Ngerinya senjata gas beracun dalam perang, puluhan sampai ribuan jadi korban
Gas beracun saring digunakan sejak Perang Dunia II. Saat itu Adolf Hitler sangat tertarik untuk menggunakan sarin sebagai senjata.
Penggunaan senjata kimia dalam perang sudah sering terjadi. Terbukti banyak korban berjatuhan dalam perang-perang yang pernah terjadi di dunia.
Gas beracun saring digunakan sejak Perang Dunia II. Saat itu Adolf Hitler sangat tertarik untuk menggunakan sarin sebagai senjata. Kini, gas sarin digunakan sebagai serangan gas kimia yang mampu membunuh banyak warga Kota Khan Sheikhun, Suriah.
-
Kapan Perang Kamang terjadi? Perang Belasting yang berlangsung di Kamang ini kemudian disebut juga dengan peristiwa Perang Kamang yang terjadi sekira tahun 1908.
-
Kapan Persebaya bertanding melawan Persita? Bermain di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, pada Jumat (23/2/2024), Tim Bajul Ijo, julukan persebaya, berhasil menahan imbang Persita dengan skor 1-1.
-
Kapan Perang Badar terjadi? Perang Badar adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang menunjukkan kekuatan dan keimanan kaum Muslimin di bawah pimpinan Nabi Muhammad SAW. Perang ini terjadi pada 17 Ramadan 2 H atau 13 Maret 624 M, ketika pasukan Muslimin yang berjumlah 313 orang menghadapi pasukan Quraisy dari Makkah yang berjumlah 1.000 orang.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
Seperti dikutip Merdeka.com dari berbagai sumber, berikut perang dengan menggunakan gas beracun yang memakan banyak korban:
1. Serangan gas beracun Halabja
Serangan gas beracun Halabja terjadi pada periode 15 Maretâ19 Maret 1988 selama Perang Iran-Irak, ketika senjata kimia digunakan oleh pemerintah Irak terhadap kota Halabja (populasi 80.000). Korban peristiwa ini diperkirakan sekitar 5.000 jiwa.
Sebanyak 20 pesawat jet terbang di langit Halabja, Irak sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Tak berapa lama, menurut keterangan para saksi, terlihat asap putih, hitam dan kemudian kuning mengepul ke udara dari ketinggian 46 meter.
Tak berapa lama kemudian, suasana di lokasi tersebut mencekam. Suara teriakan warga terdengar di mana-mana.
2. Perang AS dan Vietnam
Selama Perang Vietnam, Amerika dilaporkan telah menggunakan sedikitnya tujuh juta liter senyawa kimia, yang dikenal dengan nama Agent Orange. Menurut Ketua Palang Merah Vietnam Nguyen Trong Nhan, dampaknya terlihat jelas terhadap ribuan anak di Vietnam yang terlahir cacat dan tersebar di sejumlah rumah sakit di Kota Hanoi dan Kota Ho Chi Minh.
Agent Orange adalah salah satu herbisida yang terkontaminasi dioksin yang disemprotkan selama Perang Vietnam dan digunakan dalam berbagai kegiatan industri dan pertanian.
Penggunaannya menyebabkan munculnya pusat kontaminasi dioksin, dengan konsentrasi bahan kimia dua sampai lima kali lipat lebih tinggi dibanding yang tak terkontaminasi.
Dioksin tergolong sebagai endocrine-disrupting chemicals (EDC) yang mengganggu kerja hormon untuk saling berkirim pesan satu dengan yang lain di dalam tubuh.
3. Serangan gas di Damaskus
Serangan kimia juga pernah terjadi di Damaskus, Suriah, pada 2013. Roket dengan sejumlah gas beracun diluncurkan di wilayah Ghouta. Sebanyak 1.400 orang, yang terdiri dari laki-laki, perempuan, dan anak-anak, tewas akibat serangan kimia tersebut.
Profesor Alexander Kekule dari Halle University mengatakan gejala pasien yang terkena serangan tersebut adalah gejala dari gas sarin.
4. Serangan gas beracun di Douma, Suriah
Sedikitnya 70 orang tewas di Suriah dalam dugaan serangan gas di Douma, kota terakhir yang dikuasai pemberontak di Ghouta Timur, Minggu (8/4). Namun Pemerintah Suriah telah menyebut tuduhan serangan kimia itu palsu.
Departemen luar negeri AS mengatakan mereka memantau laporan 'yang sangat mengganggu', dan bahwa Rusia, yang bertempur bersama dengan pemerintah Suriah, harus bertanggung jawab jika bahan kimia mematikan telah digunakan.
Sebelumnya, serangan seperti ini pernah terjadi pada 26 Februari 2018. Serangan gas beracun ini juga membuat beberapa orang di Ghouta Timur dirawat. Gejala keracunan gas klorin ini muncul usai serangan udara dan artileri yang dilancarkan oleh rezim Suriah.
(mdk/mtf)