Ibu Mario Balotelli hanya jadi pembersih kantor
Dia cuma dibayar Rp 88 ribu sejam, sedangkan Balotelli bergaji Rp 1,7 miliar saban pekan.
Penyerang klub Manchester City Mario Balotelli adalah salah satu bintang Liga Inggris. Gajinya sepekan mencapai Rp 1,7 miliar. Namun, segala kemewahan itu sepertinya tidak dirasakan ibu kandung pemain keturunan Ghana itu.
Ibu Balotelli, Rose Barwuah, saat ini menjadi tenaga pembersih berstatus kontrak di Kota Cheadle, sebelah Manchester, Inggris. Setiap pagi dia harus berangkat kerja naik bus karena tinggal di apartemen murah di luar kota. Wanita 46 tahun ini per jam hanya mendapat bayaran Rp 88 ribu. Ini merupakan upah minimum di wilayah itu, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Senin (16/7).
Pemain sepakbola bernama asli Mario Barwuah itu pindah dari Ghana ke Kota Florence, Italia, bersama keluarganya ketika masih bayi. Orang tuanya, Thomas and Rose Barwuah, kesulitan biaya. Mario kecil akhirnya diserahkan kepada pasangan Fransesco dan Silvia Balotelli yang tinggal di Kota Brescia.
Ketika pemain ini berumur 18 tahun dan diterima klub Seri A Internazionale, orang tua aslinya meminta dia kembali tinggal bersama mereka. Namun penyerang yang juga membela tim nasional Italia itu menolak. Balotelli merasa keluarganya yang asli hanya ingin mendapatkan hartanya setelah dia sukses.
Tahun lalu, ibu kandung Balotelli pindah ke Inggris karena ingin berada dekat sang anak. Salah satu sumber keluarga ini kepada the Daily Mail mengatakan kepindahan itu bukan karena Rose menginginkan harta putranya. "Dia pindah ke Inggris, murni karena ingin merasa lebih dekat dengan Balotelli. Rose menepati janjinya, tidak pernah minta uang (kepada Balotelli) dan bertahan meski gajinya kecil," ujar sumber itu.
Berkat kepindahan sang ibu, hubungan Balotelli dan keluarga mulai akur. Kini dikabarkan pemain bola 21 tahun itu beberapa kali mengunjungi apartemen ibunya.
Balotelli adalah salah satu pemain bengal yang mempunyai gaya hidup mewah. Dia hobi mengoleksi mobil mahal dari bermerek Bentley, senang berpesta, gemar membeli sampanye langka, dan pernah menyumbang ratusan pound sterling cuma untuk sebuah gereja kecil.