Jenderal AS Sarankan Joe Biden Sisakan 2.500 Pasukan Militer di Afghanistan
Dua jenderal ternama Amerika Serikat (AS) menyampaikan, mereka pernah merekomendasikan 2.500 pasukan AS tetap ditempatkan di Afghanistan, menjelang penarikan penuh pasukan AS pada Agustus lalu.
Dua jenderal ternama Amerika Serikat (AS) menyampaikan, mereka pernah merekomendasikan 2.500 pasukan AS tetap ditempatkan di Afghanistan, menjelang penarikan penuh pasukan AS pada Agustus lalu.
Testimoni oleh Jenderal Mark Milley dan Jenderal Frank McKenzie kepada Kongres ini nampaknya berlawanan dengan Presiden Joe Biden, yang mengatakan tidak pernah ada saran tersebut.
-
Bagaimana Prabowo Subianto memulai karier militernya di TNI Angkatan Darat? Prabowo memulai karier militernya di TNI Angkatan Darat pada tahun 1974 sebagai seorang Letnan Dua setelah lulus dari AKABRI Darat di Magelang.
-
Siapa Syekh Nurjati? Syekh Maulana Idhofi Mahdi Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati menjadi tokoh penyebar Agama Islam yang berpengaruh di sekitar abad ke-14.
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
-
Bagaimana cara membentuk Angkatan Siber TNI? “Kalau ingin menambah matra atau angkatan baru, ubah dulu aturannya,” ujarnya.
-
Apa yang sedang dibahas mengenai Angkatan Siber TNI? Wacana angkatan siber kembali mencuat setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto untuk membentuk matra baru di TNI, yakni matra siber.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
Jenderal Milley mengatakan, AS sangat kaget dengan runtuhnya pemerintah Afghanistan yang sangat cepat.
Dikutip dari BBC, Rabu (29/9), kedua jenderal ini dipanggil komite layanan bersenjata Senat bersama Menteri Pertahanan, Lloyd Austin pada Selasa.
Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada 15 Agustus lalu, dengan menduduki istana kepresidenan. Kemenangan Taliban ini disusul dengan upaya pelarian ribuan warga Afghanistan yang takut dengan kembalinya kekuasaan Taliban. Ribuan warga Afghanistan memenuhi bandara Kabul dengan harapan mendapatkan penerbangan agar bisa keluar dari negaranya.
Jenderal McKenzie, yang mengepalai Komando Pusat AS mengawal proses penarikan pasukan AS dari Afghanistan menyampaikan, berdasarkan pertanyaan para senator Republik, dia merekomendasikan agar sejumlah kecil pasukan yaitu 2.500 personel tetap ditempatkan di Afghanistan.
Ini nampaknya berlawanan dengan pernyataan Biden kepada jurnalis ABC pada 19 Agustus bahwa dia tidak ada pihak yang memberikannya saran tersebut.
Jenderal Milley mengatakan, dia setuju dengan rekomendasi tersebut, tapi ketika ditanya Dan Sullivan dari Republik apakah pernyataan Biden merupakan “pernyataan keliru”, dia menolak memberi jawaban lugas.
Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki menanggapi hal tersebut.
“Presiden menghargai saran terbuka kepala (staf) gabungan dan militer,” ujarnya.
“Itu tidak berarti dia selalu sepakat dengannya.”
Psaki menambahkan, jika pasukan AS tetap berada di Afghanistan setelah tenggat waktu penarikan pada akhir Agustus, AS bisa berperang dengan Taliban.
Dengar pendapat pada Selasa dimulai dengan testimoni dari Menteri Pertahanan Lloyd Austin, disusun Milley, yang mengatakan saat ini akan lebih sulit melindungi orang Amerika dari serangan teroris di Afghanistan.
“Taliban adalah organisasi teroris dan masih tetap organisasi teroris dan masih belum memutuskan hubungan dengan Al-Qaidah,” ujarnya.
“Pembentukan kembali Al-Qaidah atau ISIS dengan cita-cita menyerang AS adalah kemungkinan yang sangat nyata, dan kondisi untuk memasukkan aktivitas di ruang yang tidak diatur dapat muncul dalam 12-36 bulan ke depan.”
Jenderal Milley mengatakan dia melakukan penilaian pada akhir 2020 bahwa percepatan penarikan pasukan dari Afghanistan bisa mempercepat runtuhnya pemerintahan Afghanistan.
Namun baik dia maupun Austin sama-sama bersaksi bahwa runtuhnya Afghanistan membuat militer AS lengah.
"Kami membantu membangun sebuah negara, tetapi kami tidak dapat membentuk sebuah bangsa," kata Austin.
"Fakta bahwa tentara Afghanistan yang kami dan mitra kami latih begitu saja mencair - dalam banyak kasus tanpa melepaskan tembakan - mengejutkan kami semua."
(mdk/pan)