Duterte masih butuh AS di Laut China Selatan demi stabilitas kawasan
Pengakuan Duterte disebut lantaran AS masih menjadi tonggak utama persenjataan canggih yang dapat membantu Filipina di kawasan laut sengketa.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengaku bahwa Manila masih membutuhkan Amerika Serikat di Laut China Selatan. Pernyataan ini diucapkan Duterte beberapa waktu lalu dia sempat meminta pasukan AS pergi dari Filipina Selatan.
"Saya tidak pernah mengusir mereka dari Filipina, lagi pula kami membutuhkan mereka di Laut China Selatan. Kami tidak memiliki persenjataan lengkap,"ucap Duterte seperti dikutip dari Inquirer, Kamis (22/9).
-
Siapa saja yang terlibat dalam konflik Laut China Selatan? Tiongkok menggambarkan tuduhan tersebut "hanya kebohongan belaka", dan mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menutup mata terhadap "provokasi dan pelecehan" yang berulang kali dilakukan oleh Filipina.
-
Bagaimana Filipina menjadi negara merdeka? Baru tanggal 4 Juli 1946, republik Filipina mencapai kemerdekaan penuh setelah mencapai kesepakatan dengan Amerika. Manuel Roxas mengambil kembali sumpahnya sebagai Presiden pertama Republik Filipina, setelah menyepakati perjanjian dengan Amerika Serikat.
-
Kenapa elang Filipina terancam punah? Ancaman utama mereka adalah kehilangan habitat akibat pertanian, pertambangan, perburuan, penebangan, dan perubahan iklim.
-
Kapan Alice Guo meninggalkan Filipina? Diawali pada 18 Juli 2024 meninggalkan Filipina, lalu menuju Malaysia, kemudian ke Singapura pada 21 Juli, dan melakukan perjalanan ke Indonesia pada 18 Agustus.
-
Di mana Praka Ongen Saknosiwi bertanding melawan petarung Filipina di Byon Combat Showbiz Vol 3? Pertandingan sendiri digelar di Lapangan Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, pada Sabtu (22/6).
-
Di mana Tiongkok dikabarkan melakukan tindakan pengadangan terhadap Filipina? Hal ini dapat tergambarkan dalam konflik perseteruan belum lama ini di Desember 2023, ketika Angkatan Laut (AL) Filipina dihambat dan dihalang-halangi oleh Tiongkok saat melakukan operasi pengiriman logistik ke basis militer Filipina di area Second Thomas Shoal (Pollock & Symon, 2024).
Meski demikian, Duterte merasa AS masih memandang rendah Filipina. Dia merasa Negeri Paman Sam itu menganggap Manila tidak bisa melakukan apa-apa.
"Saya benar-benar tidak mengerti apa yang salah dengan orang Amerika. Mereka memandang kami seperti orang rendah," katanya.
Mantan Wali Kota Davao ini akhirnya kembali mengungkit masalah bantuan militer AS yang dianggap sekadar formalitas, seperti sejumlah jet tempur tanpa rudal.
Sementara itu, Duterte mengatakan bahwa Filipina menerima tawaran peralatan anti-terorisme dari China dan Israel. Namun, Filipina dianggap masih perlu berhati-hati dan menerima peralatan intelijen dari sumber-sumber terpercaya.
Sengketa Laut China Selatan ©wikipedia.com
Memanasnya situasi kawasan karena sengketa wilayah dengan China, membuat Filipina harus memiliki dukungan. Kendati demikian, Duterte menjelaskan, pernyataannya ini bukan berarti Filipina siap berperang dengan Negeri Tirai Bambu tersebut.
Menurut dia, berperang dengan China hanya akan berarti kematian besar-besaran.
Situasi di kawasan kian panas pasca diumumkannya putusan Pengadilan Tetap Arbitrase (PCA) mengenai Laut China Selatan. Filipina mengajukan tuntutan mempertanyakan klaim Beijing atas 90 persen perairan Laut China Selatan, yang juga masih tumpang tindih dengan wilayah Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, dan Taiwan.
Hasil putusan dimenangkan oleh Filipina, meski demikian, China tetap menolak keputusan tersebut dan bahkan tak mengakui keberadaan pengadilan yang berbasis di Den Haag, Belanda, itu. Filipina dan China akhirnya sepakat untuk membicarakan masalah ini lebih lanjut.
Baca juga:
China digempur Filipina soal pembangunan di Laut China Selatan
Duterte dinilai plin-plan soal isu Laut China Selatan
Beda sikap soal Laut China Selatan, Duterte sanjung bantuan China
Taiwan minta Google samarkan foto fasilitas militer di LCS
Wilayah diklaim China di Laut China Selatan tak punya dasar hukum