Malaysia dan 3 Negara Akan Daftarkan Kebaya Sebagai Warisan Budaya ke UNESCO
Nominasi yang akan diserahkan Maret 2023 nanti itu dijelaskan Badan Warisan Nasional (NHB) sebagai nominasi multikultural pertama yang dilakukan Singapura kepada Daftar Perwakilan UNESCO untuk Warisan Budaya Tak Benda Manusia.
Singapura bersama Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand akan menominasikan pakaian kebaya dalam daftar cagar budaya Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Nominasi yang akan diserahkan Maret 2023 nanti itu dijelaskan Badan Warisan Nasional (NHB) sebagai nominasi multikultural pertama yang dilakukan Singapura kepada Daftar Perwakilan UNESCO untuk Warisan Budaya Tak Benda Manusia.
-
Apa yang diekspor ke Singapura? Sebanyak 557.280 butir telur ayam konsumsi diekspor ke Singapura dengan nilai SGD 101.730 atau setara Rp 1,15 M.
-
Di mana wilayah Brunei Darussalam terbelah? Jika diamati di peta, wilayah Brunei Darussalam terpisah menjadi dua bagian. Negara ini dipisahkan oleh Sarawak, salah satu negara bagian Malaysia.
-
Bagaimana Singapura dikenal dunia? Singapore size is not as big as Indonesia, but the city ranks highly in numerous international rankings for its education, entertainment, finance, healthcare, human capital, innovation, logistics, manufacturing, technology, tourism, trade, and transport.
-
Kenapa wilayah Brunei Darussalam terbelah? Akibatnya, pada 1884 wilayah Brunei direbut dan terbelah menjadi dua bagian.
-
Kapan Singapura dijajah Jepang? Fakta menarik tentang negara Singapura lainnya ialah Singapura pernah dijajah Jepang selama 3 tahun, dari tahun 1942 hingga tahun 1945.Kala itu pada Perang Dunia Kedua, Jepang mengalahkan Inggris lalu menguasai Singapura. Pada saat itu, bibit-bibit pertikaian antar ras mulai muncul.
-
Bagaimana Brunei Darussalam terbelah menjadi dua bagian? Pada 1890-1905, Sarawak semakin mengkerdilkan wilayah Brunei, hingga tersisa dua bagian kecil seperti sekarang.
Menurut NHB, kebaya adalah pakaian tradisional wanita yang populer di kawasan Asia Tenggara.
“Kebaya mewakili dan merayakan sejarah bersama kawasan ini, mempromosikan pemahaman lintas budaya dan terus hadir dan secara aktif diproduksi dan dikenakan banyak komunitas di seluruh Asia Tenggara,” jelas NHB, dikutip dari The Strait Times, Jumat (25/11).
Chang Hwee, kepala NHB menjelaskan kebaya selama ini telah mewakili berbagai budaya penduduk Malaysia dan Singapura.
“Kebaya telah, dan terus menjadi, aspek sentral dalam representasi dan tampilan warisan budaya dan identitas Melayu, Peranakan dan masyarakat lainnya di Singapura, dan merupakan bagian integral dari warisan kami sebagai kota pelabuhan multikultural, dengan hubungan lintas budaya Asia Tenggara dan dunia,” jelasnya.
NHB sebelumnya menyatakan Malaysia telah mengusulkan dan mengoordinasi nominasi multinasional itu terlebih dahulu pada sejumlah rapat negara sepanjang 2022.
NHB menjelaskan Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand setuju bekerja sama untuk nominasi itu. Empat negara itu juga membuka negara lain yang ingin bergabung menyetujui nominasi kebaya.
Berbagai kegiatan untuk meraih dukungan nominasi telah dilakukan NHB sepanjang tahun. Seperti pada Agustus dan Oktober lalu di mana NHB melakukan enam kelompok diskusi dengan seluruh pihak terkait. Juga pada tanggal 1 – 3 bulan ini, perwakilan NHB menghadiri kegiatan dukungan nominasi kebaya di Port Dickson, Malaysia.
NHB juga akan melakukan kampanye publik pada Januari – Maret 2023 nanti demi mendapatkan dukungan.
Kini pihak UNESCO akan menilai seluruh nominasi yang masuk. Pengumuman penerimaan nominasi akan dilakukan UNESCO pada akhir 2024 nanti.
Salah satu dukungan yang diterima NHB adalah dari seorang wanita pembuat kebaya berumur 52 tahun bernama Ratianah Tahir. Tahir, pemilik usaha ‘Kebaya By Ratianah’ menceritakan kebaya telah menjadi pakaian favoritnya semenjak masih muda.
Tahir pun berharap adanya nominasi ini dapat menyadarkan anak-anak muda mengenai pakaian tradisional itu. Bahkan Tahir menjalankan usaha itu dengan putrinya yang berumur 29 tahun bernama Putri Nadirah.
Putri pun bercerita akhir-akhir ini banyak anak muda yang sadar akan budaya mereka.
“Sebelumnya tidak banyak anak muda, tetapi saya pikir akhir-akhir ini semakin banyak orang yang mencoba untuk mengetahui lebih banyak tentang budaya dan warisan mereka, dan karena itu ada lebih banyak apresiasi dan adopsi praktik budaya,” ujar Putri.
Dukungan nominasi juga diberikan pembuat kebaya berusia 51 tahun bernama Heath Yeo. Baginya, kebaya mempersatukan penduduk Melayu dan Peranakan hingga penduduk China dan Eurasia.
Yeo Kirk Siang, direktur divisi warisan dan penelitian NHB menjelaskan nominasi itu adalah nominasi nasional kedua Singapura. Dia menjelaskan pihak NHB akan bekerja sama dengan masyarakat Singapura untuk menentukan nominasi-nominasi lain.
Sebelumnya pada 2021, UNESCO telah menambahkan 61 elemen multinasional dari berbagai negara, seperti Swiss, Prancis, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman, Qatar, dan lain-lain.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)