Gunung Es Terbesar dan Tertua di Dunia Mulai Bergeser ke Perairan Hangat, Dampaknya Bisa Berbahaya
Para peneliti menemukan bahwa gunung es A23a memberikan nutrisi penting bagi perairan yang dilaluinya.
Gunung es terbesar dan tertua di dunia, yang dikenal dengan nama A23a, kini sedang melintasi Samudra Selatan di Antarktika. Gunung es ini terpisah dari Lapisan Es Filchner-Ronne pada tahun 1986 dan telah terjebak di dasar Laut Weddell selama lebih dari tiga dekade. Namun, pada tahun 2020, A23a mulai bergerak perlahan setelah terhenti. Dengan luas mencapai 3.900 kilometer persegi, gunung es ini memasuki fase 'perputaran' dan berputar tanpa arah sejauh 15 derajat setiap harinya. Saat ini, A23a kembali melintasi Samudra Selatan di sekitar Antarktika.
Dikutip dari laman British Antarctic Survey, Selasa (17/12), gunung es raksasa ini diperkirakan akan melanjutkan perjalanannya mengikuti Arus Lingkar Kutub Antartika dan akan berakhir di dekat pulau sub-Antartika, Georgia Selatan. Di lokasi tersebut, gunung es ini akan memasuki perairan yang lebih hangat.
-
Kapan gunung berapi akan meletus akibat peningkatan suhu kawah? Hal ini terjadi ketika magma yang tersimpan di dalam kawah semakin panas dan mencapai titik didihnya. Tekanan yang tinggi akibat panas ini membuat magma meledak secara tiba-tiba, menyebabkan letusan gunung api.
-
Bagaimana Gunung Patah mempertahankan ekosistem hutannya? Fakta lain dari Gunung Patah ini adalah di beberapa titik kaki gunung terdapat vegetasi hutan yang masih tergolong lebat dan belum terjamah oleh manusia sedikitpun. Dengan adanya hutan dengan vegetasi yang cukup lebat akan memicu siklus kehidupan satwa liar. Tentunya satwa liar sendiri bisa menjadi ancaman utama manusia ketika sedang melakukan pendakian di gunung ini.
-
Apa yang menjadi ciri khas Gunung Ireng? Satu lagi, daya pikat utama dari Gunung Ireng adalah panorama matahari terbit (sunrise) dan terbenam (sunset) yang memukau.
-
Bagaimana Gunung Erebus menghasilkan emas? Tidak semua gunung berapi bisa menghasilkan emas karena sebagian besar melepaskan gas dengan kekuatan yang jauh lebih besar, yang tidak memberikan cukup waktu bagi partikel emas untuk mengkristal. Namun, Gunung Erebus dengan erupsi yang lebih lambat memungkinkan proses tersebut terjadi.
-
Kenapa pendakian Gunung Gede Pangrango ditutup? Keputusan tersebut dampak cuaca ekstrem yang diperkirakan masih berlangsung hingga bulan depan sehingga dapat mengancam keselamatan pendaki.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
Para ahli memperkirakan, A23a akan pecah menjadi bagian-bagian kecil sebelum akhirnya mencair seluruhnya. Dikutip dari IFL Science, para ilmuwan telah mengamati dampak yang ditimbulkan oleh A23a terhadap lingkungan yang dilaluinya.
Akhir tahun lalu, kapal RRS Sir David Attenborough melakukan dokumentasi terhadap gunung es ini dan mengumpulkan sampel dari kedekatan tersebut untuk memahami kemungkinan lintasan dan dampaknya di masa depan. Para ilmuwan mengambil sampel dari A23a guna mengetahui kandungan mineral yang ada di dalamnya. Dengan analisis sampel tersebut, mereka juga berupaya memperkirakan dampak yang akan ditimbulkan oleh gunung es A23a terhadap tingkat karbon di laut. Penelitian menunjukkan, gunung es ini memberikan nutrisi bagi perairan yang dilaluinya dan menciptakan ekosistem yang berkembang pesat di area yang sebelumnya kurang produktif.
Dua Kali Luas London
Gunung Es A23a memiliki luas sekitar 3.900 km persegi, hampir dua kali lipat dari ukuran Kota London di Inggris. Sebagian besar dari gunung es ini terletak di bawah permukaan laut, menjadikannya objek yang menarik untuk dipelajari.
Pada tahun 1986, gunung es ini terbentuk dari bongkahan es Filchner yang terpisah, dan kini dikenal sebagai A23a. Setelah 30 tahun tidak bergerak, pada tahun 2022, A23a mulai bergerak mengikuti arus laut.
Pada November 2023, gunung es ini telah mencapai ujung utara Semenanjung Antartika. Diperkirakan, A23a bergerak sekitar 48 km per hari dan akan memasuki perairan yang lebih hangat di Antartika Selatan.
- 10 Hari Tersesat di Gunung, Pendaki Ini Selamat dengan Minum Air Satu Galon Sehari
- Gunung Ibu Erupsi Tiga Kali, Warga Diimbau Tak Beraktivitas dalam Radius 4 Km dari Kawah
- Sungai Terpendek Kedua Ternyata Ada di Indonesia, Airnya Jernih Cuma Punya Panjang 20 Meter
- Gunung Semeru dan Marapi Erupsi Lagi, Masyarakat Diminta Waspada
Para peneliti memperkirakan gunung es ini akan terus mencair seiring dengan perubahan iklim yang terjadi. Banyak penelitian dilakukan untuk memantau gunung es terbesar di dunia ini, termasuk oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
Dikutip dari laman NOAA, pengamatan terhadap A23a dilakukan menggunakan satelit Joint Polar Satellite System (JPPS). Satelit ini berfungsi untuk memantau pergerakan A23a di Laut Weddell dengan instrumen bernama Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS).
Jika A23a terus hanyut, gunung es ini dapat memengaruhi arus laut dan ekosistem di sekitarnya. Ukurannya yang sangat besar berfungsi sebagai penghalang alami yang dapat mengalihkan aliran air dan berpotensi mengubah pola cuaca di daerah tersebut.
Selain itu, pencairan A23a juga menimbulkan kekhawatiran mengenai percepatan kenaikan permukaan air laut. Jika proses pencairan ini berlanjut, volume air laut akan meningkat secara signifikan, yang dapat berdampak besar bagi lingkungan.