Ekspor Gandum Pertama Ukraina Resmi Tinggalkan Pelabuhan Odesa Menuju Lebanon
Ukraina dan Rusia menandatangani kesepakatan penting dengan Turki dan PBB. Kesepakatan ini bertujuan meredakan krisis pangan global yang disebabkan oleh pengiriman gandum yang diblokir di Laut Hitam.
Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov mengatakan kapal gandum pertama telah meninggalkan pelabuhan Odesa sejak Rusia menginvasi Ukraina.
"Keberangkatan kapal kargo Razoni yang berbendera Sierra Leone berisi 26.000 ton jagung akan meninggalkan pelabuhan Odesa menuju Lebanon pada 08.30 (05.30 GMT),” kata kementerian pertahanan Turki dalam sebuah pernyataan.
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Mengapa dunia khawatir dengan Rusia? Namun, perhatian dunia saat ini sepenuhnya tertuju pada Rusia seiring dengan invasinya ke Ukraina.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti Rusia di Punggung Bukit Atlantik Tengah? Mereka menangkap ikan yang tampak mirip dengan yang ditemukan di Kanada. Setelah para peneliti mengataminya lebih dekat, ikan tersebut memiliki kepala berukuran sedang, mata “sangat kecil” yang memiliki pupil tetapi tidak memiliki lensa dan gigi melengkung.
-
Siapa yang mengamankan Bule Rusia tersebut? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
Pengiriman ini akan dilanjutkan pula dengan pengiriman lainnya yang sudah disepakati dengan Rusia pada 22 Juli lalu. Ukraina dan Rusia menandatangani kesepakatan penting dengan Turki dan PBB. Kesepakatan ini bertujuan meredakan krisis pangan global yang disebabkan oleh pengiriman gandum yang diblokir di Laut Hitam.
Dikutip dari Al Arabiya (1/8), Turki secara resmi membuka pusat koordinasi bersama, khusus untuk mengawasi ekspor di Istanbul Rabu lalu, yang dikelola oleh pejabat sipil dan militer dari dua pihak yang bertikai serta delegasi dari Turki dan PBB.
Tugas utama mereka adalah untuk melibatkan pemantauan jalur aman kapal gandum Ukraina di sepanjang rute yang telah ditetapkan dan mengawasi inspeksi mereka untuk senjata terlarang dalam perjalanan masuk dan keluar dari Laut Hitam.
Pemblokiran pengiriman dari dua pengekspor gandum terbesar di dunia telah menyebabkan lonjakan harga yang membuat impor makanan menjadi sangat mahal bagi beberapa negara termiskin di dunia.
Berdasarkan perkiraan PBB, hampir 50 juta orang mulai menghadapi kelaparan akut di seluruh dunia sebagai akibat langsung dari perang.
Harga gandum turun tajam beberapa jam setelah kesepakatan gandum ditandatangani.
Reporter Magang: Gracia Irene
Baca juga:
Peringati Hari Angkatan Laut, Putin Sebut Amerika Sebagai Ancaman Utama Bagi Rusia
Presiden Ukraina Umumkan Evakuasi Wilayah Donetsk
Ini Faktor Pemicu Krisis Pangan yang Berpotensi Meningkatkan Jumlah Orang Miskin
Perang Drone Rusia-Ukraina, Siapa Lebih Unggul?
Rusia Dakwa 92 Anggota Militer Ukraina dengan Kejahatan terhadap Kemanusiaan
Dua Warga Amerika Tewas di Donbas Ukraina