Kertas suara pilkada di Korut hanya ada nama Kim Jong Un
Pilkada dimaksudkan untuk melihat loyalitas warga pada pemerintah Kim Jong Un.
Pemilihan suara pemimpin Korea Utara telah berlangsung kemarin, Minggu (19/7). Namun, ada yang aneh dengan pemilihan kepala daerah tersebut, hanya ada nama Kim Jong Un sebagai kandidatnya.
Rupanya, pilkada di sini bukannya bebas menentukan siapa yang akan jadi pemimpin Korea Utara, namun siapa yang 'setuju' dan 'tidak setuju' Kim Jong Un jadi pemimpin negara tersebut.
Jika warga mendukung diktator itu, mereka harus masuk ke sebuah bilik dan mencontreng namanya. Namun jika tidak setuju, warga Korut akan masuk ke bilik yang berbeda dan mencoretnya, dengan begitu, akan ketahuan siapa yang setuju dan tidak setuju.
"Menolak atau memilih, pemilihan ini digunakan sebagai tolak ukur loyalitas masyarakat pada pemerintah," ujar pengamat Korea Utara yang merupakan mantan perwira Angkatan Darat Amerika Serikat, Roger Cavazos.
Pengawasan saat pilkada berlangsung juga sangat ketat. Para pengawas juga berasa dari Partai Buruh Korea, yang dipimpin Kim Jong Un.
Dari sini terlihat sekali bagaimana egoisnya Kim Jong Un untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin negara tersebut.
Seperti dilansir dari International Bussiness Times, kemarin, pemilihan kepala daerah sejatinya berlangsung setiap empat tahun sekali, dan tahun ini merupakan pertama kalinya Kim Jong Un ikut dalam pilkada setelah menjadi pemimpin Korut 2011 silam.