Terungkap Sisi Lain Akibat Kerusuhan Anti-Muslim di Inggris, Banyak Orang Belajar Islam & Jadi Mualaf
Pasca kericuhan di Inggris banyak warganya justru menjadi penasaran dan tertarik dengan Islam.
Aksi demonstrasi dan kerusuhan terjadi di beberapa kota di Inggris dalam sepekan terakhir. Kelompok sayap kanan merusak beberapa tempat dan fasilitas umum termasuk bangunan masjid
Kerusuhan pun membuat keberadaan umat Muslim di negara tersebut ikut terancam. Gelombang kerusuhan terjadi akibat adanya misinformasi seputar pembunuhan tragis tiga anak perempuan dalam insiden penusukan.
Menariknya, pasca kerusuhan terjadi, banyak orang di negara dengan julukan The Three Lions itu justru menjadi tertarik mempelajari Islam. Simak ulasan selengkapnya:
Banyak Orang Inggris Mendadak Tertarik Belajar Islam
Seorang imam masjid di Liverpool, Adam Kelwick mengatakan, banyak pengunjuk rasa yang sempat mengikuti aksi demonstrasi kini justru mengaku penasaran dengan Islam.
"Kami membuka pintu masjid seminggu setelah pengunjuk rasa keluar dan kami mengundang mereka untuk datang dan berbicara dengan kami," kata Adam melalui akun Instagram pribadinya @adamkelwick (12/8/2024).
"Kami ditanya pertanyaan sulit tentang hak-hak perempuan, istri-istri Nabi, dan hukum syariah di antara banyak topik lainnya dan kami memberikan jawaban yang jujur," tambahnya.
Setelah insiden kerusuhan, banyak masyarakat Inggris justru mengaku tertarik mempelajari mengenai Islam. Kata Adam, beberapa di antaranya bahkan menyampaikan niatnya untuk menjadi mualaf.
"Orang-orang berterima kasih kepada komunitas (muslim) kami, menyatakan dukungan, mereka mengatakan bahwa tidak pernah berpikir mempelajari Islam sebelumnya," kata Adam.
"Dan mereka sekarang mau mempelajarinya. Dan beberapa orang bahkan sudah menghubungi saya dan mengatakan bahwa ingin menjadi seorang Muslim," tambahnya.
Dalam videonya, Adam juga sempat menunjukkan momen kebersamaan dengan seorang pria yang sebelumnya ikut melakukan aksi demonstrasi. Namun, kini dia mengaku telah memiliki pandangan berbeda.
"Saya sekarang berubah total. Saya berlajar banyak malam ini," kata pria dalam video.
Kerusuhan di Inggris
Aksi demonstrasi berujung kericuhan di Inggris itu dipicu adanya penikaman terhadap tiga anak perempuan di Southport, Merseyside, pada Senin (29/7) lalu.
Serangan penikaman itu terjadi di sebuah acara bertema Taylor Swift di sebuah sekolah tari di Southport. Tiga anak perempuan yakni Bebe King (6 tahun), Elsie Dot Stancombe (7 tahun), dan Alice Dasilva Agular (9 tahun) meninggal dunia.
Insiden penikaman kemudian dimanfaatkan kelompok sayap kanan ekstrem untuk menyebarkan informasi palsu. Mereka menyebarkan informasi bahwa pelaku penikaman merupakan seorang imigran.
Informasi palsu tersebut lalu memobilisasi aksi protes anti-Muslim dan anti-imigran di Inggris.
Unjuk rasa pun berbuntut luas menjadi kericuhan yang kemudian menyasar para pencari suaka hingga komunitas Islam di negara tersebut.
Pada Selasa (30/7) malam, kelompok sayap kanan sempat turun ke jalan di Southport dan menyerang satu bangunan masjid.
Selain di Southport, kerusuhan meluas ke Manchester, Hartlepool, Liverpool, Bristol, London, dan bahkan ke ibu kota Irlandia Utara, Belfast.
Dewan Kepala Polisi Nasional Inggris mengatakan, bahwa 779 orang telah ditangkap pada Sabtu (10/8) seperti dikutip dari antaranews. Sekitar 349 orang di antaranya bahkan telah dituntut.