Tingkat Pengangguran China Mengkhawatirkan, Lulusan S2 Jadi Petugas Kebersihan Sekolah
Persaingan kerja di level para lulusan perguruan tinggi semakin ketat seiring minimnya penyerapan tenaga kerja.
Ketika pasar kerja di China menyusut, para lulusan baru yang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan terpaksa mengurangi ambisi karier dan ekspektasi gaji. Ini didasari ekonomi yang sedang lesu.
Kenyataan itu makin terasa ketika keputusan perekrutan yang tidak biasa diumumkan ke publik baru-baru ini, di mana seorang pemuda berusia 24 tahun yang sedang mengejar gelar master di bidang fisika sedang menunggu pekerjaan baru sebagai petugas kebersihan sekolah menengah di kota Suzhou di bagian timur.
Sekolah Menengah Atas Suzhou yang berafiliasi dengan Universitas Aeronautika dan Astronautika Nanjing mengumumkan minggu lalu bahwa mereka berencana untuk mempekerjakan mahasiswa pascasarjana tersebut sebagai petugas kebersihan dengan kontrak sementara.
Berita itu beredar luas secara daring karena China terus melaporkan tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan anak muda. Menurut Biro Statistik Nasional (NBS), tingkat pengangguran untuk kelompok usia 16-24 tahun, tidak termasuk pelajar, naik menjadi 18,8 persen pada bulan Agustus, naik dari 17,1 persen pada bulan Juli.
Dilansir dari AFP, hampir 12 juta mahasiswa lulus dari universitas-universitas di China pada bulan Juni ini, meningkatkan persaingan di pasar kerja yang sudah ketat dan mungkin menjelaskan peningkatan tajam dalam pengangguran pada bulan Juli.
Jadi prioritas pemerintah
Pada bulan Mei, Presiden Xi Jinping mengatakan penanggulangan pengangguran di kalangan pemuda harus dianggap sebagai "prioritas utama".
Pengangguran bagi mereka yang berusia 25-29 tahun naik menjadi 6,9 persen pada bulan Agustus dari 6,5 persen pada bulan Juli, menurut NBS.
Angka pengangguran pada bulan Agustus muncul setelah pihak berwenang mengumumkan data yang kurang memuaskan untuk penjualan eceran dan pertumbuhan produksi industri pada bulan tersebut.
"Dampak buruk dari perubahan lingkungan eksternal saat ini semakin meningkat, permintaan domestik masih belum mencukupi, dan perekonomian masih menghadapi banyak kesulitan dan tantangan dalam pemulihannya yang berkelanjutan," kata NBS dalam pernyataan sebelumnya.