Hampir Punah karena Dianggap Rumit, Ini Fakta Menarik Seni Pakemplung Khas Cianjur
Kesenian ini belakangan terancam punah karena dianggap rumit dan terlalu sakral
Kesenian ini belakangan terancam punah karena dianggap rumit dan terlalu sakral
Hampir Punah karena Dianggap Rumit, Ini Fakta Menarik Seni Pakemplung Khas Cianjur
Cianjur tak hanya terkenal dengan seni tetembangan mamaos yang melegenda hingga sekarang.
Wilayah berjuluk Kota Santri itu rupanya memiliki kesenian nenek moyang lainnya yang menarik yakni Pakemplung.
Kesenian Pakemplung selalu menarik untuk disimak, lantaran terdiri dari lantunan gamelan Sunda dan tarian yang penuh kelembutan.
-
Kenapa kerajinan payung Juwiring terancam punah? Tak banyak generasi muda yang berminat meneruskannya. Di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, tepatnya di Kecamatan Juwiring, terdapat sentra pembuatan payung lukis. Berbagai bentuk lukisan maupun perpaduan corak dan warna tergores indah di atas payung. Namun di desa itu, para perajin payung lukis menghadapi satu tantangan klasik, regenerasi. Tak banyak generasi berikutnya yang berminat untuk melanjutkan para orang tua mereka melukis di atas payung.
-
Kenapa Kesenian Kutukuprak sekarang sudah punah? Di sana disebutkan penyebab punahnya karena terjadinya perubahan sosial masyarakat, terutama setelah wilayah tersebut dijadikan sebagai bendungan.
-
Apa itu Tradisi Cikibung? Dahulu, tradisi Cikibung lazim dilakukan oleh ayah di Kabupaten Subang, Jawa Barat, untuk melindungi anaknya. Tradisi ini biasanya digelar di kawasan leuwi atau sejenis sungai yang cukup dalam pada sore hari. Warga setempat juga menyebutnya sebagai kasidah air, lantaran pemainnya yang merupakan ayah dan anak laki-laki menepuk-nepuk air hingga menghasilkan nada tertentu mirip kasidahan.
-
Apa isi dari rekuh Cianjur? Rekuh dianggap berbeda dari rujak lain karena isiannya yang tak hanya buah segar, melainkan juga ada tambahan potongan kentang dan tahu goreng.
-
Apa yang membuat rujak cingur Tanggulangin terkenal? Terkenal karena cita rasanya yang tak pernah berubah sejak generasi pertama, rujak cingur Tanggulangin selalu ramai pembeli.
-
Kenapa alat musik Canang Ceureukeh terancam punah? Menurut Muzayin, Canang Ceureukeh dan Alee Tunjang terancam punah karena minimnya pembuat dan pemainnya.
Biasanyan, warga mementaskannya saat masuk musim panen. Ini terkait fungsinya sebagai media rasa syukur akan banyaknya beras yang didapat setelah ditanam selama beberapa bulan.
Namun sayangnya, kesenian ini belakangan terancam punah karena dianggap rumit dan terlalu sakral. Berikut informasi tentang seni Pakemplung yang mulai sulit dijumpai.
Gunakan Musik Sakral
Mengutip Instagram Disparbud Cianjur, musik menjadi unsur pendukung dari tradisi nenek moyang ini. Biasanya, instrumen yang digunakan berupa kendang, kenong, gong sampai rebab gesek.
Foto: Niknik Dewi Pramanik
Agar suasana semakin terasa, turut hadir sinden yang menyanyikan tetembangan lawas dengan pesan khusus seputar pertanian maupun kehidupan sosial masyarakat perkampungan.
Musik dan sinden yang saling bersahutan menciptakan suasana sakral yang mengalun lembut, terlebih adanya seorang penari yang meliukkan tubuh dan jarinya secara tenang dan perlahan.
Dipersembahkan untuk Dewi Kesuburan
Dalam catatan jurnal berjudul “Makna Simbolik dan Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Seni Pakemplung di Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur” Karya Niknik Dewi Pramanik, Reiza D. Dienaputra, Bucky Wibawa Karya Guna, Muhamad Adji, disebutkan maksud dari pertunjukan ini.
Gong dan kenong sebagai alat musik untuk mengiringi Pakemplung.
Biasanya, kesenian ini digelar oleh masyarakat pertanian yang ada di Cianjur sebagai rasa bersyukur akan hasill panen yang melimpah.
Lantunan musik dan gerakan tari yang ditampilkan merupakan persembahan khusus kepada Dewi Kesuburan di kalangan masyarakat Cianjur bernama Nyi Pohaci.
“Seni Pakemplung aya dina ritual ngampih pare keur nyukakeun nyai (Seni Pakemplung ada dalam ritual mengangkut padi untuk berterima kasih kepada Nyi Pohaci),” tulis dalam jurnal.
Kesenian yang Rumit
Salah satu pelaku seni Pakemplung dari Kampung Tegal Bungur, Desa Wanasari, Kecamatan Naringgul, Narjo mengatakan bahwa saat ini seni tersebut terancam punah.
Ini didasarkan hilangnya minat anak muda untuk melestarikannya dan menampilkannya dengan baik, sesuai pesan leluhur.
Kendang dan gong besar yang juga sebagai penjaga irama dari seni Pakemplung yang hampir punah di Cianjur.
Selain itu, Narjo juga menyebut jika Pakemplung merupakan kesenian yang rumit. Sebab, keindahan secara makna dan pesan seputar kebaikan Nyi Pohaci arus terus dibawa dan saat ini anak muda belum memahami hingga ke arah sana.
Kemudian, pakemplung juga sering diadakan dengan sejumlah ritual leluhur agar kebaikan panen bisa terus berlanjjut di masa mendatang.
Hadirkan Sesajen
Pelaksanaannya diawali dengan ritual ngukus atau ngarajah yaitu meminta izin kepada para eluhur agar diberikan keselamatan ketika melaksanakan pertunjukan.
Kemudian pelaksanaannya juga untuk meminta keselamatan dari unsur pendukung Pakemplung, baik itu pemain, penonton dan pengundangnya.
Pelaksanaan ngukus dibarengi dengan penyediaan sesajen berupa telur, daging ayam maupun sapi mentah dan lainnya.
Sesajen kemudian disimpan di dalam saung yang diletakan di depan panggung. Ini yang kemudian disebut proses nyukakeun Nyai, di mana peritualan secara sakral yang mempersembahkan sesajen secara batiniah dipersembahkan untuk nyukakeun nyai.
Terancam Punah
Karena tidak ada yang meneruskan, kesenian Pakemplung diketahui dalam kondisi rawan. Rata-rata para pelaku seninya adalah mereka yang usianya di atas paruh baya.
Narjo kemudian mengibaratkan bahwa pertunjukan Pakemplung mirip sisindiran, yang terdiri dari sejumlah sampiran atau bungkus serta isi.
Secara tampilan, seni pakemplung ini boleh dimainkan dan bisa diajarkan pada siapapun. Akan tetapi secara isi, seni Pakemplung hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang mampu melaksanakan ritual dalam nyukakeun Nyai.