Donald Trump Terpilih Jadi Presiden Amerika, Ini Keuntungannya Bagi Indonesia
Prabowo dan tim masih punya kesempatan bernegosiasi dengan pemerintahan federal AS di masa transisi kepemimpinan,
Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Amerika Serikat mengusung beberapa harapan. Termasuk kerjasama sektor pertambangan mineral kritis dengan Negeri Paman Sam dalam kerangka Critical Mineral Agreement (CMA).
Diketahui, eks Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah bersepakat membentuk rencana kerja pembentukan Critical Mineral Agreement bersama Presiden Joe Biden, dalam KTT APEC di San Francisco pada November 2023 lalu.
Jika CMA sudah dimiliki, maka Indonesia akan dapat menjadi pemasok kebutuhan baterai kendaraan listrik atau Electric Vehicles (EV) di AS, secara berkesinambungan untuk jangka panjang.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso berharap, kemenangan Trump bakal membawa kabar baik soal kesepakatan mineral kritis yang sempat tenggelam.
"Kalau khusus dengan US sebenarnya yang kita bahas tahun ini penyelesaian CMA, Critical Mineral Agreement. Itu sudah proses cukup lama, namun dengan pergantian Presiden Trump pasti akan ada beberapa perubahan," ujar Susiwijono di Jakarta, Senin (11/11).
"Intinya beberapa critical mineral kita supaya bisa ekspor ke pasar di US, Eropa dan sebagainya, kayaknya akan ada pengaturan khusus. Nah, itu yang nanti harus kita detilkan lagi," dia menambahkan.
Menurut dia, Prabowo dan tim masih punya kesempatan bernegosiasi dengan pemerintahan federal AS di masa transisi kepemimpinan, sebelum Donald Trump dilantik pada 20 Januari 2025. "Jadi kita masih punya waktu untuk diskusi dengan tim yang ada di sana," imbuhnya.
Pertemuan Prabowo dengan Joe Biden direncanakan tak terjadi hanya di Washington DC saja. Kedua pemimpin negara dijadwalkan bakal kembali bertemu di KTT APEC 2025 Peru, dan KTT G20 Brazil.
"Apalagi nanti ketemu habis APEC, ketemu lagi di G20. Kebetulan kan pak Menko Perekonomian (Airlangga Hartarto) memimpin Sherpa Track (G20). Nanti banyak policy bidang ekonomi yang sudah dibahas bilateral akan dibahas di Forum G20 dengan 20 negara ekonomi terbesar di dunia," tutur Susiwijono.