diduga didukung oleh militer Taiwan, yaitu Anonymous 64, melakukan serangan siber dengan tujuan sabotase antipropaganda terhadap sejumlah target di China.
-
Apa yang China lakukan untuk melawan pembatasan teknologi dari Amerika? China sebagai negara yang memiliki kapasitas komputasi terbesar kedua di dunia masih tetap mengembangkan teknologi di negaranya untuk meningkatkan ekonomi digital serta menangkal pembatasan teknologi dari Amerika.
-
Apa yang menjadi fokus utama China dalam dunia siber? Meskipun peringkat China lebih rendah dibandingkan Amerika Serikat secara keseluruhan, China lebih unggul dalam hal perdagangan dan keamanan. Mereka telah mencoba segalanya untuk meningkatkan status ekonominya, termasuk spionase industri.
-
Mengapa Amerika Serikat menuduh China melakukan genosida? Laporan AS mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu serta menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring.
-
Kenapa negara-negara tersebut sering menjadi sasaran hacker? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein mengatakan China telah berulangkali melanggar perjanjian internasional untuk menghentikan serangan dunia maya terhadap perusahaan-perusahaan AS dan infrastruktur komersial. Janji tersebut dibuat oleh Presiden Xi Jinping pada 2015 lalu.
"Kejahatan siber yang terus dilakukan China kepada negara lain tidak bisa kami terima. Kami ingin negara tersebut menghentikan kegiatan ilegal itu dan menghormati komitmennya terhadap komunitas internasional," kata Rosenstein, dikutip dari AFP, Jumat (21/12).
"Tetapi dari bukti yang ada, China tidak pernah berniat untuk memenuhi janjinya," tambahnya.
Komentar serupa turut disampaikan oleh negara sekutu AS, Inggris. Melalui Menteri Luar Negerinya, Jeremy Hunt, Inggris menyebut bahwa China terus melakukan peretasan sistem komputer untuk kepentingan komersial dan ekonominya.
"Kegiatan-kegiatan ini harus dihentikan. Mereka menentang komitmen yang dibuat pada tahun 2015 lalu dan pada G20 untuk tidak melakukan atau mendukung pencurian properti intelektual dan rahasia perdagangan siber," ujarnya.
Namun demikian, pihak China membantah tuduhan itu. China mengeluarkan respon kemarahan atas tuduhan AS dan menyebut negara tersebut hanya 'mengarang' fakta yang ada.
"AS sedang mengarang fakta, menciptakan sesuatu dari ketiadaan, dan dengan tidak jujurnya merendahkan China dengan isu-isu keamanan dunia maya," bantah juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying.
Baca juga:
Soal Muslim Uighur, Kemlu RI Tegaskan Setiap Negara Harus Hormati Kebebasan Beragama
Dituding Masukkan Warga Muslim Uighur ke Kamp Tahanan, Ini Klarifikasi Kedubes China
Kubu Prabowo Tuding Jokowi Diam Soal Muslim Uighur Karena Tersandera Utang China
Menteri Susi: Laut RI Lebih Besar, Lebih Banyak Ikan dan Lebih Strategis Dari China