Wanita Amerika ini kesal namanya disamakan dengan militan ISIS
Isis Martinez membuat sebuah kampanye yang menginginkan agar singkatan nama kelompok militan itu berbeda dengan namanya.
Berbagi nama dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) seakan menjadi beban berat yang harus ditanggung Isis Martinez, seorang wanita 38 tahun dari Negara Bagian Florida, Amerika Serikat. Akhirnya, dia memulai sebuah kampanye yang menginginkan agar singkatan nama kelompok militan itu berbeda dengan namanya.
Martinez, yang memiliki nama seperti ibunya (yang dinamai berdasarkan nama dewi langit dari mitologi Mesir), mengatakan kepada situs berita dan gaya hidup Fusion dirinya telah bosan dengan semua tanggapan negatif dari orang-orang mendengar namanya, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Sabtu (13/9).
Di saat Presiden Amerika Barack Obama mengumumkan rencananya untuk "menghancurkan" kelompok ISIS, yang telah merebut beberapa wilayah di Irak dan Suriah dan kemudian membuat marah negeri adidaya itu dengan memenggal kepala dua jurnalis AS James Foley dan Steven Sotloff, Martinez menulis di halaman Facebook kampanyenya bahwa "beberapa pekan terakhir adalah saat yang sangat menantang baginya".
Martinez mengatakan meskipun singkatan untuk nama kelompok ini adalah ISIL (Negara Islam Irak dan Levant) dan PBB, Departemen Luar Negeri AS dan bahkan Associated Press telah menyatakan dengan jelas bahwa ISIL adalah nama yang benar untuk digunakan ketika mengacu kepada kelompok itu, namun menurutnya hal buruk belum datang.
Ketika perawat ruang gawat darurat bertanya bagaimana dia mengucapkan namanya, dan Isis mengatakan padanya nama itu, sang perawat kemudian memperlihatkan kesedihan yang luar biasa terhadap dirinya.
Petisi online Martinez sejauh ini telah mengumpulkan 318 tanda tangan, dari targetnya yakni 1.000 tanda tangan.
Pihak lain yang juga mengalami kasus sama adalah David Emami. Dia mengatakan kepada stasiun televisi berbasis di Portland, KATU, dirinya tidak senang bagaimana nama putrinya masih berumur tiga tahun, Isis, kerap disalahgunakan.
"Dia dinamai menurut nama dewi Mesir. Dengan melihat namanya disalahgunakan dalam bentuk seperti itu maka ini sangat menyakitkan," ujar David.
Namun, dampak dari nama ISIS ini tidak hanya terkait dengan perorangan. Awal bulan ini, perusahaan pembayaran asal Amerika, Isis, secara resmi mengubah nama mereka menjadi Softcard, untuk menjauhkan diri dari dikaitkan dengan kelompok militan itu.
"Mungkin kebetulan, kami tidak memiliki keinginan untuk berbagi nama dengan grup ini dan hati kita pergi bersama mereka yang terkena dampak dari kekerasan dilakukan kelompok itu," kata kepala eksekutif Softcard, Michael Abbott, dalam sebuah pernyataan.
Korban lain mempunyai nama sama dengan kelompok militan itu adalah ISIS Mag, sebuah majalah rambut dan kecantikan bagi wanita keturunan Afrika, yang berbasis di London, yang baru-baru ini mengubah logo mereka menjadi "Mag".
"Kami mulai mendapatkan pesan dari halaman Facebook kami bahwa kita adalah bagian dari organisasi teroris, jadi saya berkata kepada mitra bisnis saya 'kita harus mengubah nama kami'," kata Linda Graham, pendiri ISIS Mag, kepada stasiun televisi Russia Today.
Menurut koran the Washington Post, masalah nama kelompok militan itu bahkan diperdebatkan panjang lebar di Gedung Capitol (kantor Kongres Amerika) pada pekan lalu. Ini membuat Partai Demokrat memutuskan nama yang mengacu pada kelompok militan itu sebagai ISIL.
Berikut rekaman bagaimana Isis Martinez meminta agar media tidak menyebut kelompok militan kini berperang di Irak dan Suriah dengan sebutan ISIS: