Mampukah Korut Menyerang Korsel, Jepang dan AS dengan Rudal Nuklir? Ini Analisis Ahli
Korut juga diyakini sedang mempersiapkan uji coba pertama senjata nuklir mereka dalam lima tahun.
Tahun ini, Korea Utara telah melakukan serangkaian uji coba senjata pertahanan. Mulai dari rudal balistik antar benua (ICBM) sampai senjata hipersonik. Korut juga menembakkan roket dari kereta, kapal selam, dan peluncur "road-mobile".
Korut juga diyakini sedang mempersiapkan uji coba pertama senjata nuklir mereka dalam lima tahun.
-
Apa makna dari kata bijak Korea "가장 중요한 것은 지금 이 순간이다"? "가장 중요한 것은 지금 이 순간이다" - "Hal terpenting adalah saat ini."
-
Kapan Korea Utara menguji coba rudal Hwasong-17? Sistem persenjataan ini pertama kali diuji coba pada 2017 lalu.
-
Bagaimana Korea Utara membuat rudal nya lebih sulit dilacak? KCNA mengatakan, rudal yang diujicoba pada Oktober 2021 tersebut memiliki kemampuan canggih, termasuk 'mobilitas sayap' dan 'lompatan meluncur'. Lompatan meluncur merupakan cara mengubah lintasan rudal agar lebih sulit dilacak dan dicegat.
-
Siapa yang tampil memikat di sampul majalah Rolling Stone Korea? Tampil dengan pesona yang memukau, Jo In Sung, Han Hyo Joo, dan Ryu Seung Ryong. Muncul memikat di sampul majalah terkemuka, Rolling Stone Korea.
-
Di mana Korea Utara terletak? Korea Utara merupakan negara yang terletak di Asia Timur. Ibu kotanya bernama Pyongyang dan berseberangan dengan Korea Selatan.
-
Siapa yang memamerkan kemampuan senjata nuklir terbaru Korea Utara? Pada Kamis (23/3) pekan lalu, Pyongyang memperlihatkan kehebatan senjata strategis berupa drone nuklir bawah laut.
Bagi pemimpin Korut, Kim Jong Un, senjata-senjata ini penting untuk mempertahankan kekuasannya dari potensi ancaman "pasukan musuh", utamanya Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan.
Beberapa pengamat meyakini tujuan utama Kim kemungkinan menyerang Korsel, yang gagal dilakukan kakeknya, Kim Il Sung, pada 1950. Selain itu, tujuan utama lainnya adalah mencegah Washington membantu Seoul saat perang pecah.
Walaupun Kim awalnya terbuka untuk perlucutan senjata, dia menutup pintu untuk hal itu pada September lalu. Dia mendeklarasikan status Korut sebagai negara bersenjata nuklir itu "tidak dapat diubah" dan mengesahkan undang-undang baru yang mengizinkan hak penggunaan serangan bom atom sebagai langkah preemptive.
Kim pun menyatakan tidak gentar dengan berbagai sanksi internasional yang dijatuhkan ke Korut.
"Biarkan mereka menjatuhkan sanksi selama 100, bahkan 1.000 hari, atau bahkan 10 maupun 100 tahun," ujar Kim pada 8 September lalu, dikutip dari Aljazeera, Rabu (9/11).
Empat dari enam uji coba nuklir Korut berlangsung saat Kim Jong Un berkuasa. Uji coba berlangsung di situs Punggye-ri, daerah pegunungan di Provinsi Hamgyong utara.
Hans Kristensen dan Matt Korda dari Bulletin of the Atomic Scientists memperkirakan Pyongyang saat ini kemungkinan telah memiliki material bom atom untuk mengembangkan 45 sampai 55 senjata nuklir dan mungkin sekarang telah mengumpulkan 20 sampai 30 hulu ledak.
Namun menurut Ankit Panda dari Carnegie Endowment for International Peace, Korut mungkin saat ini telah memiliki 40 sampai 70 hulu ledak nuklir.
Para ahli saat ini mengatakan uji coba bom atom ketujuh Korut semakin dekat. Citra satelit mengindikasikan ada penggalian terowongan dan konstruksi bangunan pendukung di Punggye-ri.
Bisakah rudal Korut menjangkau AS, Korsel, dan Jepang?
Walaupun Pyongyang memiliki puluhan bom nuklir, belum jelas apakah senjata tersebut mampu menjangkau Korsel, AS, dan Jepang.
Menurut para ahli, kemampuan ini bertumpu pada beberapa kritera. Pertama, Korut perlu mengembangkan rudal yang jangkauan terbangnya bisa sampai ke negara tersebut. Kedua, Korut harus dapat menyesuaikan senjata nuklirnya dengan rudal jarak pendek, menengah dan panjang ini. Dan menurut ahli, Korut memiliki kemampuan yang pertama.
Mereka mengatakan Korut telah memiliki rudal yang dapat menyerang tetangganya selama beberapa dekade, dan pada 2017, Korut menunjukkan kemampuannya menerbangkan rudal yang bisa menjangkau benua AS, dengan keberhasilan uji coba Hwasong-15. Roket Hwasong-15 yang dilaporkan memiliki jangkauan 12.874 kilometer. Pada Maret 2022, Korut juga mengklaim telah menguji rudal dengan jangkauan yang lebih jauh, Hwasong-17 atau "rudal monster".
Namun belum pasti apakah Korea Utara dapat memperkecil bom nuklirnya sehingga dapat muat saat dimasukkan ke hulu ledaknya.
Panel ahli PBB melaporkan tahun lalu, ada negara anggota yang menilai Korut memang memiliki kemampuan untuk memasang hulu ledak nuklir pada rudal balistik jarak pendek, menengah, dan jarak jauh. Jika ini benar, artinya Pyongyang memiliki rudal yang bisa menyerang tetangganya.
Namun soal kemampuan menyerang AS masih dipertanyakan.
Aspek ketiga ini berkaitan dengan teknologi ICBM-nya. Setelah diluncurkan, proyektil ini menjelajah ke luar angkasa dan kemudian masuk kembali ke atmosfer bumi sebelum terjun dengan cepat untuk mencapai target.
Para ahli mengatakan Pyongyang belum menunjukkan apakah mereka dapat membuat pelindung panas yang mampu melindungi perangkat nuklir selama masuk kembali ke atmosfer yang ganas. Namun menurut Direktur eksekutif Center for Arms Control and Non-Proliferation, John Tierney, beberapa ahli tidak percaya ICBM Korut tidak memiliki kemampuan tersebut.
Dia menekankan, uji coba ICBM terbaru Korut dinilai gagal tetapi ada kekhawatiran karena Pyongyang terus menguji dan meningkatkan kemampuan senjatanya dengan cepat.
Baca juga:
Penampakan Rudal Korea Utara yang Jatuh di Perairan Korea Selatan
Potret Korea Utara Tembakkan Puluhan Rudal Balistik, Simulasi Serang Korsel dan AS
Korea Utara Punya Teknologi Baru, Meluncurkan Nuklir dari Bawah Laut
Kesibukan Kim Jong-un Pantau Uji Coba Rudal untuk Serang Korsel
Rudal Balistik Korut Melintasi Utara Jepang, KBRI Tokyo Minta WNI Tetap Tenang