Jusuf Kalla Yakin Tak akan Pecah Perang Saudara di Afghanistan
Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla meyakini tidak akan pecah perang saudara di Afghanistan setelah Taliban mengepung ibu kota Kabul dan menyebabkan Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara tersebut.
Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) meyakini tidak akan pecah perang saudara di Afghanistan setelah Taliban mengepung ibu kota Kabul dan menyebabkan Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara tersebut.
"Baik Taliban maupun Pemerintah Afghanistan sama-sama meyakini bahwa mereka bersaudara dan tidak akan memerangi negara yang sudah ditinggalkan oleh tentara Amerika Serikat,” jelas dalam keterangannya di Jakarta, Senin (16/8), seperti dikutip dari Antara.
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Mengapa Jusuf Kalla bingung dengan penetapan Karen Agustiawan sebagai terdakwa? Saya juga bingung kenapa dia jadi terdakwa, bingung karena dia menjalankan tugasnya," kata JK.
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai dampak dari hukuman terhadap BUMN yang rugi? Kalau suatu kebijakan bisnis, langkah bisnis rugi cuma dua kemungkinannya, dia untung, dan rugi. Kalau semua perusahaan rugi, maka seluruh BUMN karya harus dihukum, ini bahayanya, kalau satu perusahaan rugi harus dihukum, maka semua perusahaan negara harus dihukum, dan itu akan menghancurkan sistem," ujar JK.
JK, yang mengenal Ashraf Ghani dan pimpinan Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar, mengatakan keduanya selalu berupaya untuk menyelesaikan konflik di Afghanistan secara damai.
"Saya kenal baik dengan Presiden Ashraf Ghani dan Kepala Kantor Politik Taliban Mullah Abdul Gani Baradar. Mereka akan berupaya menyelesaikan secara damai konflik di Afghanistan yang sudah berjalan hampir 30 tahun," jelasnya.
Pada Desember 2020, JK berkunjung ke Afghanistan dan bertemu dengan Ashraf Ghani di Kabul. Selanjutnya pada Januari 2021, JK juga melakukan pertemuan dengan Mullah Baradar di Qatar.
Dalam pertemuan dengan kelompok Taliban tersebut, Baradar menyampaikan kepada JK pihaknya tidak akan mengusik kantor-kantor kedutaan besar negara asing di Afghanistan, termasuk KBRI di Afghanistan.
Dengan kondisi saat ini dimana kelompok Taliban menguasai Kabul, JK berharap Afghanistan menjadi terbuka dengan negara-negara asing, khususnya di bidang ekonomi.
"Saya harap Afghanistan terbuka dengan kerja sama dengan negara-negara lain yang tidak punya kepentingan politik, tetapi kerja sama perekonomian," tuturnya.
JK juga berharap Pemerintah Indonesia mendukung upaya perdamaian di Afghanistan.
Pada saat menjabat sebagai Wakil Presiden periode 2014-2019, JK terlibat secara langsung dalam perundingan damai bersama Ashraf Ghani dan para petinggi kelompok Taliban. Perwakilan Pemerintah Afghanistan dan pemimpin politik Taliban secara bergantian diundang makan di kediaman resmi wapres di Jakarta.
(mdk/pan)