Meksiko berhentikan ribuan polisi korup
Dengan peringkat Indeks Persepsi Korupsi serupa Indonesia, langkah Presiden Felipe Calderon terbilang fantastis.
Langkah Meksiko memberantas korupsi lebih berani ketimbang Peru. Presiden Felipe Calderon dua tahun lalu memecat ribuan polisi diduga korup.
Presiden bakal berakhir masa jabatannya bulan depan ini memerintahkan pemecatan itu. "Sebanyak 3.200 anggota polisi Meksiko dipecat karena tidak bertugas dengan baik, terkait korupsi, atau kejahatan terorganisasi," ujar Komisaris Kepolisian Federal Facundo Rosas, seperti dilansir situs BBC, dua tahun lalu.
Rosas mengatakan lebih dari seribu lainnya juga menghadapi sidang atas kasus tidak disiplin dan kemungkinan akan diberhentikan. Para polisi dipecat itu dilarang bekerja sebagai polisi di tingkat lokal, negara bagian maupun tingkat federal. Rosas menjelaskan lebih dari 4.500 anggota polisi sudah dipecat sejak Mei 2010.
Langkah Presiden Calderon tidak berhenti sampai di situ. Dia tahun lalu juga memecat lebih dari 900 polisi di Kota Boca Del Rio, Negara Bagian Veracruz. Kebijakan ini diambil sebagai bagian dari kampanye antikorupsi dan peningkatan keamanan terkait sindikat narkotika.
Keputusan Calderon ini terbilang fantastis, apalagi jika dibandingkan dengan Indonesia. Kedua negara ini memiliki peringkat serupa di Indeks Persepsi Korupsi versi Transparency International, yakni di posisi keseratus dengan skor 3,0.
Padahal, seperti di Meksiko, kepolisian di Indonesia termasuk lembaga paling korup. Banyak petinggi lembaga ini terlibat sejumlah kasus, seperti rekening gendut dan paling anyar kasus simulator SIM (Surat Izin Mengemudi).
Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf tidak kalah garang ketimbang Calderon. Dia bahkan memecat anaknya sendiri bersama 45 pejabat negara lainnya karena tidak menyerahkan daftar kekayaan kepada komisi antirasuah.
"Mereka tidak boleh menjabat selagi komisi antikorupsi Liberia belum menerima daftar kekayaan mereka," tulis pernyataan dikeluarkan kantor kepresidenan Liberia, Agustus lalu.