Merasa Terancam Bakal Diserang, AS Bom Gudang Senjata di Suriah
Serangan ini ditujukan pada kelompok yang berafiliasi dengan Iran.
Militer Amerika Serikat mengumumkan pada Selasa (26/11), mereka telah melancarkan serangan terhadap fasilitas penyimpanan senjata milik kelompok yang tidak disebutkan namanya dan berafiliasi dengan Iran di Suriah. Tindakan ini diambil sebagai respons terhadap serangan yang menimpa pasukan Amerika sehari sebelumnya.
Komando Pusat AS (CENTCOM) menyatakan di platform X bahwa tujuan dari serangan tersebut adalah untuk "menurunkan kemampuan mereka untuk merencanakan dan meluncurkan serangan di masa mendatang terhadap pasukan AS dan Koalisi yang berada di wilayah tersebut untuk melakukan operasi D-ISIS," merujuk pada misi penargetan terhadap kelompok ISIS, seperti yang dilaporkan AFP pada Kamis (28/11).
- Badan Tegap dan Salam Hormat, Potret Verrell Bramasta Tiba di Senayan Mau Dilantik Jadi Anggota DPR
- VIDEO: Keras Seniman Perempuan Buat Acara 'Rampok' Lurah-Camat, Begini Reaksi Cawagub Kun Wardana
- Turun Langsung ke kebun Berseragam Lengkap Kasad Pakai Topi Caping Tanam Jagung Untuk Swasembada Pangan
- Kocak, Perayaan Ulang Tahun Prajurit TNI AD Main Perang-perangan Pakai Senjata Gagang Sapu
Dalam penilaian pasca-serangan, pihak militer melaporkan tidak ada korban sipil yang ditemukan. Saat ini, militer AS memiliki sekitar 900 tentara yang ditempatkan di Suriah dan 2.500 tentara di Irak, sebagai bagian dari koalisi internasional yang dibentuk pada tahun 2014 untuk memerangi kelompok ISIS.
Sejak terjadinya konflik di Jalur Gaza setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, kelompok pro-Iran telah berulang kali menyerang pasukan AS di Irak dan Suriah sebagai balasan atas dukungan Washington terhadap Israel. AS merespons serangan tersebut dengan melancarkan serangan terhadap kelompok-kelompok yang didukung Iran.