Rudal Nuklir Korea Utara Bikin Cemas Dunia
Berbagai pengembangan dan uji coba rudal nuklir yang dilakukan Korea Utara dipandang sebagai ancaman dunia. Simak selengkapnya!
Berbagai pengembangan dan uji coba rudal nuklir yang dilakukan Korea Utara dipandang sebagai ancaman dunia. Simak selangkapnya!
Rudal Nuklir Korea Utara Bikin Cemas Dunia
Rudal Terbaru Korut:
Drone Nuklir Bawah Laut
Korea Utara terus memamerkan kemampuan senjata nuklir terbarunya. Pada Kamis (23/3) pekan lalu, Pyongyang memperlihatkan kehebatan senjata strategis berupa drone nuklir bawah laut.
-
Kapan Korea Utara tembakkan 6 rudal taktis? Sejumlah rudal taktis ditembakkan secara bersamaan dari kendaraan peluncur rudal balistik jarak pendek (SRBM) di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara, pada 9 Maret 2023.
-
Apa yang sedang diproduksi di pabrik senjata Korea Utara? Pabrik senjata itu dikatakan tengah memproduksi rudal jelajah strategis dan pesawat nirawak (drone) untuk bertempur. Pabrik itu dikatakan memproduksi mesin untuk pesawat nirawak dan juga peluncur rudal multiroket.
-
Mengapa Reaktor Fusi Korea penting? Eksperimen seperti KSTAR dan Joint European Torus (JET) memberikan wawasan dalam pemanfaatan fusi nuklir sebagai sumber energi di masa depan.
-
Apa fakta trending tentang Korea Utara? Terbaru, di tahun 2024 ini, Korea Utara jadi sorotan usai mengirim ribuan balon berisi sampah ke Korea Selatan.
-
Siapa yang memimpin Korea Utara? Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) saat ini ialah Kim Jong-un. Dia mengambil alih kekuasaan sebagai orang nomor satu pada tahun 2011 setelah kematian ayahnya, Kim Jong Il.
-
Siapa yang meluncurkan rudal ke Israel? IDF mengatakan bahwa Arrow telah mencegah rudal permukaan-ke-permukaan di Laut Merah yang ditembakkan ke wilayahnya setelah roket tersebut menempuh jarak ribuan kilometer dari Yaman.
Menurut KCNA, drone nuklir terbaru bernama 'Haeil' itu dirancang untuk melakukan serangan diam-diam ke perairan musuh, serta menghancurkan kelompok penyerang angkatan laut dan pelabuhan operasional utama.
Selain itu, drone nuklir ini juga memiliki kemampuan untuk menciptakan gelombang tsunami radioaktif melalui ledakan bawah airnya.
Ancaman Nuklir Korut Semakin Beragam
Analis mengatakan Korea Utara memperlihatkan ancaman nuklir yang semakin beragam ke Amerika Serikat dan Korea Selatan. Namun, mereka ragu apakah senjata strategis di bawah air siap untuk ditempatkan.
"Akan ada silo, gerbong kereta, kapal selam, dan peluncur rudal bergerak.
Dan sekarang mereka menambahkan torpedo bawah air ini ke dalam campuran."
Ankit Panda, analis yang berbasis Carnegie Endowment for International Peace, sebagaimana dikutip Reuters (24/3).
Hwasong-17 merupakan salah satu rudal antar benua (ICBM) yang dirancang sebagai peluncur senjata nuklir yang bisa memperluas sasaran serangan Korut sampai daratan Amerika Serikat. Sistem persenjataan ini pertama kali diuji coba pada 2017 lalu.
Hwasong-17, Rudal Monster Antarbenua
Rudal Kebanggaan Kim Jong-un
Hwasong-17 menjadi salah satu rudal kebanggaan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Rudal ini beberapa kali dihadirkan Kim dalam parade militer dan diperlihatkan langsung kepada anaknya, Kim Ju-ae.
Korea Utara juga memiliki sistem peluncur rudal yang diangkut kereta api. Peluncur rudal ini hadir sebagai sarana melancarkan serangan balik terhadap pasukan musuh yang mengancam.
Peluncur Rudal di Atas Kereta Api
Selanjutnya, ada juga rudal balistik kapal selam (SLBM). Salah satu SLBM terbaru memiliki ukuran lebih tipis dan lebih kecil dari SLBM sebelumnya. KCNA mengatakan, rudal yang diujicoba pada Oktober 2021 tersebut memiliki kemampuan canggih, termasuk 'mobilitas sayap' dan 'lompatan meluncur'. Lompatan meluncur merupakan cara mengubah lintasan rudal agar lebih sulit dilacak dan dicegat.
Dari Balistik sampai Hipersonik
Korea Utara terus melakukan pemutakhiran pada sistem persenjataan rudalnya. Tak puas hanya dengan rudal balistik, Pyongyang juga mengembangkan rudal hipersonik jenis baru.
Pada awal tahun 2022, Korea Utara menguji coba menembakkan rudal mellaui kendaraan luncur hipersonik (HGV) . Menurut Jeffrey Lewis, seorang ahli senjata di Institut Studi Internasional Middlebury di AS, jenis HGV tersebut tampaknya adalah jenis peluncur hipersonik berbentuk kerucut, yang juga dikenal sebagai "manuvering reentry vehicle (MaRV)." Sistem senjata tersebut terbang sejauh 700 kilometer (435 mil), termasuk manuver lateral yang menempuh jarak sekitar 120 kilometer.
Berbagai pengembangan dan uji coba rudal nuklir yang dilakukan Korea Utara dipandang sebagai ancaman dunia. Salah satu negara yang aktif memberikan respons keras atas uji coba nuklir Korea Utara adalah Amerika Serikat. Amerika Serikat kerap kali menanggapi uji coba rudal Korea Utara dengan sanksi hingga menggelar latihan militer skala besar bersama Korea Selatan.