Front Al-Nusra rebut jalur penyeberangan Suriah dekat Israel
Para pejuang Front Al-Nusra merebut pos Quneitra di sisi Suriah dari pasukan setia kepada Presiden Basyar al-Assad.
Sayap Al-Qaidah di Suriah Front Al-Nusra dan pejuang Islam lainnya telah menguasai sebuah jalur penyeberangan perbatasan di daerah yang membagi antara Suriah dengan wilayah yang diduduki Israel yakni Dataran Tinggi Golan. Ini kata sebuah kelompok pemantau konflik Suriah kemarin.
Para pejuang, yang telah bersumpah untuk "membebaskan" wilayah itu, merebut pos Quneitra di sisi Suriah dari pasukan setia kepada Presiden Basyar al-Assad setelah terlibat bentrokan sengit. Ini kata kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Organisasi itu mengumpulkan informasi dari semua pihak dalam perang Suriah, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Kamis (28/8).
Jalur penyeberangan itu dipantau oleh PBB, yang mengawasi lalu lintas di antara kedua negara bermusuhan. Tapi jarak antara kedua pos negara saling berperang itu sekitar 200 meter.
Selama pertempuran, dua orang Israel terluka akibat peluru nyasar, yakni seorang tentara dan seorang warga sipil, keduanya di Dataran Tinggi Golan. Israel menanggapi dengan tembakan artileri di dua posisi tentara Suriah, kata militer Israel. Ini adalah kekerasan terbaru dari konflik sudah berlangsung tiga tahun.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan pasukan penjaga perdamaian belum bisa memastikan apakah para pemberontak telah merebut jalur penyeberangan sebab pertempuran sedang berlangsung di salah satu pintu gerbangnya.
Dujarric melaporkan pertempuran sengit terjadi antara angkatan bersenjata Suriah dan anggota bersenjata oposisi di daerah Quneitra. Dia menjelaskan beberapa mortir menghantam dekat posisi PBB dekat pangkalan pasukan penjaga perdamaian, tetapi mereka berlindung untuk menghindari korban.
Dia mengatakan komandan pasukan penjaga perdamaian di sana berhubungan dengan Suriah dan militer Israel, dan mendesak keduanya untuk "menahan diri serta mencegah eskalasi".
Serangan dari perang saudara di Suriah terkadang menyasar Dataran Tinggi Golan yang dikontrol Israel, dan kadang-kadang menyebabkan luka dan kerusakan pada tentara serta warga sipil. Israel mengatakan penembakan kadang-kadang sengaja ditujukan kepada pasukannya.
Israel merebut bagian barat Dataran Tinggi Golan yang strategis dari Suriah dalam perang 1967 dan mencaploknya, sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional.