Makin Banyak Warga AS Salahkan Donald Trump, Ini Penyebabnya
Hasil survei terbaru oleh firma riset pemasaran Ipsos, semakin banyak warga Amerika Serikat (AS) menyalahkan Donald Trump atas penutupan sebagian pemerintahan. Hal ini menyebabkan pemotongan gaji para pekerja federal pada pekan ini.
Hasil survei terbaru oleh firma riset pemasaran Ipsos, semakin banyak warga Amerika Serikat (AS) menyalahkan Donald Trump atas penutupan sebagian pemerintahan. Hal ini menyebabkan pemotongan gaji para pekerja federal pada pekan ini.
Jajak pendapat nasional AS, yang berlangsung pada 1 hingga 7 Januari 2019 lalu menemukan bahwa 51 persen orang dewasa yakin Trump "pantas menerima sebagian besar kesalahan" atas penutupan pemerintahan, yang memasuki hari ke 18 pada Selasa 8 Januari.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Apa yang dikatakan Donald Trump tentang dirinya dan Israel? "Saya presiden terbaik dalam sejarah Israel. Tidak ada yang melakukan apapun seperti yang saya lakukan ke Israel," kata Trump Maret lalu dalam wawancaranya dengan Israel Hayom.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
Dikutip dari The Straits Times pada Rabu (9/1), persentase fakta tersebut naik 4 poin dari jajak pendapat serupa yang berlangsung pada 21 hingga 25 Desember lalu.
Sementara itu, sebanyak 32 persen suara lainnya menyalahkan kubu Demokrat di Kongres AS, dan 7 persen sisanya menyalahkan Partai Republik. Persentase tersebut sebagian besar tidak berubah dari jajak pendapat sebelumnya.
Donald Trump menegaskan akan tetap menutup sebagian pemerintahan sampai Kongres AS menyetujui dana tambahan untuk perluasan tembok pembatas di selatan.
Penyeberangan perbatasan ilegal ke Amerika Serikat telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, namun Trump menegaskan bahwa tembok pembatas masih diperlukan untuk membendung "krisis kemanusiaan dan keamanan nasional" di wilayah tersebut.
Trump telah meminta Kongres AS untuk menambahkan dana pembangunan tembok pembatas sebesar hampir US$ 6 miliar, atau setara Rp 84,6 triliun.
Kubu Demokrat yang menguasai Kongres AS bersikukuh menolak permintaan Donald Trump, di mana menilai bahwa penambahan tembok pembatas adalah cara yang tidak efektif untuk mengamankan perbatasan.
Jajak pendapat turut menemukan sebanyak 41 persen suara masih mendukung penambahan pagar perbatasan, di mana hal itu menunjukkan penurunan 12 poin dari surveri serupa yang berlangsung pada pekan pertama 2015 lalu, ketika Republik menguasai Kongres AS.
Juga ditemukan bahwa hanya 35 persen orang dewasa di Amerika Serikat yang mendukung RUU belanja Kongres, yang mencakup dana pembangunan tembok perbatasan, dan 25 persen lainnya mendukung keputusan Trump untuk menjaga pemerintah tetap tutup sementara waktu.
Partai Republik, bagaimanapun, sangat mendukung desakan Trump terhadap perluasan tembok perbatasan. Mereka secara konsisten menempatkan imigrasi sebagai perhatian utama terhadap keamanan negara.
Sebanyak 77 persen suara dari Partai Republik mengatakan bahwa mereka ingin pagar perbatasan tambahan, dan 54 persen mendukung Trump untuk menutup sebagian pemerintahan sampai Kongres AS menyetujui desakan dana oleh Trump.
Penutupan sebagian pemerintahan AS telah memengaruhi kondisi federal, termasuk ancaman terbengkalainya taman nasional, penyaringan keamanan penerbangan, perumahan dan bantuan makanan, serta rilis data ekonomi.
Sekitar 800.000 orang pekerja federal telah cuti atau bekerja tanpa upah, dan banyak yang akan menerima pemotongan gaji untuk pertama kalinya pada Jumat esok.
Jajak pendapat oleh Ipsos dilakukan secara online, bekerja sama dengan kantor berita Reuters, di seluruh Amerika Serikat.
Survei ini mengumpulkan tanggapan dari 2.203 orang dewasa, termasuk 722 yang mengaku kubu Partai Republik dan 867 Demokrat. Jajak pendapat memiliki interval kredibilitas, ukuran presisi, sebesar 2 poin persentase.
Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Turki Minta AS Serahkan Pangkalan Militer di Suriah, Jika Tidak akan Dihancurkan
Anggota Kongres Amerika Serikat Rashida Tlaib Hapus Israel dari Peta di Kantornya
Pengusaha: Perang Dagang AS-China Belum Ada Kepastian Mau Dibawa Kemana
Mendag Enggar: Penutupan Pemerintah AS Tak Ganggu Perdagangan RI
Pengadilan Federal AS Dukung Kebijakan Trump Batasi Peran Transgender di Militer
Trump Perintahkan Penarikan, Pasukan AS Masih Bombardir ISIS