Menyibak operasi intelijen Korea Utara di Indonesia
Menyibak operasi intelijen Korea Utara di Indonesia. Tewasnya Kim Jong-nam, 53 tahun, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Malaysia Senin lalu membuat perhatian dunia tersorot pada aktivitas intelijen Korea Utara di Asia Tenggara. Korea Utara menempatkan intelnya di Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Peristiwa tewasnya Kim Jong-nam, 53 tahun, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Malaysia Senin lalu membuat perhatian dunia tersorot pada aktivitas intelijen Korea Utara di Asia Tenggara.
Menurut sumber intelijen, Korea Utara menempatkan intelnya di Malaysia, Singapura, dan Indonesia dalam dua dekade terakhir.
Operasi mereka di tiga negara Asia Tenggara ini diyakini salah satu yang terbesar di luar Korea Utara. Negeri pimpinan Kim Jong-un itu mempunyai badan intelijen bernama Biro Pengintaian Umum (RGB).
Dilansir dari the Star, Jumat (17/2), untuk menyamarkan aksinya di Malaysia dan Singapura, intel-intel yang sudah memenuhi kualifikasi akan bekerja sebagai insinyur, konsultan teknik di bidang industri konstruksi dan juga restoran Korea.
"Mereka memakai restoran sebagai tempat utama mengumpulkan informasi dan pengawasan. Sasaran mereka biasanya orang Jepang, politikus Korea Selatan, diplomat, orang top di perusahaan dan pengusaha yang punya bisnis di tiga negara ini," ujar sumber tersebut, seperti dilansir The Star, Jumat (17/2).
Di Indonesia, kata sumber tadi, RGB juga diketahui beroperasi di sejumlah pabrik tekstil di kota-kota besar, termasuk Jakarta.
"Salah satu toko pakaian berlokasi di atas sebuah restoran Korea Utara di Jakarta adalah bagian dari kantor RGB," kata sumber itu.
Untuk membiayai operasi ini, kata si sumber, RGB juga terlibat dalam penyelundupan narkoba. Informasi ini terungkap pada peristiwa gagalnya penyelundupan 125 kilogram heroin ke Australia lewat kapal komersial Pong Su pada 2003.
Penyelidikan oleh polisi Australia mengungkapkan RGB memakai pelabuhan Port Klang sebagai titik transit dan pengemasan narkoba supaya tidak mudah terlacak.
Sumber intelijen itu juga mengatakan RGB memanfaatkan Malaysia sebagai salah satu negara tujuan untuk mendistribusikan bahan kimia berbahaya yang bisa dipakai untuk membuat gas beracun.