FOTO: Tak Ingin Berpisah, Induk Simpanse Ini Peluk Jasad Bayinya Selama Berbulan-bulan
Simpanse bernama Natalia itu diliputi duka mendalam setelah kematian bayinya yang berusia beberapa hari.
Simpanse bernama Natalia itu diliputi duka mendalam setelah kematian bayinya yang berusia beberapa hari.
FOTO: Tak Ingin Berpisah, Induk Simpanse Ini Peluk Jasad Bayinya Selama Berbulan-bulan
Pengunjung kebun binatang Bioparc di Valencia, Spanyol, selama tiga bulan terakhir disajikan pemandangan mengharukan dari seekor induk simpanse menggendong jasad bayinya. Simpanse bernama Natalia itu diliputi duka mendalam setelah kematian bayinya yang berusia beberapa hari. Foto: REUTERS/Nacho Doce
Seolah tak ingin berpisah, simpanse Natalia selalu memeluk jasad bayinya dan membawanya kemanapun dia pergi. Foto: REUTERS/Nacho Doce
“Ini adalah perilaku yang sebelumnya telah diamati pada simpanse, tidak hanya di kebun binatang tetapi juga di alam liar,” kata Miguel Casares, kepala Bioparc, kepada Reuters. Foto: REUTERS/Nacho Doce
- Foto Kedekatan Nadya Mustika dengan Buah Hatinya, Baihaqqi Ramadhan yang Lucu
- FOTO: Penampakan Terakhir Perempuan Berbaju Merah Sebelum Dibunuh dan Dimasukkan ke Koper
- FOTO: Penampakan Hamparan Sampah Plastik Rusak Keindahan Pantai Kedonganan Bali
- 8 Foto Bahagia Angga Wijaya Saat Umumkan Kehamilan Sang Istri Tercinta
Seperti halnya manusia, simpanse mungkin berduka atas kematian orang-orang terdekatnya, namun proses yang berlangsung begitu lama. Meski demikian, Casares mengatakan hal itu harus dihormati, seperti halnya manusia. Foto: REUTERS/Nacho Doce
“Pengunjung kami, yang pada awalnya cukup terkejut dengan pemandangan bayi yang meninggal, segera mengerti setelah kami menjelaskan kepada mereka mengapa kami meninggalkannya dan mengapa kami terus mengawasinya,” kata Cesares. Foto: REUTERS/Nacho Doce
Natalia sudah kehilangan salah satu anaknya pada tahun 2018, jadi kali ini dia diawasi secara ketat. Foto: REUTERS/Nacho Doce
Simpanse adalah salah satu primata paling terancam punah di Afrika. Populasi liarnya berjumlah 100.000 hingga 200.000 ekor menderita akibat perburuan, hilangnya habitat, dan penyakit. Foto: REUTERS/Nacho Doce