Muslim China dilarang pakai bahasa mereka di sekolah
Muslim China dilarang pakai bahasa mereka di sekolah. Pemerintah China terus menekan warga muslim Uighur di Xinjiang setelah pada Ramadan lalu mereka dilarang berpuasa. Peraturan ini rencananya akan diterapkan bulan depan pada tahun ajaran baru.
Pemerintah di Provinsi Xinjiang, China melarang warga muslim etnis Uighur menggunakan bahasa mereka di sekolah. Larangan itu juga berlaku di taman kanak-kanak pra sekolah.
Pemerintah China terus menekan warga muslim Uighur di Xinjiang setelah pada Ramadan lalu mereka dilarang berpuasa.
Laman the Independent melaporkan, Kamis (3/8), pengumuman larangan itu tercantum di laman resmi pemerintah Hotan di Provinsi Xinjiang. Langkah ini, kata pemerintah, bertujuan agar semua sekolah menggunakan satu bahasa nasional yaitu mandarin.
Peraturan ini rencananya akan diterapkan bulan depan pada tahun ajaran baru.
Pejabat Uighur mengatakan kepada Radio Free Asia, buku-buku teks sekolah juga nantinya akan memakai bahasa China daratan.
William Nee, peneliti dari Amnesty International mengatakan kepada Daily Mail, sebelumnya Partai Komunis China menyerukan penggunaan dua bahasa di sekolah-sekolah. Namun pada kenyataannya bahasa Mandarinlah yang lebih diutamakan dan menggusur bahasa Uighur.
"Dalam jangka panjang pemerintah bisa melemahkan identitas etnis Uighur," kata dia.
Warga muslim di Negeri Tirai Bambu diperkirakan mencapai 1,8 persen dari populasi. Di Provinsi Xinjiang saat ini ada sekitar 10,37 juta warga Uighur. Di provinsi ini juga ada 24.400 masjid.