Lima kecaman pedas Obama kepada Donald Trump
Obama menyebut Trump tidak pantas jadi presiden AS.
Amerika Serikat akan segera melangsungkan pemilihan umum November mendatang. Sudah dua calon presiden dari dua partai di negara tersebut. Dari Partai Demokrat ada Hillary Clinton, calon presiden pertama perempuan AS, sementara dari Partai Republik ada Donald Trump.
Hillary Clinton merupakan istri dari mantan presiden AS Bill Clinton, dia juga mantan menteri luar negeri AS. Sementara Donald Trump adalah miliuner yang juga presenter reality show terkenal di Negeri Paman Sam.
Bicara mengenai Donald Trump, pengusaha tersebut sering sekali mengeluarkan pernyataan kontroversial yang memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk Presiden Barack Obama. Trump sering melecehkan imigran dengan pernyataannya dan hal ini membuat marah banyak orang.
Obama bahkan mengecam pernyataan Trump mengenai imigran dan warga muslim. Seperti sering diberitakan, Trump menyebutkan warga muslim dan imigran hanya akan membuat suatu negara dilanda teror terus-terusan.
Hal ini kemudian menjadi perhatian dari Obama, dia bahkan mengecam bakal presiden tersebut.
Merdeka.com berhasil merangkum berbagai kecaman Obama yang ditujukan pada Trump. Berikut ulasannya:
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Siapa yang meramal Donald Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
Obama kecam sikap anti-imigran Trump
Meski tidak langsung menyebutkan nama, Presiden Amerika Serikat Barack Obama tampak mengarahkan pernyataan marahnya ke calon presiden Partai Republik Donald Trump.
Obama mengecam keras sikap anti-imigran yang berkembang dalam politik Amerika, sebuah pernyataan yang dipandang sebagai kritikan terselubung terhadap beberapa tokoh yang paling banyak mendapat sorotan dalam bursa bakal calon presiden Partai Republik. Presiden dua periode AS itu mengatakan, membalikkan reformasi imigrasi merupakan kekeliruan, sambil mengungkapkan kemajuan pemerintahnya dalam menurunkan tingkat pengangguran warga Hispanik dan menyediakan lebih banyak layanan kesehatan bagi kelompok minoritas itu.
"Anda seharusnya tahu bahwa kebesaran Amerika tercipta bukan karena membangun dinding-dinding pembatas. Kebesaran Amerika tercipta karena kita memberikan peluang," ujarnya.
Dalam kampanyenya, Donald Trump berjanji akan membangun dinding pembatas antara Amerika Serikat dengan Meksiko untuk menutup arus imigran gelap.
Obama marah karena Trump larang warga muslim masuk AS
Presiden Amerika Serikat Barack Obama marah besar atas pernyataan bakal presiden dari Partai Republik Donald Trump. Dalam kampanyenya, Trump berjanji akan melarang warga muslim untuk masuk wilayah AS.
Usul Trump tersebut ditolak mentah-mentah oleh Obama. Menurut dia, ide Trump tersebut hanya mengkhianati warisan pluralisme ras, etnis dan agama di Amerika sendiri.
Trump telah berulangkali menggambarkan upaya Obama untuk mengalahkan teroris ISIS di Timur Tengah sebagai kebijakan yang lemah. Dia juga mengatakan Amerika harus mengambil tindakan militer yang lebih tegas terhadap ISIS.
Tak hanya itu, Trump juga menyebutkan akan mencegah warga Muslim yang lahir di luar negeri masuk ke Amerika guna menghindari terjadinya kemungkinan serangan teroris.
Obama peringatkan Trump, jadi presiden tidak sama dengan presenter reality show
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama memperingatkan calon penggantinya dari Partai Republik Donald Trump agar tidak menyamakan pekerjaan menjadi presiden dengan presenter reality show.
"Kami berada di zaman serius dan ini adalah pekerjaan yang benar-benar serius," kata Obama kepada wartawan di Gedung Putih. "Ini bukan hiburan. Ini bukan reality show," ucap Obama.
Trump sendiri menuai protes dari banyak pihak karena ucapan kasarnya yang dianggap membangkitkan rasisme di Amerika Serikat. Pengusaha ini pernah berjanji akan menolak muslim masuk ke AS untuk meminimalisir aksi terorisme. Dia juga menyebutkan akan membangun tembok pemisah AS dan Meksiko untuk mengurangi masuknya imigran gelap ke negaranya.
"Dia memiliki catatan panjang yang perlu diperiksa, dan saya pikir itu penting bagi kita untuk menganggap serius pernyataan yang dibuat di masa lalu," pungkas Obama.
Obama sebut Trump biang onar
Presiden Amerika Serikat, Barack Hussein Obama, menyindir kegaduhan dalam kampanye menjelang pemilu presiden pada 11 November mendatang. Secarta tidak langsung, sosok yang menurutnya menjadi biang kerusuhan adalah Donald Trump, bakal capres Partai Republik.
Obama mengatakan ada calon yang terlalu banyak mengumbar ujaran kebencian, sehingga proses kampanye tidak diisi diskusi substansial tentang kebijakan, tapi malah caci maki.
"Seharusnya yang menjadi fokus para calon kandidat adalah mencari cara negara kita bisa bertambah baik. Bukan malah saling menghina dan mengejek seperti pelajar di halaman sekolah, memutarbalikkan fakta, serta bukannya menciptakan jurang pemisah antar ras dan kepercayaan," kata Obama di sela penggalangan dana Partai Demokrat.
Obama lebih jauh menyindir Trump soal aktivitas si pengusaha yang menjual anggur di sela-sela kampanye. Obama menuding anggur itu pasti dijual mahal, karena Trump selalu mengira namanya layak dijual.
"Saya menduga anggur itu sebetulnya seharga USD 5 per botol. Tapi, mereka pasti memasang label baru, lalu minta anda membayar USD 50 per botol," kata Obama sambil tersenyum.
Kegiatan kampanye Trump selama beberapa pekan ini diwarnai kericuhan. Kelompok minoritas latin dan kulit hitam AS memprotes pandangan sang bakal capres yang rasis. Demikian pula warga muslim Amerika yang merasa Donald Trump sangat memusuhi mereka.
Obama sebut Trump tak pantas jadi presiden AS
Presiden Barack Hussein Obama akhirnya menyebut serta mengkritik Donald Trump terang-terangan. Obama mengaku tergerak bicara karena Trump menghina pasangan suami-istri muslim AS yang putranya tewas dalam perang Irak.
"Nominasi dari Partai Republik tidak layak menjadi presiden. (Trump) terus membuktikan ketidaklayakan tersebut," kata Obama di Gedung Putih.
Pangkal masalahnya adalah kehadiran Khizr Khan dan istrinya, Gazala, dalam Konvensi Partai Demokrat pekan lalu. Pasangan imigran itu bercerita pahitnya kehilangan putra mereka, Humayun Khan, yang tewas pada 2004 karena bom bunuh diri militan. Mendiang Humayun adalah kapten satuan Angkatan Darat militer AS di Irak.
Khizr lalu mengkritik Trump karena pernah mengusulkan larangan masuk orang beragama Islam, padahal mereka berjuang sama kerasnya seperti warga etnis dan agama lain sebagai patriot AS. Sesuai aturan militer AS, pasangan Khizr dan Gazala Khan memperoleh bintang emas karena pengorbanan sang putra di medan tempur.
Dalam wawancara terpisah, Trump, justru menyerang suami-istri Khan. Dia menuding Gazala tidak ikut berpidato di panggung konvensi, karena agama Islam melarang perempuan berbicara. "Saya juga sudah berkorban seperti mereka, saya punya banyak perusahaan," kata Trump dalam kesempatan terpisah.
Komentar Trump, menurut Presiden Obama sudah kelewatan. "Fakta bahwa dia menyerang keluarga bintang emas yang berkorban bagi negara ini, itu saja menandakan ketidaksiapan bekerja sebagai presiden," ujarnya.
Dari semua komentar Trump yang seenaknya sendiri, baru kali ini efeknya sangat buruk. Asosiasi Veteran Perang AS menyatakan sulit memilih Trump. Tak cuma itu, rekan-rekan sesama anggota Partai Republik tidak mau membelanya.
Â
(mdk/pan)