FOTO: Penampakan Pertumbuhan Plankton yang Ekstrem Sampai Ciptakan 'Zona Mati' di Laut Thailand
Kemunculan plankton maupun alga telah mengubah air menjadi hijau terang dan membunuh kehidupan laut.
Zona mati merupakan sebuah wilayah perairan yang kekurangan oksigen atau bisa tak ada oksigen yang dapat membahayakan kehidupan makhluk laut.
FOTO: Penampakan Pertumbuhan Plankton yang Ekstrem Sampai Ciptakan 'Zona Mati' di Laut Thailand
Pertumbuhan plankton yang sangat padat di perairan lepas pantai timur Thailand telah menciptakan "zona mati".
- 50 Kata Kata Pantai Paling Keren, Bikin Unggahan Foto Sosial Media Makin Kece
- FOTO: Potret Tanggul Laut Jakarta yang Terus Ditinggikan, Tiap Dua Tahun Bertambah 20 Cm
- FOTO: Fenomena Supermoon Sturgeon Hiasi Langit Cerah Jakarta, Begini Penampakannya
- Penampakan Laut yang Aneh Terekam Kamera Pria ini, Bagai Masuk ke Dunia Lain
Kondisi ini mengancam mata pencaharian nelayan lokal yang membudidayakan kerang di perairan tersebut.
Untuk diketahui, zona mati adalah sebuah wilayah perairan yang mengalami kekurangan oksigen atau bisa tak ada oksigen sehingga membahayakan kehidupan makhluk laut.
Menurut ilmuwan kelautan mengatakan beberapa daerah di Teluk Thailand memiliki jumlah plankton 10 kali lebih banyak dari jumlah normal, sehingga mengubah air menjadi hijau terang dan membunuh kehidupan laut.
"Ini pertama kalinya saya melihatnya dengan sangat buruk,” kata ilmuwan kelautan Tanuspong Pokavanich.
Pertumbuhan plankton terjadi satu atau dua kali dalam setahun dan biasanya berlangsung dua hingga tiga hari, kata para ahli.
Mereka dapat menghasilkan racun yang membahayakan lingkungan, hingga dapat membunuh kehidupan laut dengan menghabiskan oksigen di dalam air dan menghalangi sinar matahari.
"Pesisir Chonburi terkenal dengan budidaya kerangnya, dan lebih dari 80 persen dari hampir 300 tempat budidaya di wilayah tersebut terkena dampaknya," kata Satitchat Thimkrajong, presiden Asosiasi Perikanan Chonburi.
Kondisi ini juga berdampak pada nelayan yang membudayakan kerang tersebut.
Salah satu nelayan bernama Suchat Buwat mengaku mengalami kerugian lebih dari 500.000 baht atau sekitar Rp215.502.000. Dia mengatakan rekan-rekannya juga mengalami kerugian tersebut.
Meskipun penyebab melimpahnya plankton masih belum jelas, para ilmuwan yakin polusi dan panas yang ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim menjadi penyebabnya.
"El Nino menyebabkan kekeringan dan suhu laut lebih tinggi, semuanya akan menjadi lebih buruk jika kita tidak menyesuaikan cara kita mengelola sumber daya, limbah air, dan cara hidup kita." kata Tanuspong.
Melimpahnya plankton sejak awal tahun ini telah menyebabkan ribuan ikan mati terdampar di sepanjang pantai di provinsi Chumphon di Thailand selatan, dan para ahli menilai perubahan iklim sebagai faktor pemicu fenomena tersebut.
Sementara di negara-negara dunia, gelombang panas laut telah menjadi kekhawatiran yang semakin besar pada tahun ini, ribuan ikan mati terdampar di pantai-pantai di Texas dan para ahli juga telah memperingatkan perkembangan alga di sepanjang pantai Inggris yang dinilai dapat menjadi ancaman sebagai akibat dari kenaikan suhu laut.