DPR AS Siap Buka Penyelidikan Resmi untuk Lengserkan Trump
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat Nancy Pelosi mengumumkan rencana mengadakan penyelidikan resmi terhadap Presiden Donald Trump, Selasa (24/9). Trump diduga menggunakan kekuasaannya untuk menekan Ukraina, demi kepentingan pemilu AS 2020.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat Nancy Pelosi mengumumkan rencana mengadakan penyelidikan resmi terhadap Presiden Donald Trump, Selasa (24/9). Trump diduga menggunakan kekuasaannya untuk menekan Ukraina, demi kepentingan pemilu AS 2020.
"Presiden harus dimintai pertanggungjawaban," katanya seperti dikutip TIME, Rabu (25/9). "Tidak ada yang kebal hukum," sambungnya.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Apa yang dikatakan Donald Trump tentang dirinya dan Israel? "Saya presiden terbaik dalam sejarah Israel. Tidak ada yang melakukan apapun seperti yang saya lakukan ke Israel," kata Trump Maret lalu dalam wawancaranya dengan Israel Hayom.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
Trump dituduh menekan Ukraina untuk menyelidiki pesaing politiknya di Pemilu mendatang, Joe Biden. Bersama para sekutunya, Presiden AS ke 45 itu menuduh Biden mendorong pemecatan seorang jaksa penuntut umum asal Ukraina untuk menguntungkan putranya.
Dikatakan, Biden menggunakan kekuasaannya ketika masih menjabat sebagai wakil presiden di era Obama.
Desas desus berawal sejak Presiden Trump menghubungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melalui telepon pada Juli lalu. Trump sempat mengaku, saat itu keduanya membahas soal Biden dalam rangka memerangi korupsi di AS.
Pengkhianatan Atas Sumpah Jabatan
Sementara itu, Zelensky membenarkan desakan Trump untuk menyelidiki Hunter Biden, putra Joe Biden. Diketahui Hunter Biden saat ini masih menjabat sebagai dewan perusahaan gas di Ukraina. Meski demikian, tidak ada bukti yang menguatkan tuduhan Trump atas Joe ataupun Hunter Biden.
Minggu (22/9) Trump telah mengakui panggilan telepon yang dilakukannya. Namun, ia membantah jika disebut bahwa hal itu dilakukan untuk kepentingan pribadinya. Sedangkan Pelosi meyakini hal yang berbeda.
"Minggu ini, presiden telah mengakui untuk meminta presiden Ukraina untuk mengambil tindakan yang akan menguntungkannya secara politik," kata Pelosi.
Pelosi menilai, tindakan Trump merupakan bentuk pengkhianatan presiden atas sumpah jabatannya. Sikap Trump juga dianggap mengkhianati integritas pemilu AS.
Pribadi dan Rahasia
Melalui Twitter pada Selasa kemarin, Trump memberi otoritas kepada pihak berwajib untuk merilis transkrip teleponnya dengan Zelensky.
"Rilis transkrip telepon saya yang lengkap, sepenuhnya terbuka, dan tidak dikurangi dengan Presiden Zelensky dari Ukraina," katanya meyakinkan.
"Menteri Luar Negeri Pompeo sudah menerima izin dari pemerintah Ukraina untuk merilis transkrip lengkap pembicaraan telepon saya dengan presiden mereka. Mereka (demokrat) bahkan tidak tahu apa sih masalahnya. Ini benar-benar perbuatan licik Demokrat," kata Trump di Twitternya.
Pembicaraan telepon antara Trump dan Zelensky yang terjadi hanya sehari setelah mantan penasihat Trump, Robert Mueller bersaksi di depan Kongres AS soal keterlibatan Rusia dalam pemilu AS. Koran the Wall Street Journal yang pertama kali melaporkan tentang Trump mencoba menekan Zelensky dalam pembicaraan telepon Juli lalu.
Ketika ditanya CNN saat di sela acara PBB di Kota New York kemarin, Zelensky menjawab, pembicaraan dirinya dengan Trump adalah bersifat 'pribadi dan rahasia'.
Ketika ditanya apakah dia ingin transkrip pembicaraannya dengan Trump dirilis, Zelensky menjawab," Lihat saja nanti."
(mdk/pan)